Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah perkasa pada Rabu pagi. Rupiah menguat 0,09 persen atau 14 poin menjadi 15.725 per dolar AS dari sebelumnya 15.739 per dolar AS.
Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terkoreksi menjelang risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Rabu malam (waktu Indonesia).
Advertisement
“Dolar AS terkoreksi setelah pernyataan dovish akan suku bunga dari dua pejabat The Fed Raphael Bostic dan Neel Kashkari bahwa The Fed tidak perlu kembali menaikkan suku bunga,” ujar dia dikutip dari Antara, Rabu (11/10/2023).
Lebih lanjut, Bostic khawatir akan perang Palestina melawan Israel, sedangkan Kashkari menyinggung imbal hasil obligasi AS yang sudah tinggi akan menurunkan inflasi.
“Efek dari perang bisa memicu investor ke risk off dan memborong obligasi AS dan akan menyebabkan imbal hasil obligasi turun dan ekspektasi suku bunga secara keseluruhan. Namun, masih terlalu dini untuk menyimpulkan,” ucap Lukman.
Hari ini, dia memprediksi rupiah bergerak di kisaran 15.650-15.750 per dolar AS.
Ekspektasi Pasar
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra telah menyampaikan bahwa ekspektasi pasar bahwa suku bunga akan bertahan di akhir tahun terlihat meningkat dari 57 persen menjadi 74 persen menurut CME FedWatch Tool.
Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS turut mengalami penurunan, yakni tenor 10 tahun turun dari kisaran 4,8 persen ke 4,6 persen.
USD Perkasa di Tengah Konflik Israel-Hamas, Begini Ramalan Rupiah
Indeks dolar Amerika Serikat atau USD kembali menguat pada Selasa, 10 Oktober 2023.
"Dolar AS menguat pada hari Selasa, didukung oleh status safe-haven seiring berlanjutnya kekerasan di Timur Tengah, namun kenaikannya terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat Fed," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis dikutip Selasa (10/10/2023).
Para pedagang kini bersiap menghadapi konflik berkepanjangan, yang baru-baru ini terjadi yaitu konflik Israel dan kelompok Hamas, yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang.
"Namun, kenaikan dolar terbatas setelah beberapa pejabat Fed mengindikasikan bahwa aksi jual obligasi baru-baru ini mungkin mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut," ungkap Ibrahim.
Ada sejumlah pejabat Fed yang akan menyampaikan pidato pada Selasa malam, menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan moneter September pada hari Rabu dan kemudian data CPI AS pada hari Kamis.
Ibrahim mengungkapkan, angka ini diperkirakan akan menunjukkan penurunan tahunan sebesar 5,0 persen penurunan dari penurunan bulan sebelumnya sebesar 2,1 persen, sebuah indikasi kesulitan yang dialami Eropa sehari setelah rilis data serupa di Jerman menambah kekhawatiran resesi.
Sementara itu, Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde akan berbicara nanti di sesi ini seiring dimulainya pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Maroko.
Advertisement
Rupiah Melemah
Rupiah melemah pada hari Selasa, 10 Oktober 2023
Rupiah kembali ditutup melemah 46 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 55 point dilevel Rp. 15.738 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.692.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp. 15.720- Rp. 15.770," Ibrahim memperkirakan.