Liputan6.com, Jakarta - Elektabilitas Partai Demokrat naik menjadi 11,8 persen usai keputusan meninggalkan koalisi Nasdem-PKS Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Elektabilitas bakal capres Prabowo Subianto yang didukung Partai Demokrat, juga naik menjadi 39,3 persen.
Advertisement
Hasil survei nasional dari The Republic Institute (TRI) dengan 2.010 responden dan margin of error 2,19 persen yang dirilis di Jakarta, Selasa (10/10). Survei dilakukan pada periode 13-23 September 2023, di 38 provinsi seluruh Indonesia.
Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo mengatakan, publik bersimpati dengan apa yang terjadi dengan Partai Demokrat. Selain itu, ini juga bukti publik mengapresiasi pengambilan keputusan cepat yang dilakukan pucuk pimpinan Partai Demokrat.
Dari hasil survei TRI, ada lima partai yang elektabilitas naik. Dua diantaranya cukup signifikan yaitu PDIP, dari 21,7 persen pada survei Juni menjadi 23,4 persen pada survei September, dan Partai Demokrat dari 10,2 persen, menjadi 11,8 persen.
Parpol yang juga naik elektabilitasnya adalah Gerindra, PKB, dan PAN, dengan kenaikan dibawah satu persen.
Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Andre Rosiade mengapresiasi temuan survei ini. Kenaikan elektabilitas Gerindra ini menunjukkan bahwa pihaknya masih harus dan akan terus bekerja keras di lapangan, bertemu dengan rakyat dan meyakinkan mereka.
Basis Pemilih Bergeser, Elektabilitas Capres Berubah
Selain itu, survei juga memetakan pergeseran basis pemilih, mengikuti perubahan dukungan terhadap bakal Capres.
“Pasca keputusan Demokrat untuk mencabut dukungan dari Anies dan mendeklarasikan dukungan pada Prabowo, basis Demokrat yang mendukung Anies, menyusut dari 79 persen pada Juni menjadi tinggal 11,9 persen pada September,” urai Sufyanto, peneliti utama TRI.
Sebaliknya ada pergeseran dukungan yang signifikan dari basis pemilih Demokrat yang memilih Prabowo dari 14 persen pada Juni, menjadi 57,3 persen pada September, sisanya bergeser mendukung Ganjar Pranowo.
Pergeseran basis pemilih ini berdampak pada elektabilitas tiga bakal Capres yang hendak berlaga.
“Ini yang tampaknya menjelaskan kenapa elektabilitas Prabowo naik 4 persen dari 35,3 persen pada survei Juni menjadi 39,3 persen pada survei September. Elektabilitas capres Ganjar Pranowo juga naik 3,5 persen dari 31,4 persen menjadi 34,9 persen,” kata Sufy.
Sedangkan elektabilitas Anies Baswedan justru anjlok 7,2 persen dari 30 persen pada bulan Juni, menjadi 22,8 persen. Responden yang belum bersikap (undecided voters) juga turun dari 3,3 persen menjadi 3 persen.
Advertisement