Liputan6.com, Jakarta - Pemerhati kesehatan dokter Reisa Broto Asmoro ternyata pernah melakukan operasi amandel saat kecil. Tepatnya, saat Reisa berumur tujuh tahun.
"Saat saya sekitar usia tujuh tahun ya akhirnya dioperasi amandel karena memang sudah mengganggu jalan napas, jadi karena amandelnya sudah besar sedangkan badan saya juga kecil jadi waktu itu dirasa penting untuk melakukan operasi," ucap Reisa saat live streaming Siaran Sehat Bersama Dokter Reisa di akun Instagram @kemenkes_ri (9/10//2023)
Advertisement
Reisa tak menjelaskan lebih rinci terkait operasi yang dijalani saat kecil, tapi wanita lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan ini membagikan beberapa tips dalam mencegah radang amandel.
Radang amandel merupakan kondisi yang disebabkan oleh infeksi, oleh sebab itu kondisi ini tentu saja dapat dicegah. Berikut beberapa tips untuk mencegah terjadinya radang amandel menurut Reisa
1. Menjaga Kebersihan Diri
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mencegah radang amandel tentu saja dengan cara menjaga kebersihan diri, Reisa menuturkan untuk menjaga kebersihan diri dengan tidak melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi, tidak bertukar alat makan dengan orang yang sedang sakit, menggunakan masker ketika diluar rumah dan kebersihan diri lainnya.
"Kita udah belajar sepanjang pandemi kemarin ya, mencuci tangan dengan sabun, jaga kebersihan kapan harus mandi dari luar rumah, memakai masker, biasakan menggunakan alat makan pribadi dan sebagainya," kata Reisa.
2. Mengganti Sikat Gigi
Sumber infeksi juga terdapat pada sikat gigi. Bila sudah lama tidak diganti memiliki kemungkinan besar menyebabkan infeksi dari bakteri yang menempel pada sikat.
"Mungkin ada yang jarang ganti sikat gigi setahun sekali sampai bulu-bulunya copot, bisa jadi itu sumber infeksi yang tidak terpikirkan. Karena kan sikat gigi itu lembab ya banyak bakteri dan kuman yang bisa menyebabkan infeksi. Jadi sikat gigi harus diganti paling enggak 3-4 bulan sekali." kata Reisa
3. Hindari Makanan yang Dapat Menyebabkan Peradangan
Seseorang harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi, terutama hindari makanan yang mengandung pewarna atau perasa tambahan.
"Makanan yang banyak mengandung zat adiktif seperti makanan dengan pewarna dan perasa tambahan, apalagi yang memang tidak dikhususkan untuk anak-anak, nah itu harus diperhatikan,"
Selain memperhatikan kandungan yang ada dalam makanan, seseorang juga harus memperhatikan makanan yang memang tidak dikhususkan untuk anak-anak. Bacalah kemasan makanan dengan teliti.
Advertisement
4. Konsumsi Makanan Sehat
Pilih makanan yang nyaman dan aman ketika dikonsumsi.
"Makanan yang tidak terlalu dingin, tidak terlalu panas, atau terlalu keras. Jadi nyaman untuk mulut kita."
5. Jaga Kebersihan Mulut dan Hidung
Budayakan gosok gigi paling tidak dua kali sehari sebelum tidur.
"Zaman sekarang sejak masa pandemi harus terbiasa membersihkan hidung, apalagi ada polusi bisa menambah iritasi. Dengan mencuci hidung bisa dapat mengurangi frekuensi sakit. Jadi balik lagi ke pola hidup sehat kita," kata Reisa.
Jika Muncul Gejala, Cek ke Dokter THT
Reisa mengingatkan bahwa paling penting dari semuanya adalah tindakan pencegahan. Maka tetap jaga daya tahan tubuh, memperbanyak sayuran dan buah-buahan, minum air mineral yang cukup dan juga hindari terpapar oleh zat-zat aditif, polutan dan material infections.
"Lalu, jaga jarak dari orang yang sakit, ketika sakit jangan memaksakan diri untuk beraktivitas dan berada dilingkungan anak-anak karena nanti akan menularkan penyakit kepada orang lain," jelas Reisa
Jika sejak dini sudah ada gejala, sebaiknya segera konsultasi ke dokter spesialis THT dan jangan sembarangan minum obat tanpa resep dokter.
Advertisement