Liputan6.com, Jakarta - Kelompok usia muda hingga dewasa kini mulai menggandrungi sepatu model semi pantofel. Selain berguna untuk kegiatan formal, sepatu ini juga mulai berani dipakai untuk kegiatan sehari-hari.
Banyaknya peminat sepatu semi pantofel, membuat produsen sepatu harus terus berinovasi agar tidak ditinggal pelanggannya. Seperti yang dilakukan brand asal Kota Bandung, JYF Footwear.
Advertisement
Owner JYF Footwear Oke Hartanto Chandra mengatakan, peminat sepatu model semi pantofel ini masih didominasi oleh anak muda. Kebanyakan dari mereka membeli sepatu ini untuk kegiatan formal, seperti wawancara kerja hingga non-formal.
“Peminat kami anak SMA dan kuliahan yang baru mau masuk kerja, dan mereka memilih ini karena mereka enggak mau pakai pantofel banget kan,” kata Oke di Bandung, Selasa (12/9/2023).
JYF Footwear sendiri tergolong lama berkecimpung pada produksi sepatu semi pantofel. Saat ini, artikel yang dimiliki pun sudah banyak dan beragam. Para pelanggan, katanya, memberikan respon positif akan produk sepatu khusus pria ini.
“Kami memang fokus dalam model semi pantofel. Menurut kami, sepatu model ini ada di tengah-tengah pilihan konsumen. Sekarang kami punya 40 model,” ujarnya.
Oke berpendapat, pada dasarnya semua produsen sepatu semi pantofel ini memiliki model yang sama. Tetapi yang membedakan ada pada material yang digunakan. Selain itu, sistem marketing juga jadi pembeda antara masing-masing merek.
“Mungkin kalau kami ke desain marketingnya. Kalau barang kemungkinan juga sama pun harga tidak jauh berbeda. Tapi kami juga mengutamakan Quality Control (QC) yang lebih baik. Jadi kalau ada apa-apa langsung ganti,” jelasnya.
Harga yang dibanderol JYF Footwear untuk sepasang sepatu semi pantofel pun tergolong terjangkau. Kata Oke, pangsa pasar mereka ialah masyarakat menengah ke bawah, sehingga punya harga yang masih ramah dikantong.
“Target pasaran kami memang untuk kelas menengah ke bawah. Kami gak mau neko-neko. Harganya juga ada di kisaran Rp200 ribu sampai Rp230 ribu,” tuturnya.
JYF Footwear sendiri diproduksi di Cibaduyut. Namun pembelian tidak hanya dari Kota Bandung. Pasarannya banyak di wilayah Jabodetabek.
“Kami memang masih mengandalkan online, dan kemungkinan akan membuka store di wilayah pinggiran Jakarta. Karena disana paling banyak peminat,” ucapnya.