China Kutuk Serangan yang Rugikan Warga Sipil di Perang Hamas Vs Israel

China mengutuk tindakan yang merugikan warga sipil dalam konflik antara kelompok militan Hamas dan Israel.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 12 Okt 2023, 11:14 WIB
Jumlah korban jiwa peperangan Hamas dan Israel menembus lebih dari 1.500 orang. Sebagian besar korban berasal dari pihak Israel. (MAHMUD HAMS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - China mengutuk tindakan yang merugikan warga sipil dalam konflik antara kelompok militan Hamas dan Israel.

Tak hanya itu, China juga menyerukan gencatan senjata segera, kata Zhai Jun yang merupakan utusan khusus Tiongkok di Timur Tengah.

"China sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan dan kekerasan antara pihak Palestina dan Israel saat ini, dan sedih dengan banyaknya korban sipil yang disebabkan oleh konflik tersebut," kata Zhai, dikutip dari laman Zawya.com, Jumat (12/10/2023).

"Kami menentang dan mengutuk tindakan yang merugikan warga sipil dan menyerukan gencatan senjata segera.”

Sebelumnya, Beijing telah meminta kedua belah pihak untuk "menahan diri" dan "segera menghentikan serangan".

Media pemerintah menegaskan kembali solusi dua negara, yang mencakup pembentukan Palestina yang merdeka.


Serangan Hamas ke Israel, Jusuf Kalla: Tindakan yang Luar Biasa

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) pada Selasa (10/10/2023) menyebut saat ini Palang Merah Indonesia bersama Palang Merah Internasional serta Bulan Sabit Internasional tengah berusaha mengeluarkan WNI dari jalur Gaza dampak dari Konflik Israel Vs Hamas. (Tim Dokumentasi Jusuf Kalla/JK)

Sementara itu, terkait respons di dalam negeri. Wakil presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) menyatakan aksi serangan pasukan Hamas ke Israel merupakan bagian dari perjuangan untuk merebut kebebasan dan kemerdekaan.

"Itu suatu tindakan yang luar biasa untuk kebebasan dan sebuah kemerdekaan," kata JK dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, dikutip Antara.

 JK yang juga tokoh perdamaian Aceh, Poso, dan Ambon ini menilai serangan Hamas ke Israel merupakan serangan mendadak dan jarang terjadi.

"Ini adalah suatu serangan yang dilakukan kerahasiaan, perencanaan luar biasa dan jarang terjadi," kata Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu.

Serangan Hamas di Gaza secara mendadak pada hari Sabtu (7/10) menggempur Israel dari berbagai penjuru, baik udara, darat, maupun laut.

Kejutan yang dirasakan warga Israel itu bersamaan dengan perayaan Simchat Torah, salah satu hari paling menggembirakan dalam kalender Yahudi.


Eskalasi Meningkat

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa menyampaikan, jumlah korban di Gaza meningkat menjadi 900 orang tewas dan 4.500 orang terluka akibat serangan balasan Israel. (AP Photo/Hassan Eslaiah)

Dalam beberapa laporan, korban tewas di kedua pihak sudah lebih dari 250 orang dan korban luka lebih dari 1.500 orang.

Hal-hal pemicu ketegangan yang telah lama berkecamuk antara Israel dan Palestina. Masalah perselisihan keduanya di antaranya terkait dengan kompleks Masjidil Aqsa atau Masjid Al-Aqsa yang sensitif, yang disucikan oleh umat Islam dan Yahudi serta tetap menjadi inti emosional dari konflik Israel dan Palestina.

Klaim masing-masing pihak atas situs ini, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci, berujung pada kekerasan sebelumnya, termasuk perang berdarah selama 11 hari antara Israel dan Hamas pada tahun 2021.

Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya