Liputan6.com, Jakarta PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta saat ini masih terus melakukan pengembangan kawasan berorientasi transit (KBT) atau transit oriented development (TOD), salah satunya yakni di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Stasiun MRT Lebak Bulus menjadi gerbang beberapa warga penyangga ibu kota, misalnya Tangerang Selatan.
Advertisement
Kepala Divisi TOD MRT Jakarta, Gunawan menyebut Lebak Bulus merupakan stasiun MRT terpadat. Mayoritas penumpang berasal dari Cinere, Ciputat, dan Pondok Labu yang memberikan kontribusi sebesar 48 persen. Kemudian disusul dari wilayah Tangerang Selatan, Bintaro sebesar 29 persen.
"Dari Depok itu 23 persen, jadi memang didominasi ini dari sekitaran Lebak Bulus. Mereka yang naik mobil dan motor akan parkir di park and ride di ujung," kata Gunawan di kawasan Transport Hub, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).
Untuk meningkatkan jumlah penumpang, Gunawan menyatakan pihaknya akan membangun tiga lokasi park and ride baru di tiga lokasi di seluruh kawasan Stasiun Lebak Bulus. Nantinya lokasi tersebut juga akan dikembangkan dengan beberapa peluang bisnis.
Misalnya dikembangkan untuk kegiatan retail, UMKM, hingga pusat olahraga. Hingga saat ini komunikasi dengan pemilik lahan masih terus berlanjut. Kata Gunawan, lahan yang nantinya difungsikan sebagai park and ride memiliki luas masing-masing yakni 1,8 hektare, 2,2 hektare, dan 1,3 hektare.
Kemudian pembangunan area park and ride di sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus diperkirakan paling lambat dimulai pada awal tahun depan. Kawasan tersebut untuk menampung mobil atau kendaraan yang pemiliknya akan menggunakan MRT Jakarta.
"PT MRT Jakarta bekerja sama dengan pemilik lahan untuk melakukan pembangunan tersebut. Sedang kita lakukan pendekatan dan juga sedang mencari investor untuk pembangunannya," ucap dia.
Dia mencotohkan salah satu kawasan park and ride nantinya dapat menampung sekitar 700-1.000 motor dan 200 lot mobil. Nantinya area tersebut akan difokuskan di Lebak Bulus, Fatmawati dan TB Simatupang yang dianggap sebagai lokasi kemacetan.
"Kami ingin menciptakan tempat yang ditunjang fasilitas lain, seperti olahraga. Karena mereka mau cari lapangan futsal, tenis, atau basket juga susah. Sehingga kami akan mengembangkan park and ride yang dilengkapi fasilitas itu," papar dia.
Kerja Sama Interkoneksi dengan Pengembang Swasta
Dalam pengembangan kawasan TOD Lebak Bulus, PT MRT Jakarta juga bekerjasama dengan pengembang swasta yaitu PT Inti Menara Jaya. Salah satunya yaitu pengembangan pusat perbelanjaan Poins Square yang berlokasi tak jauh dari stasiun.
Chief Bussines Development PT Inti Menara Jaya Permadi Indra Yoga menyatakan pihaknya bersama MRT Jakarta telah bekerja sama membangun jembatan penyeberangan multiguna (JPM) yang menghubungkan Poins Square dengan Stasiun Lebak Bulus pada tahun 2021.
Menurut dia, dengan adanya JPM tersebut tercatat adanya kenaikan pengunjung. Padahal saat itu pusat perbelanjaan tersebut sepi akibat Covid-19.
"Kami lihat dari parkirnya dulu ya, ada kenaikan 30 persen, tapi kalau dilihat dari traffic orangnya ke gedung naik sekitar 10 persen sampai 15 persen," kata Yoga.
Yoga juga menyatakan pihaknya memiliki alasan tersendiri untuk ikut berinvestasi dalam pembangunan JPM Lebak Bulus tersebut. Dia melihat adanya ekosistem TOD yang terbentuk nantinya di kawasan Lebak Bulus. Meskipun ekosistem tersebut baru terbentuk sekitar 5-10 tahun ke depan.
"Karena ketika ekosistem telah terbentuk orang akan susah mencarinya. Sekarang ketika ada mengapa tidak mau dikembangkan," papar dia.
Lanjut Yoga, nantinya tatanan kota di Jakarta semakin padat dan transportasi masal yang nyaman akan dibutuhkan masyarakat. Menurutnya MRT Jakarta memiliki level kenyamanan yang dibutuhkan sesuai dengan target bisnis.
Karena hal itu dia mendorong pengembang lainnya dapat ikut serta dan kolaborasi dalam pengembangan kawasan TOD MRT Jakarta.
Advertisement