Liputan6.com, Jakarta Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Satgas Pangan menginvestigasi dugaan beras berbahan plastik atau beras sintetis yang ditemui di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto mengatakan jika pihaknya melakukan investasi untuk memastikan kabar beras sintetis tersebut.
Advertisement
“Ini harus dilihat apakah ada bahan lain yang dikonsumsi selain beras, dan apakah semua yang mengonsumsi juga mengalami gejala yang sama. Jadi kasus ini tidak bisa digeneralisir karena jika memang penyebabnya dari beras yang diduga sintetis tersebut tentunya ini akan lebih banyak orang yang terkena dampaknya, sehingga kita fokus ke kasus keracunan tersebut,” jelas dia, Rabu (12/10/2023).
Deputi Andriko mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittingi selaku OKKPD (Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah) telah mengambil tindakan dengan turun langsung ke lokasi guna meminta keterangan dan mengumpulkan bukti.
Untuk membuktikan hal tersebut, Andriko memastikan jika saat ini sample beras tersebut sudah diambil dan dikirimkan ke laboratorium yang terakreditasi untuk proses uji lab.
“Untuk memastikan apakah sebab sakitnya akibat mengonsumsi beras tersebut, maka harus dilakukan pengecekan kebenarannya. Apakah itu beras benar sintetis sehingga mengganggu kesehatan. Untuk validasinya harus dilakukan pengujian profil plastik yang dikandung terhadap sampel beras yang sama dengan yang dikonsumsi saat itu,” katanya.
Diduga Sengaja Dihembuskan
Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, Selasa (9/10) menegaskan bahwa isu beras sintetis rentan dihembuskan di tengah upaya serius pemerintah melakukan stabilisasi pasokan dan harga beras dengan menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM), bantuan pangan beras dan operasi pasar Bulog.
Untuk itu, selain melakukan tindakan pengujian ilmiah terhadap sampel beras melalui OKKP di bawah Bapanas, Arief juga meminta satgas pangan untuk melakukan pengawasan dan penindakan terhadap pihak-pihak yang terbukti menyebarkan berita hoax mengenai beras sintetis ini.
“Sekarang kalau ada beras sintetis, satgas pangan investigasi dan jika memang terbukti bersalah, perlu diproses secara hukum, sehingga masyarakat tenang dan mendapat kejelasan mengenai masalah ini,” katanya.
Ia juga mengimbau seluruh masyarakat agar lebih cermat memilih produk pangan yang aman dan membaca label serta tidak mudah terprovokasi dengan isu keamanan pangan yang belum pasti kebenarannya.
Advertisement
Diduga Konsumsi Beras Sintetis, Warga Bukit Tinggi Mengaku Demam dan Pusing
Warga di Bukit Tinggi mengaku telah mengkonsumsi yang diduga merupakan beras sintetis. Penemuan beras sintetis atau diduga palsu di Bukittinggi itu terungkap di daerah Campago Ipuh seperti diungkapkan seorang warga.
"Berasnya aneh, berbeda dengan biasanya. Terlalu putih, cepat mengeras dan basi, serta juga berderai," kata salah seorang warga, Dessi (30 tahun) melansir Antara, seperti dikutip Senin (9/10/2023).
Usai mengkonsumsi beras yang diduga sintetis tersebut, dia mengaku mengalami sakit komplikasi. "Radang tenggorokan, pusing, dan demam tinggi, itu yang saya rasakan selama dua pekan setelah memakan beras ini," sebutnya.
Beras yang dibeli dengan harga Rp5.000 per kilogram itu kemudian diperiksa langsung oleh pihak kepolisian untuk selanjutnya dicek laboratorium.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) pun bergerak. Serta meminta warga untuk memberikan laporan terkait informasi beredar penemuan beras sintetis di daerah setempat, karena beras palsu berbahan plastik itu berbahaya jika dikonsumsi.
"Tentang informasi adanya beras sintesis yang beredar di Kota Bukittinggi, kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetap tenang, dan waspada," kata Wali Kota Bukittinggi Erman Safar, di Bukittinggi, Rabu (4/10/2023).
Berkoordinasi
Ia menegaskan Pemkot Bukittinggi berkoordinasi dengan pihak terkait dan apapun informasi terbaru akan disampaikan kepada masyarakat.
"Kita mengimbau agar masyarakat membeli beras di tempat langganan dan terpercaya, serta jangan tergiur dengan beras yang murah, selain dari program pemerintah dan lembaga resmi," kata Erman Satar.
Dia meminta partisipasi aktif masyarakat untuk memberikan laporan pengaduan jika menemukan beras yang dicurigai berbahan palsu.
"Jika menemukan beras dengan ciri-ciri mencurigakan, agar melaporkan melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kota Bukittinggi atau melalui kelurahan atau kecamatan untuk nantinya kami laksanakan uji laboratorium," ujar Erman Satar.
Advertisement