Viral Emak-Emak di Binjai Temukan Beras Diduga Mengandung Plastik

Seorang emak-emak di Binjai, Sumatera Utara mengeluh adanya dugaan beras mengandung plastik usai membeli dari Bulog di Kelurahan Berngam, Binjai pada 4 Oktober 2023. Video yang direkam emak-emak tersebut pun viral di media sosial.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 12 Okt 2023, 10:21 WIB
Seorang emak-emak di Binjai, Sumatera Utara mengeluh adanya dugaan beras mengandung plastik usai membeli dari Bulog di Kelurahan Berngam, Binjai pada 4 Oktober 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang emak-emak di Binjai, Sumatera Utara mengeluh adanya dugaan beras mengandung plastik usai membeli dari Bulog di Kelurahan Berngam, Binjai pada 4 Oktober 2023. Video yang direkam emak-emak tersebut pun viral di media sosial.

Dalam video tersebut, seorang ibu membandingkan nasi hasil olahan beras yang berasal dari Bulog dengan merek SPHP dengan beras yang berasal dari kilang padi.

Hasilnya nasi dari beras Bulog setelah dibentuk seperti bola memantul ketika dilempar ke lantai. Sementara nasi dari beras kilang padi menempel di lantai.

Dinas Ketahanan Pangan Kota Binjai langsung menindaklanjuti dugaan temuan beras mengandung plastik tersebut. Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Ketahanan Pangan Kota Binjai, Nurherlina mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel beras bermerek SPHP dan telah dilakukan uji laboratorium di Bogor, Jawa Barat.

"Kita tunggu hasilnya," kata Nurherlina dikutip dari kanal YouTube Liputan6, Kamis (12/10/2023).

Sementara, Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara menegaskan bahwa kabar yang menyebut bahwa beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mengandung plastik adalah tidak benar.

"Sudah 27 tahun saya bekerja di Bulog, belum pernah melihat beras plastik itu seperti apa. Di Bulog tidak pernah ada beras plastik atau beras sintetis," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumut, Arif Mandu dilansir dari Antara, Kamis (12/10/2023).

Arif menambahkan, beras Bulog yang ditujukan untuk Program SPHP sudah melalui serangkaian pemeriksaan sebelum disalurkan ke masyarakat. Menurut Arif, beras-beras tersebut telah dicek oleh Balai Karantina Pertanian dan PT Sucofindo setelah didatangkan dari Vietnam, Thailand, Myanmar, Pakistan, dan Kamboja.

Selain itu, beras-beras tersebut juga diperiksa di laboratorium, salah satunya milik Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Medan.

"Hasilnya semua clear, tanpa masalah," tutur Arif.

 

 


Beras Bulog Dipastikan Aman

Pekerja memindahkan beras ketika bongkar muat beras bulog di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat (3/2/2023). Untuk menstabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), Perum BULOG akan menyaluran beras SPHP di Pasar Induk Beras Cipinang dari 13 ribu menjadi 30 ribu ton,dengan harga paling tinggi sebesar Rp. 8.900. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk meyakinkan bahwa beras Program SPHP aman, jajaran petinggi Perum Bulog Sumut serta Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Medan mengonsumsi langsung nasi yang ditanak dari beras Program SPHP di depan awak media, di Gudang Bulog Baru (GBB) Pulo Brayan Darat I pada Senin 9 Oktober 2023.

Sementara Kepala DKP3 Kota Medan, Gelora Ginting menyatakan bahwa pihaknya telah mengecek beras Bulog di UPT laboratorium mereka sebelum didistribusikan ke masyarakat via pasar murah.

"Hasilnya, beras yang dikeluarkan Bulog sesuai SNI untuk kelas medium," kata Gelora.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya