Liputan6.com, Jakarta - Survei baru dari McKinsey & Company menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen masyarakat berniat untuk terus menggunakan layanan telemedisin bahkan ketika pandemi sudah berakhir.
Survei ini dilakukan oleh konsultan manajemen global tersebut dengan mengumpulkan data di Indonesia pada kuartal tiga 2022.
Advertisement
Hasil survei mengungkapkan adanya perubahan signifikan dalam perilaku perawatan kesehatan di kalangan masyarakat Indonesia. Ini sangat selaras dengan tren yang terjadi di Good Doctor hingga saat ini.
Chief Executive Officer PT Good Doctor Technology, Danu Wicaksana, menyampaikan bahwa sesudah pandemi, pihaknya mengamati tiga perubahan penting dalam perilaku pengguna Good Doctor.
Pertama, selama pandemi, orang-orang mencari layanan Good Doctor terutama untuk masalah terkait COVID. Namun, kini mereka berkonsultasi dengan telemedisin tersebut untuk berbagai penyakit lain. Seperti demam, gangguan pencernaan, maag, batuk dan alergi.
Kedua, ketika pandemi, konsultasi banyak dilakukan secara individual dan didanai sendiri.
“Kini kami melihat banyak perusahaan yang memfasilitasi karyawannya untuk mengakses layanan Good Doctor secara gratis, dengan lebih dari 55 perusahaan asuransi dan lebih dari 2.500 korporasi telah bermitra dengan kami,” mengutip keterangan pers, Rabu (11/10/2023).
Ketiga, masyarakat yang menggunakan layanan Good Doctor selama pandemi masih mengandalkan telemedis bahkan setelah pandemi berakhir. Pasalnya, mereka merasa nyaman dengan layanan tersebut dan sudah menjadi bagian dari layanan kesehatan rutin mereka.
Dapat Dukungan Dana
Sejalan dengan tren yang kuat dan meningkatnya permintaan adopsi telehealth di Indonesia, Good Doctor baru-baru ini mendapatkan pendanaan Seri A dalam kisaran 10 juta Dolar AS. MDI Ventures bergabung dalam pendanaan ini sebagai investor baru dan utama, diikuti oleh investor lama, Grab, yang juga menaungi Grab Health dengan didukung oleh Good Doctor dalam aplikasi Grab.
MDI Ventures, perusahaan modal ventura terbesar di Indonesia, menyatakan keyakinannya terhadap solusi layanan kesehatan inovatif Good Doctor yang dirancang untuk pasar lokal.
Dalam pernyataannya, Chief Executive Officer, MDI Ventures Donald Wihardja mengatakan, pihaknya mengakui kemajuan yang telah dicapai aplikasi tersebut, khususnya di segmen korporasi.
“Dedikasi mereka dalam menyediakan layanan kesehatan yang mudah diakses dan berkualitas tinggi dengan memanfaatkan teknologi telah menarik perhatian kami. Kami melihat potensi pertumbuhan yang sangat besar dalam upaya ini,” kata Donald.
Advertisement
Jadi Startup Independen
Aplikasi telemedisin itu kini menjadi startup independen yang dipimpin oleh Danu Wicaksana dan rekan pendirinya.
Perubahan ini memberdayakan Good Doctor untuk mengambil keputusan dengan lebih cepat dan beradaptasi dengan lanskap layanan kesehatan yang unik di Indonesia.
Selain itu, keikutsertaan MDI akan semakin memperkuat pengetahuan dan jaringan yang dapat dimanfaatkan oleh Good Doctor berdasarkan pengalaman investasi MDI selama bertahun-tahun di sektor teknologi.
Perluas Jangkauan Layanan Telemedisin
Chief Executive Officer PT Good Doctor Technology, Danu Wicaksana, mengucapkan terima kasih atas dukungan MDI Ventures dan Grab, dengan menyatakan, “Dengan dukungan kuat ini, kami siap mengambil langkah selanjutnya dalam meningkatkan dan memperluas layanan kesehatan di Indonesia.”
“Selain inisiatif kuratif yang kami lakukan saat ini, perusahaan bermaksud untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan dan promosi kesehatan yang sejalan dengan prioritas Kementerian Kesehatan," kata Danu.
Suntikan dana ini akan digunakan untuk memperluas jangkauan dan pengaruh Good Doctor terhadap kesehatan masyarakat Indonesia secara lebih luas.
Untuk memastikan masyarakat luas mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, aplikasi telemedisin ini akan menjalin kemitraan baru dengan lebih banyak institusi di Indonesia. Baik swasta (misalnya perusahaan asuransi dan korporasi) maupun lembaga publik (misalnya BPJS Kesehatan).
Langkah strategis ini sejalan dengan visi Good Doctor untuk mewujudkan “Satu Dokter untuk Satu Keluarga di Indonesia.”
Advertisement