Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah perusahaan akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 11 Oktober 2023. Adapun perusahaan yang dimaksud adalah PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) dan PT Logisticsplus International Tbk (LOPI).
Berikut ini Liputan6.com ulas dua calon emiten yang akan menjadi penghuni baru BEI, ditulis Rabu, (11/10/2023):
Advertisement
1.PT Koka Indonesia Tbk (KOKA)
PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 11 Oktober 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-72 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) mencatatkan saham perdana dengan kode saham KOKA.
Perseroan akan mencatatkan saham di papan pengembangan dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 715,33 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham KOKA akan mencatatkan saham sejumlah 2,86 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham senilai Rp 128 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 91,56 miliar.
Dalam melancarkan aksinya, Perseroan menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia dan PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari hasil IPO ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan untuk beberapa hal. Sekitar 17,23 persen atau sebesar Rp 15 miliar akan digunakan untuk belanja modal.
Sekitar 82,77 persen akan digunakan untuk modal kerja, meliputi antara lain pembayaran material bahan baku konstruksi, biaya logistik pengiriman, biaya operasional di lokasi proyek dan biaya administrasi yang timbul dalam proyek.
2. PT Logisticsplus International Tbk (LOPI)
PT Logisticsplus International Tbk (LOPI) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 11 Oktober 2023. Perusahaan tersebut mencatatkan saham perdana sebagai perusahaan tercatat ke-73 di BEI pada 2023.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Logisticsplus International mencatatkan saham perdana dengan kode saham LOPI.
Logisticsplus International mencatatkan saham di papan akselerasi dengan jumlah saham yang ditawarkan ke publik 300 juta saham. Lalu, emiten dengan kode saham LOPI akan mencatatkan saham sejumlah 1,11 miliar saham.
Adapun, harga penawaran saham senilai 100 per saham. Dengan demikian, perseroan berhasil meraup dana sebanyak Rp 30 miliar.
Sebagai pemanis, LOPI juga secara bersamaan akan menerbitkan 150 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan dengan perbandingan 2:1. Artinya, tiap pemegang dua saham baru akan mendapatkan satu waran.
Kemudian, harga pelaksanaan waran seri I senilai Rp 200 dan bakal meraup dana sebanyak Rp 30 miliar.
Dalam melancarkan aksinya, Perseroan telah menunjuk PT Elit Sukses Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Sementara itu, Perseroan akan menggunakan dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan penawaran umum perdana saham seluruhnya akan digunakan sekitar 60 persen untuk modal kerja operasional.
Advertisement
Dana Hasil IPO Logistics
Selain itu, sekitar 9 persen akan digunakan untuk pembelian software Cargo Wise dan alat-alat teknologi untuk mendukung operasional dan penjualan serta mengintegrasikan sistem operasional perusahaan, keuangan, sales, marketing dan pengelolaan aset.
Sistem teknologi informasi tersebut berguna untuk mengintegrasikan dengan pelanggan, kantor cabang, National Logistic Ecosystem (NLE), kantor perwakilan luar negeri, bea cukai, fasilitas pergudangan milik sendiri ataupun pelanggan.
Sisanya, sekitar 31 persen akan digunakan untuk pembelian armada truk baru melalui dealer resmi Isuzu yang tidak ada hubungan afiliasi dengan Perseroan.
Sedangkan dana hasil pelaksanaan Waran Seri I, seluruhnya akan digunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja Perseroan berupa pembayaran vendor jasa transportasi, sewa tongkang, biaya tenaga kerja, biaya bahan bakar, asuransi pengiriman, biaya marketing dan sales, biaya operasional kantor, biaya parkir inap armada darat, sewa alat pendukung operasional, biaya perjalanan proyek, biaya operasional kesehatan dan keselamatan kerja.
OJK Optimistis Penghimpunan Dana di Pasar Modal Rp 200 Triliun Bakal Tercapai
Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis nilai penghimpunan dana di pasar modal Indonesia dapat mencapai Rp 200 triliun hingga akhir 2023. Ini mengingat, hingga kini sudah tercapai sekitar Rp 190 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menuturkan, pihaknya berharap target penghimpunan dana ini akan tercapai. Bahkan, ia juga berharap bisa melebihi target yang telah ditetapkan.
"Mudah-mudahan kami optimis tahun ini akan tercapai target tersebut mungkin bisa lebih," kata Inarno dalam konferensi pers, Senin (10/9/2023).
Di sisi lain, ia menyebut, pasar saham Indonesia sampai dengan 29 September 2023 melemah tipis sebesar 0,19 persen mtd ke level 6.939,89 (Agustus 2023: 6.953,26), dengan non-resident mencatatkan outflow sebesar Rp4,06 triliun mtd utamanya akibat transaksi crossing (Agustus 2023: outflow Rp20,10 triliun mtd).
"Beberapa sektor di IHSG pada September 2023 masih dapat menguat diantaranya sektor barang baku dan sektor energi,” ujar dia.
Advertisement
Kinerja IHSG
Secara ytd, IHSG tercatat menguat sebesar 1,30 persen dengan non-resident membukukan net sell sebesar Rp5,24 triliun (Agustus 2023: net sell sebesar 1,18 triliun ytd). Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi pasar saham di September 2023 meningkat menjadi Rp11,36 triliun mtd dan Rp10,49 triliun ytd (Agustus 2023: Rp11,20 triliun mtd dan Rp10,38 triliun ytd).
Sejalan dengan pergerakan global, pasar SBN membukukan outflow investor asing sebesar Rp23,30 triliun mtd (Agustus 2023: outflow Rp8,89 triliun mtd), sehingga mendorong kenaikan yield SBN rata-rata sebesar 26,54 bps mtd di seluruh tenor. Secara ytd, yield SBN turun rata-rata sebesar 15,38 bps di seluruh tenor dengan non-resident mencatatkan net buy sebesar Rp60,81 triliun ytd.
Di pasar obligasi korporasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,18 persen mtd tetapi secara ytd masih menguat 5,91 persen ke level 365,17 (Agustus 2023: menguat 0,09 persen mtd dan 7,17 persen ytd). Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana keluar investor non-resident tercatat sebesar Rp349,15 miliar mtd, dan secara ytd masih tercatat outflow Rp911,13 miliar.