Pelindo Mau Pangkas Anak Usaha Jadi Sisa 39, Nasib Karyawan Gimana?

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) berencana untuk memangkas jumlah anak usaha dari saat ini 62 menjadi 39 perusahaan saja. Perusahaan membidik proses pengurangan anak usaha ini rampung di 2025 mendatang.

oleh Arief Rahman H diperbarui 10 Okt 2023, 21:59 WIB
Tampak Tumpukan peti kemas terparkir di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priuk, Jakarta, Rabu (25/3/2015). Pelindo II mencatat waktu tunggu pelayanan kapal dan barang sudah mendekati target pemerintah. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta PT Pelabuhan Indonesia (Persero) berencana untuk memangkas jumlah anak usaha dari saat ini 62 menjadi 39 perusahaan saja. Perusahaan membidik proses pengurangan anak usaha ini rampung di 2025 mendatang.

Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono menyebutkan pemangkasan anak usaha sebagai upaya untuk mengelompokan bisnis. Banyaknya jumlah anak usaha ini disebut imbas dari penggabungan Pelindo I-IV.

"Ada 62 entitas under Pelindo I, II, III, IV yang digabung dan kami secara bertahap akam dijadikan ke 39 dan ini pengelompokan suatu bisnis," ujarnya dalam Ngopi BUMN, di Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (10/10/2023).

"Kadang-kadang ada satu entitas yang dia bergerak di beberapa aspek, ada peti kemas, non kemas, ada logistik," sambungnya.

Timbul pertanyaan mengenai nasib karyawan pasca pemangkasan jumlah anak usaha ini. Arif berjanji tak akan ada pengurangan karyawan atau bahkan upah bagi pegawai anak usaha Pelindo tadi.

"Secara perlahan kita copot-copot (anak usaha) dan tentunya, karena ini BUMN, ada satu hal yang kami promise (janji) kepada karyawan, tidak ada rasionalisasi dan tidak ada pengurangan penghasilan. Kita jaga," tuturnya.

Dia mengatakan, proses pengurangan anak usaha Pelindo ditarget rampung 2025 atau lebih cepat. Sembari menunggu itu, komunikasi dengan karyawan Pelindo pun terus dilakukan.

"Komunikasi kita lakukan terus-menerus kepada teman-teman pekerja, kita lakukan secara bertahap, dan kita harapkan sekitar 2025 kita akan selesai semuanya, kemungkinan lebih cepat sedikit," pungkas Arif Suhartono.

 


Biaya Logistik Turun

Pelindo I Cabang Tanjungpinang yang mengelola tiga pelabuhan, salah satunya Pelabuhan Sri Bintan Pura (dok: Pelindo I)

Diberitakan sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menyatakan bahwa upaya transformasi yang dilakukan oleh perseroan turut berperan dalam menekan biaya logistik di Indonesia.

"Penggabungan Pelindo telah menciptakan sinergi dan transformasi antarentitas sehingga pengelolaan pelabuhan dapat dilakukan secara tersentralisasi, serta lebih optimal," kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dikutip dari Antara, Rabu (20/9/2023)..

Arif menyampaikan, Bank Dunia mencatat biaya logistik di Indonesia mencapai 23,8 persen pada 2018.

Sementara itu, berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), biaya logistik di Indonesia pada 2023 mencapai 14,1 persen. Sedangkan biaya logistik untuk kegiatan ekspor mencapai 8,98 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Ia mengatakan, biaya logistik yang jauh lebih rendah dibandingkan pada 2018 tersebut salah satunya berkat peran transformasi yang dilakukan perseroan.

 


Merger Pelindo

Kapal Temas Line bersandar di dermaga Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (dok: Pelindo I)

Pada 1 Oktober 2021, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggabungkan empat BUMN pelabuhan menjadi PT Pelindo (Persero). Setelah merger, Pelindo kemudian membentuk empat subholding atau anak usaha.

Empat anak perusahaan itu adalah PT Subholding Pelindo Terminal Peti Kemas (SPTP), PT Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT), PT Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM), dan PT Subholding Pelindo Solusi Logistik (SPSL).

"Pembentukan empat anak usaha itu membuat fokus pada masing-masing bidang pelayanan, sehingga kinerjanya meningkat. Transformasi di level operasional langsung dilaksanakan anak-anak usaha," ujarnya.

Arif mengungkapkan beberapa langkah yang dilakukan antara lain memperpendek waktu sandar (port stay) dan masa tinggal kontainer di terminal (cargo stay), menyatukan sistem pelayanan dan pembayaran melalui aplikasi online dan digital.

 


Operasional

Lapangan Penumpukan di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan (Dok: Pelindo I)

Tujuannya adalah untuk mengefisienkan operasional di pelabuhan, yang pada akhirnya akan menguntungkan Pelindo dan para pengguna jasa kepelabuhanan dan terminal.

Menurut dia, hasil transformasi tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan kinerja operasional. Arus peti kemas pada 2022 mencapai 17,2 juta TEUS, naik satu persen dibandingkan periode yang sama pada 2021.

Jumlah arus barang yang terealisasi mencapai 160 juta ton, tumbuh 9 persen dari 2021.

Selanjutnya, total arus kapal yang dilayani Pelindo mencapai 1,2 miliar GT, naik satu persen, sedangkan jumlah penumpang tumbuh 86 persen menjadi mencapai 15 juta orang.

Ia menambahkan, proses transformasi melalui efisiensi dan optimalisasi sumber daya berhasil membukukan laba bersih Rp3,9 triliun (audited) pada 2022, naik 23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Kontribusi Pelindo kepada negara pada 2022 juga meningkat, yakni mencapai Rp7,2 triliun atau lebih tinggi 54 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang baru Rp4,7 triliun.

"Kontribusi tersebut dalam bentuk setoran dividen, pajak (PPh, PPN dan PBB), penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan konsesi," katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya