Liputan6.com, Jakarta - Olahraga teraman yang bisa dilakukan oleh banyak orang yaitu jalan kaki. Siapa pun pasti menyetujui, jalan kaki adalah olahraga yang aman untuk dilakukan segala rentang usia.
Jalan kaki merupakan gerakan fisiologis yang paling mendasar. Siapa saja bisa melakukannya tanpa perlu intruksi yang berat. Aktivitas jalan kaki mampu membakar kalori, melatih otot, serta sistem kardiovaskular.
Advertisement
Segala macam olahraga dari yang ringan hingga berat adalah sehat. Tentu saja, meski olaraga itu sehat, risiko cedera sangat mungkin terjadi jika tidak dilakukan hati-hati.
Begitu pun dengan jalan kaki. Olahraga ringan ini memberikan risiko cedera yang serius pada tubuh jika dilakukan dengan sembarangan.
Lebih lanjut, terdapat sejumlah hal yang jika dilakukan saat jalan kaki, manfaat jalan kaki tidak akan didapat. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan cedera pada tubuh.
Simak tujuh cara berjalan kaki yang tidak bermanfaat seperti dilansir dari Eat This and Not That pada Kamis, 12 Oktober 2023.
1. Jalan Kaki Sambil Memegang Barbel
Sebagian dari kita pasti pernah melihat orang yang suka berjalan cepat dengan mengayunkan lengan sambil memegang barbel.
Mengomentari hal tersebut, profesor ilmu olahraga, Michele Olson PhD menegaskan bahwa cara itu tidak terlalu berguna untuk jalan kaki.
"Barbel tidak menciptakan resistensi yang cukup untuk mengembangkan perubahan kekuatan," kata Olson.
Hal tersebut justru membuat cedera pada bahu seseorang.
2. Lansia Jalan Kaki di Malam Hari
Menurut penelitian yang diterbitkan tahun lalu oleh Governors Highway Safety Association, terdapat 6.590 pejalan kaki yang meninggal pada paruh pertama 2019 di Amerika Serikat.
Angka tersebut merupakan kematian tertinggi dibandingkan tahun sebelumnya sejak 1988.
Tersiar kabar bahwa selama periode 10 tahun, kematian pejalan kaki di malam hari meningkat sebesar 67 persen dibandingkan dengan yang pejalan kaki di siang hari sebesar 16 persen.
"Siapa pun yang berumur antara 50 dan 64 tahun risiko lebih tinggi. Lalu bagi mereka yang berusia di atas 75 tahun risikonya jauh lebih tinggi," tulis laman berita The Tampa Bay Times.
Menurut data mereka, sekitar 17 persen kematian pejalan kaki merupakan penyebab terbesar di kategori lalu lintas.
Sebuah penelitian yang dirilis awal tahun ini pun menemukan, bahwa Florida adalah negara bagian paling berbahaya untuk dilalui.
Advertisement
3. Berjalan Kaki Setiap Hari
Menurut pakar kesehatan punggung dan otot, Anil Ramsey, bahaya fisik dari berjalan setiap hari antara lain masalah kaki dan tungkai. Seperti plantar fasciitis, yaitu peradangan pada tumit dan lengkungan kaki.
Kondisi ini menyebabkan rasa sakit serta risiko yang lebih besar adalah terjadi dalam jangka panjang.
4. Jalan Kaki Tanpa Sepatu Olahraga
Annals of Internal Medicine merilis temuannya untuk menentukan sepatu mana yang terbaik untuk pejalan kaki lanjut usia yang menderita osteoartritis lutut (OA).
Kondisi ini muncul pada persendian seseorang dengan gejala berupa kaku, hilangnya tulang rawan, dan akhirnya nyeri.
Tim peneliti yang berbasis di Australia itu merekrut 164 pasien yang menderita OA lutut dan membagi mereka menjadi dua kelompok. Satu kelompok memakai sepatu flat, dan lainnya sepatu olahraga.
Hasilnya menunjukan bahwa sepatu yang stabil dan suportif lebih baik bagi tubuh dan lutut khususnya pejalan kaki lansial.
5. Jalan Kaki Terpapar Sinar Matahari
Seseorang yang melakukan olahraga di luar ruangan tanpa perlindungan dari matahari berisiko lebih besar terkena kanker kulit.
"Beberapa risiko terkait berjalan kaki sebagian besar dari sudut pandang lingkungan," kata seorang pelatih pribadi, Corrie Alexander, PT.
Contoh lainnya berjalan di kawasan hutan dengan celana pendek dan kaos. Hal tersebut dapat membuat seseorang terkena kutu.
Masih menurut penelitian Annals of Behavioral Medicine 2019, terdapat keterkaitan sengatan matahari yang tinggi pada pria yang berjalan di luar ruangan.
6. Hindari Area Padat Kendaraan
Berjalan kaki untuk olahraga dengan tujuan memaksimalkan kardiovaskular, sebaiknya hindari area padat lalu lintas.
Para peneliti menemukan bahwa paparan jangka pendek terhadap jalanan yang tercemar dapat menghilangkan efek kardiopulmoner yang merupakan manfaat dari berjalan kaki.
7. Olahraga hanya Berjalan Kaki Saja
Menurut Alexander, kelemahan terbesar dari berjalan kaki sebagai sarana untuk mencapai tujuan olahraga harian adalah intensitasnya yang relatif rendah.
"Penting untuk diingat bahwa intensitas aktivitas apa pun perlu ditingkatkan secara progresif untuk mempertahankan manfaatnya bagi yang berolahraga," katanya.
Sebaiknya dalam olahraga intensitas latihan ditingkatkan. Peningkatan beban secara sistematis diperlukan untuk terus menumbuhkan otot agar lebih kuat.
Alexander menyarankan untuk pejalan kaki agar menambah durasi dan kecepatan. Tentu saja hal ini berguna untuk mempertahankan manfaat dari olahraga yang telah didapatkan sebelumnya.
Advertisement