Indonesia-Jerman Kolaborasi 17 Proyek Senilai Rp16,4 Triliun, Menuju Sistem Energi Dekarbonisasi

Indonesia-Jerman semakin memperkuat hubungan kolaborasinya dalam Sistem Energi Dekarbonisasi. Hal itu disampaikan dalam acara Indonesia Sustainability Weeks 2023.

oleh Shofiyah Sajidah diperbarui 12 Okt 2023, 17:20 WIB
Bendera Jerman (AFP PHOTO via capitalfm.co.ke)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia-Jerman semakin memperkuat hubungan kolaborasinya dalam Sistem Energi Dekarbonisasi, menggandeng Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Hal itu disampaikan pada acara Indonesia Sustainability Weeks 2023. 

Indonesia Sustainability Weeks 2023 yang dijadwalkan berlangsung selama empat hari dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan pemerintah, profesional, sektor swasta, akademisi, media, dan lainnya. Salah satu organisasi pemerintah federal Jerman yang berkantor di Jakarta, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) juga turut berkontribusi dalam penyelenggaraan acara tersebut.

Duta Besar Republik Federal Jerman Untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor Leste, Ina Lepel, menyoroti hubungan bilateral yang kuat antara Jerman dan Indonesia dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Ia menyampaikan rasa bangganya atas keterlibatan pemerintah Indonesia dan Jerman dalam kolaborasi selama lebih dari 30 tahun.

"Kolaborasi ini telah memberi tahu kami mengenai bantuan teknis dan finansial dalam berbagai inisiatif energi terbarukan yang mencakup peningkatan skala besar transmisi energi terbarukan, pekerjaan ramah lingkungan dan pengembangan keterampilan serta dialog inklusif antara organisasi masyarakat sipil, baik di tingkat nasional maupun regional," ujar Dubes Ina Lepel dalam sambutan pembukaannya ISEW 2023 di Hotel Kempinski, Jakarta pada Selasa 10 Oktober 2023, dikutip dari video siaran langsung akun YouTube Bappenas.

Selanjutnya Dubes Ina Lepel menegaskan, "Kami percaya bahwa bersama-sama kita dapat mewujudkan kemitraan ini demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Dalam konteks kolaborasi, Jerman diketahui telah menyumbangkan bantuan teknis dan finansial untuk proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia.

Dubes Ina Lepel pun mengumumkan bahwa saat ini mereka sedang menyelesaikan 17 proyek dengan total lebih dari 1 miliar euro (16,4 triliun rupiah), sementara proyek-proyek lain dengan total sekitar 800 juta euro (13 triliun rupiah) masih dalam proses.

Selain itu, pemerintah Jerman baru-baru ini meresmikan program EnergyHub yang bertujuan memperkuat kolaborasi energi bilateral dan meningkatkan efisiensi serta sinergi di antara keduanya.


Pentingnya Transisi Energi untuk Visi Indonesia 2045 dan RPJM

Ervan Maksum, ST, M.Sc, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, dari Kementerian PPN, Bappenas saat memberikan sambutan mengenai visi Indonesia 2024 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional pada acara ISEW 2023. (Tangkapan layar video streaming ISEW 2023).

Selain aksi kolaborasi dengan Jerman, Indonesia juga tengah menyusun rencana net zero emission atau bebas dari emisi.

Hal ini dipaparkan oleh Ervan Maksum, ST, M.Sc, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana, dari Kementerian PPN, Bappenas saat pembukaan ISEW 2023 pada 10 Oktober 2023. Ia menyoroti Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional dan Visi Indonesia 2045. 

Beliau juga menyampaikan bahwa transisi energi menjadi salah satu aspek penting dari rencana pembangunan ini.

"Kami telah mengidentifikasi 20 Game Changer, di antaranya adalah transformasi sosial, transformasi ekonomi, transformasi tata kelola, ketahanan sosial, budaya dan ekologi serta supremasi hukum, stabilitas, dan kepemimpinan Indonesia," kata Ervan Maksum dikutip dari video siaran langsung di laman resmi ISEW 2023.

