Tekan Emisi, Bukit Asam Kembangkan Energi Biomassa dari Kaliandra Merah

Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Rafli Yandra mengatakan, tanaman kaliandra merah dipilih karena kayunya memiliki nilai kalor yang tinggi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Okt 2023, 18:48 WIB
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan budidaya kaliandra merah untuk dikembangkan sebagai biomassa

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan budidaya kaliandra merah untuk dikembangkan sebagai biomassa. Kaliandra merah tersebut akan diolah menjadi wood pellet, bahan bakar campuran batu bara (cofiring) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Direktur Utama Bukit Asam Arsal Ismail menuturkan, budidaya kaliandra merah merupakan salah satu langkah perusahaan dalam mendukung transisi energi demi mencapai target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan Pemerintah.

"PTBA terus menjalankan transformasi untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Kaliandra merah diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selaras dengan kebijakan Pemerintah mengenai pengurangan emisi," kata Arsal dalam keterbukaan informasi, Rabu (11/11/2023). 

Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Rafli Yandra mengatakan, tanaman kaliandra merah dipilih karena kayunya memiliki nilai kalor yang tinggi, pertumbuhannya cepat, mudah tumbuh pada berbagai kondisi, serta cepat bertunas.

"Kaliandra merah juga menyerap karbon dari udara untuk memproduksi biomassa. Dengan mencampurkan biomassa dan batu bara, maka emisi dapat dikurangi," ujar Rafli.

Penanaman kaliandra merah di atas lahan seluas 80 hektare (ha) ini berpotensi mengurangi emisi karbon sebesar 119,18 ton/ha/tahun. Selain itu juga menjadi penyimpan biomassa sebesar 11.805 ton untuk dijadikan wood pellet dengan kalori berkisar 4.500-4.700 kcal/kg, yang diharapkan bisa digunakan untuk cofiring PLTU.

Adapun dalam budidaya kaliandra merah, PTBA melibatkan tim peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta. 

 


Bukit Asam Kantongi Pendapatan Rp 18,8 Triliun pada Semester I 2023

Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)

Sebelumnya diberitakan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatat kinerja keuangan beragam pada semester I 2023. Bukit Asam mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba melemah pada semester I 2023.

Dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (29/8/2023), PT Bukit Asam Tbk membukukan pendapatan Rp 18,85 triliun selama semester I 2023. Pendapatan naik 2,36 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 18,42 triliun. Beban pokok pendapatan bertambah 44,7 persen menjadi Rp 14,7 triliun pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,07 triliun.

Namun, laba bruto susut 50 persen menjadi Rp 4,09 triliun pada semester I 2023. Pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,35 triliun. Perseoran mencatat beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 975,91 miliar pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1 triliun.

Beban penjualan dan pemasaran merosot menjadi Rp 376,39 miliar pada semester I 2023 dari periode semester I 2022 Rp 390,87 miliar.

PT Bukit Asam Tbk membukukan laba usaha Rp 3,01 triliun pada semester I 2023. Laba usaha turun 58 persen menjadi Rp 3,01 triliun pada semester I 2023.

Melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba periode berjalan Rp 2,88 triliun pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 62,7 triliun. Laba per saham dilusi mencapai Rp 242 pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 536.

Total ekuitas Bukit Asam tercatat Rp 18,46 triliun pada Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 28,91 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 27,82 triliun hingga Juni 2023 dari Desember 2022 Rp 16,4 triliun. Dengan demikian, aset tercatat Rp 46,28 triliun pada Juni 2023. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 15,82 triliun pada Juni 2023.

 


Bukit Asam Operasikan Hybrid Dump Truck hingga Bus Listrik

Kendaraan listrik PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (Foto: Bukit Asam)

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota holding industri pertambangan MIND ID, menerapkan praktik pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi.

Salah satu langkah yang dilakukan PTBA adalah Eco Mechanized Mining, yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik. Saat ini PTBA telah mengoperasikan 7 unit Shovel Listrik (PC3000-6E), 40 unit Hybrid Dump Truck (Belaz-75135), dan 6 Pompa Tambang berbasis listrik.

Penggunaan alat-alat tambang berbasis listrik ini menghasilkan penghematan bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel hingga 7 juta liter per tahun dan mereduksi emisi sebesar 19.777 tCO2e.

"PTBA berupaya menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan sehingga dapat berkontribusi optimal bagi masyarakat. Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan, sekaligus upaya mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060 atau sebelumnya," kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arsal Ismail dalam keterangan resmi, Kamis (24/8/2023).

Selain itu, Bukit Asamtelah mengoperasikan 5 unit bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan 10 unit bus listrik di Unit Pertambangan Tanjung Enim. Total telah ada 15 unit bus listrik yang dioperasikan PTBA. Pengurangan emisi karbon diestimasikan mencapai 16 ton CO2 per tahun per bus.

Selain itu, penggunaan bus listrik mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) hingga 9.672 liter per tahun per bus. Tak hanya penggunaan kendaraan dan alat tambang berbasis listrik, PTBA pun terus menjalankan sejumlah program untuk mengurangi emisi karbon.

Di antaranya adalah reklamasi lahan, mengganti bahan perusak ozon dengan bahan lain yang ramah lingkungan, Pilot Project Cofiring PLTU Mulut Tambang di Sumatera Selatan, dan sebagainya.

"Program-program dekarbonisasi akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal," tegas Arsal memungkasi.

 


Bukit Asam Gandeng China Huadian Kembangkan Energi Terbarukan

Kendaraan tambang PT Bukit Asam (PTBA) yang memiliki daya penggerak berupa listrik

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan China Huadian Overseas Investment Co. Ltd (CHDOI) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) untuk menjajaki kerja sama pengembangan usaha energi terbarukan di Indonesia.

Kesepakatan ditandatangani oleh Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk Rafli Yandra dan Vice President China Huadian Overseas Investment Co. Ltd (CHDOI) Lu Youan pada Sabtu, 29 Juli 2023.

Disaksikan oleh Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail dan Chairman CHDOI Qiu Tiangen. Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk Rafli Yandra menuturkan, kerja sama ini merupakan salah satu langkah Bukit Asam untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Sejalan juga dengan target Pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060 atau sebelumnya.

"Melalui kerja sama dengan China Huadian Overseas Investment Co Ltd, PTBA sebagai salah satu Anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID ingin mempercepat pengembangan energi terbarukan di Indonesia," kata Rafli Yandra dalam keterangan resmi, Kamis (3/8/2023).

 


Pengurangan Emisi Karbon

Karbon dioksida (CO2) (Sumber: Pixabay)

Salah satu wujud konkret dukungan PTBA dalam upaya pengurangan emisi karbon global ditandai dengan sinergi bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp) di jalan tol Jasa Marga Group.

Pembangunan PLTS Jalan Tol Bali-Mandara yang telah diresmikan pada 21 September 2022, berjalan dengan sangat baik sehingga menghasilkan manfaat positif berupa efisiensi energi dan biaya operasional, serta tentunya turut mendukung Presidensi G20 Indonesia pada November 2022, yang salah satunya berfokus pada isu transisi energi.

PT Bukit Asam Tbk juga telah membangun PLTS di Bandara Soekarno-Hatta melalui kerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kWp dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). PLTS ini telah beroperasi penuh sejak 1 Oktober 2020.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya