Liputan6.com, Bandung - Akhir-akhir ini lagu bertajuk stop bullying menjadi lagu yang ramai didengarkan oleh masyarakat terutama anak-anak. Lagu ini mempunyai pesan mendalam terkait perilaku perundungan dan mengajak semua orang untuk menghindari perilaku buruk tersebut.
Perlu diketahui, bullying atau perundungan merupakan sebuah tindakan agresif yang dilakukan oleh seseorang untuk mengintimidasi orang lain yang dinilai lemah. Perilaku ini adalah perilaku negatif dan termasuk kedalam penyimpangan sosial.
Advertisement
Tindakan bullying bisa terjadi di mana saja bisa di lingkungan sekolah, lingkungan kerja, hingga lingkungan rumah. Dampak dari tindakan bullying bisa memberikan efek negatif baik jangka pendek atau panjang.
Korbannya akan merasa kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari terutama untuk melindungi dirinya sendiri. Melansir dari siloamhospitals, tindakan bullying mempunyai berbagai macam bentuknya mulai dari secara fisik, lisan, dan masih banyak lagi.
Tindakan ini sering kali dilakukan secara berkelompok dan pelakunya sering merasa lebih berkuasa. Sebaliknya korban biasanya hanya satu individu yang dianggap oleh para pelaku sebagai sosok yang lemah.
Selain itu akhir-akhir ini di Indonesia banyak sekali pemberitaan kasus bullying yang terjadi terutama dalam lingkungan sekolah. Adapun lagu stop bullying kini viral di media sosial dan didengarkan oleh anak-anak.
Lagunya bisa dinyanyikan dengan mudah karena menggunakan nada lagu "Di Sini Senang di Sana Senang" yang telah lama populer di Indonesia.
Lirik Lagu ‘Anti Bully Disini Teman’ (Stop Bullying)
Disini teman
Disana teman
Dimana mana kita berteman
Tak ada musuh
Tak ada lawan
Semua saling menyayangi
Tidak ejek ejekan
Tidak pukul pukulan
Saling tolong dan sayang dengan teman
Disini teman
Disana teman
Dimana mana kita berteman
Tak ada musuh
Tak ada lawan
Semuanya saling menyayangi
Tidak ejek ejekan
Tidak pukul pukulan
Saling tolong dan sayang dengan teman
Advertisement
Apa Itu Bullying?
Bullying atau dalam bahasa Indonesia berarti penindasan/risak merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang atau kelompok. Tindakan bullying biasanya dilakukan oleh orang yang dinilai lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain.
Melansir dari kemenpppa.go.id tindakan bullying bisa terjadi dimana saja bisa di rumah, tempat kerja, masyarakat, komunitas virtual, hingga lingkungan sekolah. Kasus bullying paling sering terjadi di dunia pendidikan atau lingkungan sekolah.
Tindakan bullying di sekolah biasanya berbentuk perilaku agresif dan dilakukan berulang-ulang oleh seseorang atau kelompok siswa yang dinilai kuat atau mempunyai kekuasaan. Adapun korbannya adalah siswa yang lebih lemah dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Namu perlu diketahui korban yang mengalami bullying mendapatkan perlindungan Undang-undang. Sehingga pelakunya dapat terancam pidana jika dengan sengaja melakukan perundungan baik ringan atau berat.
Dampak Bullying
Bullying bisa memberikan dampak yang sangat besar terhadap korbannya baik secara fisik hingga kesehatan mentalnya. Melansir dari stopbullying.gov berikut ini adalah dampak-dampak yang bisa terjadi pada korban:
1. Depresi dan Kecemasan
Korban yang mengalami penindasan bisa membuat kesehatan mentalnya sangat terganggu terutama meningkatnya perasaan sedih hingga kesepian. Akibatnya korban bisa mengalami depresi berat dan kecemasan yang menghantui dirinya.
Selain itu secara mental korban bisa kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang biasa mereka nikmati. Bahkan korban bullying berat yang tidak sembuh bisa merasakan masalah tersebut lanjut hingga usianya dewasa.
2. Masalah Kesehatan
Korban yang mengalami bullying pada fisiknya terutama jika mengalami kekerasan sering mendapatkan masalah pada kesehatannya. Jika kekerasan dilakukan secara berat korban bahkan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
3. Penurunan Sosialisasi dan Akademik
Penurunan sosialisasi bisa terjadi pada korban bullying dan kerap kali korban merasa kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu penurunan akademik juga bisa terjadi karena korban tidak bisa fokus karena terus merasa cemas berada di sekolah.
Advertisement