Satgas Anti Mafia Bola Kembali Tetapkan 2 Orang Tersangka Kasus Pengaturan Skor

Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola Polri kembali menetapkan dua orang tersangka baru dalam kasus match fixing atau pengaturan skor.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Okt 2023, 17:05 WIB
Wakabareskrim Mabes Polri Irjen Asep Edi Suheri saat konferensi pers di Mabes Polri, Rabu (27/9/2023). (Merdeka.com/Rahmat Baihaqi)

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola Polri kembali menetapkan dua orang tersangka baru dalam kasus match fixing atau pengaturan skor. Penetapan dua tersangka tersebut merupakan hasil perkembangan atas laporan polisi nomor LP/A/151/2023 yang telah diselidiki sejak 2018 lalu.

"Telah dilakukan gelar perkara yang menetapkan 2 orang tersangka kembali, kami telah menetapkan lagi 2 orang tersangka yang berperan sebagai pemberi suap atas nama tersangka VW dan DR," ucap Wakabareskrim Mabes Polri, Irjen Asep Edi Suheri saat konferensi pers di Mabes Polri, Kamis (12/10/2023).

Asep menjelaskan, dalam praktek match fixing itu tersangka DR yang merupakan salah satu pengurus klub bola Y melakukan suap agar klubnya dipromosikan dari liga 2 ke liga 1.

Diketahui, DR juga yang merupakan penyokong dana kepada VM meminta agar klubnya dimenangkan.

Sementara untuk tersangka VW yang juga juga seorang pemilik klub bola melobi wasit dan meminta kepada perangkat wasit untuk memenangkan club Y dengan memberikan janji akan memberikan sesuatu.

"DR berperan sebagai penyandang dana, jelas ya. DR berperan sebagai penyandang dana yang dana tersebut akan diserahkan ke VW untuk mengatur dan memenangkan pertandingan dari klub Y," terang Asep Edi.


Polisi Terbitkan 1 Orang Masuk Daftar DPO

Kasatgas Anti-Mafia Bola Polri Irjen Asep Edi Suheri dalam jumpa pers di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Rabu, 27 September 2023. (Ist)

Selian itu, Satgas Anti Mafia Bola besutan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir itu telah memasukan satu orang dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diduga seorang wasit inisial AR.

AR sebelumnya telah lebih dulu ditetapkan menjadi tersangka. Ia berperan sebagai perantara suap.

"Salah satu tersangka atas nama AS salah satu tersangka nama AS kita masukan kedalam DPO atau terbitan daftar pencarian orang," ujar Jenderal Bintang dua tersebut.

Asep menambahkan, dalam kasus ini pihaknya telah melakukan penyitaan berdasarkan keterangan 16 orang saksi dan 6 orang saksi ahli. "Barang bukti antara lain ada rekening koran, bukti transfer, dan juga bukti-bukti lainnya," bebernya.


Periksa 15 Saksi

Sebelumnya, Asep menambahkan, kasus dugaan mafia bola itu baru terungkap sekarang berdasarkan barang bukti dan penyelidikan yang didapatkan sejak 2018 hingga kini. Polisi memeriksa 15 saksi di antaranya saksi ahli hingga pihak terkait.

Asep mengungkap enam tersangka praktik match fixing itu di antaranya wasit hingga perantara suap. Wasit berinisial A, sementara perantara suap berinisial A.

"Sedangkan tersangka lainnya, yaitu M selaku wasit tengah, E selaku asisten wasit 1, R selaku asisten wasit 2 dan A selaku wasit cadangan kami terapkan dengan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap Juncto Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Ancaman pidana selama-lamanya 3 tahun dan denda sebanyak-banyaknya 15 juta rupiah," jelas Asep.

Mereka dikenakan Pasal 2 UU 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP ancaman pidana penjara 5 tahun dan denda sebanyak Rp15 juta.

 

Reporter: Rahmat Baihaqi

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya