Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria Australia berusia 30an tahun ditangkap polisi setelah diduga membuat ancaman bom dalam penerbangan pesawat Scoot rute Singapura - Perth. Insiden itu terjadi pada Kamis, 12 Oktober 2023.
Seorang juru bicara kepolisian menjelaskan bahwa mereka mendapat informasi tentang ancaman bom di pesawat sekitar pukul 16.55 waktu Singapura. Mereka lalu menahan penumpang lelaki itu dengan tuduhan kejahatan intimidasi setelah mereka menyelesaikan pengecekan keamanan.
Advertisement
Sejauh ini, investigasi terus berjalan. "Polisi menganggap serius ancaman keamanan dan tidak akan ragu bertindak melawan mereka yang dengan sengaja menyebabkan kekhawatiran publik," kata juru bicara itu, dikutip dari The Strait Times, Jumat (13/10/2023).
Sementara, juru bicara pihak Scoot menerangkan kronologis kejadian. Ia menyebutkan pesawat itu meninggalkan Bandara Changi pada pukul 16.11 waktu setempat. Tetapi, pesawat memutuskan kembali ke bandara sekitar 1 jam kemudian karena 'ancaman bom'. Pesawat akhirnya mendarat di Bandara Changi pada pukul 18.27, waktu Singapura.
"Angkatan udara Republik Singapura (RSAF) langsung diaktifkan mengawal pesawat kembali ke Bandara Changi. Layanan darurat juga diaktifkan," kata juru bicara itu.
Pesawat bernomor TR16 mendarat dengan selamat di Singapura yang langsung dilanjutkan dengan pengecekan keamanan menyeluruh. Pihak Scoot menyatakan berkoordinasi dengan petugas untuk proes investigasi.
"Mengingat ini adalah masalah keamanan, kami menyesat tidak bisa menyampaikan detail lebih jauh. Scoot dengan tulus meminta maaf atas gangguan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Keamanan pelanggan dan kru kami adalah prioritas utama dan kami akan terus menyediakan pendampingan bagi pelanggan kami," sambung mereka.
Kerahkan Pesawat Jet Tempur
Sementara, RSAF menyatakan di unggahan Facebook bahwa mereka mengaktifkan dua pesawat jet tempur F-15SG untuk mengawal pesawat Scoot. Pesawat tersebut diketahui mengangkut 363 penumpang dan sembilan kru kabin, termasuk dua pilot yang bertugas.
Jalur penerbangannya di situs pelacakan penerbangan Flightradar24 menunjukkan Boeing 787 Dreamliner terbang berputar-putar di lepas pantai timur Malaysia sebelum terbang menuju Bandara Changi. Penerbangan yang berangkat dari Terminal 1 itu dijadwalkan tiba di Perth pada pukul 20.35, waktu Australia.
Namun, sebuah akun bernama SquawkAlert di platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengatakan telah mengeluarkan 7.700 squawk, mengacu pada saat sebuah penerbangan mengalami keadaan darurat. Hingga pukul 19.40, para penumpang masih berada di dalam pesawat.
Seorang analis sistem berusia 30 tahun, yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan kepada The Straits Times bahwa penumpang diberitahu sekitar pukul 17.05 bahwa pesawat tersebut mengalami 'masalah kecil'. Ketika pesawat jet tempur tiba memandu penerbangan, dia menyebut orang-orang dengan segera 'memberikan telepon kepada mereka yang duduk di dekat jendela untuk mengambil foto".
Advertisement
Jadwal Penerbangan Menteri Singapura Ikut Terdampak
Ia menambahkan bahwa dia tidak merasakan banyak kekhawatiran di antara mereka yang berada di dalam pesawat. Pria itu juga tidak menyaksikan penumpang yang berperilaku mencurigakan tetapi menyadari setelah pesawat mendarat, polisi masuk dan mengawal dua orang keluar pesawat.
Pilot baru mengumumkan soal ancaman bom setelahnya. Meski begitu, ia meyakini ancaman itu palsu, dengan pengecekan keamanan menjadi bagian dari peraturan.
Sekitar pukul 22.00 waktu setempat, penumpang baru dibagikan refreshment setelah mereka turun dari pesawat. Diumumkan pula bahwa semua penumpang yang terdampak akan mendapatkan makanan hangat selama penerbangan mendatang ke Perth, yang dijadwalkan akan dilakukan pada malam hari.
Otoritas Penerbangan Sipil Singapura mengatakan landasan pacu ditutup di Bandara Changi pada pukul 18.26 untuk memfasilitasi operasi darat, dan dibuka kembali pada pukul 19.25. Delapan penerbangan kedatangan dan enam penerbangan keberangkatan ditunda, termasuk satu penerbangan yang membawa Menteri Pembangunan Nasional Desmond Lee, yang terbang kembali dari Kuala Lumpur.
Insiden Serupa Setahun Lalu
Desmond Lee kemudian meminta maaf kepada warganya melalui unggahan Facebook karena terlambat menghadiri Sesi Temu Masyarakat karena penundaan tersebut. Dia mengatakan kepada Strait Times bahwa penerbangannya lepas landas lebih lambat dari jadwal dan kemudian dimasukkan ke dalam pola penundaan, dengan total penundaan sekitar dua jam.
Insiden serupa juga dialami maskapai yang masih satu grup dengan Scoot, yakni Singapore Airlines, pada 28 September 2022. Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ33 harus dikawal dua jet tempur RSAF sebelum mendarat di Bandara Changi.
Kementerian Pertahanan Singapura dalam sebuah unggahan Facebook mengatakan, "Tim dari Kelompok Pertahanan Kimia, Biologi, Radiologi dan Bahan Peledak Angkatan Darat Singapura dan Divisi Polisi Bandara berada di lokasi untuk memverifikasi klaim tersebut."
"Ancaman itu kemudian diverifikasi sebagai palsu, dan orang yang mencurigakan telah ditangkap."
Seorang pria Amerika berusia 37 tahun ditangkap setelah dia diduga membuat ancaman bom di dalam pesawat dari San Francisco. Pria yang didiagnosis mengidap skizofrenia setelah penangkapannya, kemudian diberi peringatan keras atas ancaman bom dan empat minggu penjara karena menampar pramugari.
Advertisement