Liputan6.com, Jakarta Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar pelatihan bahasa Inggris dan wawasan kebangsaan, dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM) para tenaga pendidik atau guru SD di kawasan IKN Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
Deputi Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin menilai, pelatihan bahasa Inggris dianggap cukup membantu, lantaran IKN Nusantara akan mendunia.
Advertisement
Artinya tidak hanya masyarakat Indonesia yang mendatangi Sepaku, tetapi juga dari luar negeri. Pelajaran bahasa Inggris juga sangat diperlukan untuk peserta didik.
"Upaya itu beriringan dengan dijadikannya pelajaran bahasa Inggris di tingkat SD sebagai mata pelajaran wajib, dan bukan lagi muatan lokal," tegas Alimuddin, Kamis (12/10/2023).
Alimuddin mengatakan, bahasa Inggris bukan karena ada kurikulumnya, tapi memang itu sudah wajib diberikan kepada anak-anak peserta didik.
"Bahkan ketika saya masih jadi Kepala Dinas Pendidikan PPU dulu, saya sudah siapkan tuh program bahasa Inggris dari jenjang pendidikan SD. Sekali-kali kita yang menjadi contoh, tempat orang belajar," ungkapnya.
Pelatihan ke Penduduk
Dikatakannya, selama ini, telah ada berbagai kegiatan yang dilakukan pihaknya sebagai upaya mengembangkan SDM di Sepaku. Dan kini pihaknya memberikan pembekalan dan pelatihan kepada para penduduknya.
"Sebelumnya masyarakat umum diberikan berbagai macam pelatihan keterampilan, maka tenaga pendidikan juga perlu diberikan bekal wawasan yang cukup, sehingga mampu mengikuti perkembangan yang ada, apalagi IKN menjadi daerah tujuan manusia termasuk teknologinya," sambungnya.
50 Guru SD
Associate Professor ITB Nia Kurniasih mengutarakan, sedikitnya ada 50 orang guru dari seluruh SD yang ada di Sepaku turut serta dalam kegiatan ini. Mereka diberikan pelatihan bahasa Inggris serta pembekalan wawasan kebangsaan.
Adapun urgensi dari pelatihan ini dilaksanakan di Sepaku, bebernya, lantaran ibu kota pindah ke Sepaku tepat saat zaman destruktif, atau perubahan teknologi komunikasi yang cukup masif.
Sehingga, apabila para tenaga pendidik ini tidak diberi bekal dari sekarang, maka dikhawatirkan akan terjadi banyak masalah, dalam menghadapi tantangan perkembangan teknologi ke depannya.
"Perpindahan IKN ini terjadi di era destruktif atau zaman ketika terjadi perubahan teknologi komunikasi secara besar-besaran," kata Nia.
Advertisement
Gelombang Pendatang
Selain itu, sambungnya, dalam beberapa waktu ke depan akan ada gelombang pendatang ke Sepaku yang berasal dari berbagai latar belakang, baik budaya, lokal hingga internasional.
Oleh karena itu, ia menilai, apabila masyarakat di Sepaku tidak diberikan pemahaman dan bekal berpikir kritis, maka dikhawatirkan dapat menjadi pengaruh terhadap kemajuan masyarakat Sepaku sendiri.
"Bakal diperlukan kemampuan SDM yang berpikir kritis, karena akan ada berbagai budaya nanti kesini, itu sangat potensial terjadi. Sehingga ada perubahan kemajuan masyarakat dengan perubahan teknologi," jelasnya.