Liputan6.com, Tel Aviv - Sebuah pesawat angkut pertama berisi amunisi canggih dari Amerika Serikat (AS) mendarat di pangkalan udara Nevatim di Israel selatan pada Selasa (10/10/2023) malam. Kabar ini dikonfirmasi oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di tengah serangan intensif mereka ke Gaza.
IDF menerangkan bahwa amunisi tersebut dimaksudkan untuk memungkinkan serangan signifikan dan persiapan menghadapi skenario tambahan.
Advertisement
"Kami berterima kasih atas dukungan dan bantuan AS kepada IDF pada khususnya, dan kepada Negara Israel pada umumnya, selama masa yang penuh tantangan ini," ungkap IDF, seperti dilansir The Times of Israel, Rabu (11/10).
"Musuh kita bersama mengetahui bahwa kerja sama antar angkatan bersenjata kini lebih kuat dari sebelumnya dan merupakan bagian penting dalam menjamin keamanan dan stabilitas regional."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dilaporkan akan mengunjungi Israel pada Kamis (12/10), untuk menunjukkan solidaritas dan dukungan langsung dari pemerintahan Joe Biden.
Israel Tuntut Pembebasan Sandera
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk AS Michael Herzog mendesak masyarakat internasional untuk menekan Hamas agar membebaskan orang-orang yang disandera.
"Kami meminta komunitas internasional menyerukan Hamas agar membebaskan mereka tanpa syarat karena penyanderaan adalah kejahatan perang," kata Herzog kepada CNN.
Herzog mengakui, para pejabat masih dalam proses membentuk pemahaman menyeluruh mengenai jumlah sandera, identitas, dan status mereka. Dia membenarkan bahwa di antara para sandera adalah warga Israel, AS, dan sejumlah warga negara lainnya.
Herzog mengatakan bahwa dia tidak yakin apakah ada sandera yang terbunuh.
Membahas evakuasi warga asing dari Gaza, Herzog mengatakan mereka berkoordinasi dengan pihak berwenang Mesir dan AS untuk membantu keluarnya orang-orang ini dengan aman, mengingat perbatasan dengan Israel ditutup rapat.
"Perbatasan antara Israel dan Gaza ditutup – ini adalah zona perang," kata Herzog.
"Kami tidak mempunyai kewajiban hukum untuk memberi mereka apapun kecuali kebutuhan dasar kemanusiaan untuk makanan. Kami mematuhi hukum internasional."
Hamas sendiri, tuduh Herzog, telah merusak infrastruktur vital yang bermanfaat bagi Gaza, seperti 10 saluran listrik yang mengalirkan listrik dari Israel ke Gaza.
Advertisement
Gaza Terus Digempur
IDF menyatakan bahwa pihaknya melancarkan serangan udara besar-besaran di Jalur Gaza, mengenai lebih dari 200 sasaran selama Selasa. Kawasan al-Furqan termasuk salah satu target.
Serangan pada Selasa malam adalah serangan udara ketiga ke al-Furqan selama 24 jam terakhir.
Kawasan tersebut dicap sebagai "sarang teror" yang digunakan Hamas untuk melancarkan serangan terhadap Israel. Dalam tiga serangan tersebut, IDF mengatakan bahwa total 450 target telah diserang sejauh ini.
"Lusinan jet tempur ikut serta dalam serangan tersebut," sebut IDF.
Sebelumnya, IDF mengungkapkan bahwa jet-jetnya menyerang lebih dari 70 sasaran Hamas di Distrik At-Tuffah, Kota Gaza.