Liputan6.com, Jakarta Ibunda Jessica Wongso, Imelda Wongso, berkukuh anaknya tak bersalah dalam kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin pada 2016. Kini, putrinya divonis 20 tahun penjara dan dijebloskan ke Rutan Pondok Bambu Jakarta Timur.
Imelda Wongso menyebut reli panjang sidang kasus kopi sianida membuat hatinya hancur dan sedih setiap hari. Tak ada hari yang dijalani tanpa melantun doa agar Tuhan mendatangkan keajaiban untuk Jessica Wongso sang narapidana.
Advertisement
“Hancur, tiap hari sedih pokoknya, tapi ibu cuma bisa berdoa. Tiap hari berdoa memohon kepada Tuhan, kasih keajaiban untuk Jessica. Biar semua ini terlihat,” katanya merespons tewasnya Wayan Mirna Salihin tujuh tahun silam.
Imelda Wongso mengklaim Jessica Wongso sebenarnya dizalimi dan dijadikan tumbal layaknya sinetron dalam kasus kopi sianida. Kini kasus ini diabadikan dalam film Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso.
Karena Jessica Tak Melakukan
“Apa sebenarnya gitu, karena Jessica tidak melakukan, tidak bersalah. Nanti juga akan kelihatan semuanya apa ini? Kenapa Jessica dizalimi, dijadikan tumbal. Ada apa?” tanya Imelda Wongso dengan mata berkaca-kaca.
Melansir dari video interviu di kanal YouTube Intens Investigasi, Kamis (12/10/2023), Imelda Wongso menduga kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin dibikin-bikin dengan Jessica Wongso sebagai “sasaran tembak.”
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Ibu Yakin 100 Persen
Masih segar dalam ingatannya, Jessica Wongso dikecam masyarakat Indonesia dalam drama kopi sianida. Sidang kasus tewasnya Mirna Salihin disiarkan langsung stasiun televisi swasta dan menjadi konsumsi publik.
“Kan sekarang sudah kelihatan, ibu kan sudah bilang, ibu yakin ditanyai. Kamu orang pada tanya dari dulu: Ibu yakin? Ibu yakin 100 persen anak ibu enggak bersalah. Memang kenyataannya semua itu enggak ada. Memang ini, kan dibikin,” ia menyambung.
Dari Luar, Dia Kuat
Berkali Imelda Wongso menggarisbawahi bahwa putrinya tak bersalah. Ia menyebut hati Jessica Wonsgo setegar karang saat berada di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Posisinya kala itu serbasalah.
“Dia kadang-kadang dilihatnya dari luar dia kuat. Makanya di pengadilan dia selalu salah. Dia senyum salah. Dia menangis salah. Dia enggak senyum, salah. Selalu dikritik. Pakai kacamata salah. Padahal mata dia itu kering,” Imelda Wongso mengakhiri.
Advertisement