Ervan Maksum juga menyoroti pentingnya solusi dalam pendanaan dan regulasi untuk meningkatkan investasi dari sektor swasta serta mendukung transformasi digital di bidang energi.

Ervan Maksum berharap Indonesia Sustainability Energy Weeks 2023 menjadi platform untuk menjembatani arah perencanaan pembangunan, komitmen, dan target Indonesia terkait perubahan iklim di sektor energi. Dengan adanya kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, serta partisipasi aktif dari pemangku kepentingan, diharapkan sinergitas perencanaan transisi energi dapat terwujud.


Indonesia Tengah Merancang Regulasi Hukum Serta Perlu Investasi

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Yudo Dwinanda dalam sambutannya di acara Indonesia Sustainability Week 2023. Tangkapan layar dari video streaming ISEW 2023

Pada sektor energi, Indonesia saat ini dikabarkan tengah berfokus pada perancangan regulasi hukum dalam hal transisi energi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Yudo Dwinanda Priyadi pada sambutan pembukaan ISEW 2023, Selasa 10 Oktober 2023.

"Pemerintah saat ini mempersiapkan rancangan baru kebijakan energi nasional kita," ujarnya dikutip dari video siaran langsung akun YouTube Bappenas.

"Saat ini kita sedang memasuki tahap finalisasi pembahasan dengan DPR mengenai undang-undang energi baru dan undang-undang energi," tambahnya.

Indonesia dilaporkan telah mengeluarkan undang-undang pertambangan dan batu bara yang baru pada dua tahun lalu. 

Kini, pemerintah sedang merevisi peran ketenagalistrikan batu bara dan pertambangan, energi terbarukan, minyak dan gas.

Selain perancangan hukum, Yudo juga membahas mengenai pentingnya teknologi dan investasi dalam implementasi ini.

"Untuk mendukung industri hijau, kita memperhatikan setidaknya dua hal. Nomor satu adalah teknologi yang lebih baik, lebih produktif, lebih efisien, dan terjangkau. Kedua, kita memang membutuhkan investasi," tuturnya. 

Indonesia saat ini dikabarkan sedang membutuhkan proyek-proyek baru di lapangan. Oleh karena itu, teknologi dan investasi dipandang penting. 

"Kami bersedia menggunakan teknologi dan menarik lebih banyak investasi ke Indonesia dan mengembangkan kapasitas keuangan kami sendiri di bidang konservasi energi atau peraturan pemerintah mengenai konservasi energi," jelasnya.


ISEW 2023 Penting untuk Transisi Energi Indonesia

Pembukaan acara Indonesia Sustainability Week 2023 di Jakarta, Selasa (10/10/2023). Tangkapan layar dari video streaming ISEW 2023.

Acara ISEW 2023 dipandang penting, mengingat Indonesia memiliki pertumbuhan konsumsi energi yang cepat dilansir dari laman resmi ISEW 2023.

Jumlah penduduk Indonesia yang relatif besar diyakini akan membuat permintaan energi akan terus meningkat pada tahun ke depan. Sehingga, Pemerintah Indonesia telah menetapkan target Energi Terbarukan (RE) yang jelas dan mengikat secara hukum.

Indonesia bermitra dengan negara internasional termasuk Jerman untuk menangani isu ini. 

Indonesia Sustainable Energy Weeks 2023 dengan tiga tujuan utama yakni antara lain:

  1. Jerman-Indonesia berupaya dalam hal menuju transisi energi global dan nasional
  2. Menjadi jembatan komunikasi antara pembuat kebijakan dan masyarakat
  3. Serta memperkuat kesadaran mengenai teknologi, kebijakan, dan solusi bisnis yang layak untuk transisi energi di Indonesia

Melihat latar belakang dan tujuan acara kemitraan Indonesia-Jerman ini, Indonesia kini diharapkan mampu untuk mengambil langkah-langkah pembangunan yang tepat menuju sistem energi yang berkelanjutan.

Contoh Infografis Hemat Energi (Hemat Energi di Rumah). Sumber : www.kominfo.go.id/

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya