Liputan6.com, Jakarta - Selain beras, Perum Bulog juga mendapat penugasan untuk impor jagung. Impor jagung ini akan disesuaikan dengan panen raya dan kebutuhan di Indonesia.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, Perum Bulog mendapat tugas impor jagung 500 ribu ton pada tahun ini. Ia memastikan rencana impor di tahun ini tidak akan meleset dari jadwal. Impor jagung ini dari sejumlah negara diantaranya Brazil, Argentina, dan Amerika Serikat (AS).
Advertisement
"Akhir tahun ini insyaallah juga jagung sudah ada," kata Dirut Bulog Budi Waseso dalam acara pengecekan pembongkaran beras impor beras di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, seperti ditulis Jumat (13/10/2023).
Ia pun telah memastikan impor jagung sudah diperhitungkan dan akan selesai sebelum panen raya berlangsung dan juga memperhitungkan jumlah kebutuhan agar tidak berbarengan.
"Saya berhitung dari masa panen. Jadi jumlah kebutuhan kaitannya dengan Masa panen produksi jagung. Jadi jgn saya tabrakkan," imbuhnya.
Untuk mekanisme penyaluran, Buwas mengaku pihaknya sudah mengatur mekanisme, sehingga tepat sasaran. Impor jagung ini nantinya akan diberikan kepada kelompok peternak mandiri
"Penyaluran sudah kita atur. Sudah ada. Nanti arahannya yang membutuhkan keoada kelompok peternak mandiri. Itu utamanya itu. Jadi tidak salah sasaran," tambahnya.
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
Bapanas Minta Bulog Kumpulkan 250 Ribu Ton Jagung Sepanjang 2023
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) meminta Perum Bulog untuk menjaga stok jagung nasional. Caranya dengan menyerap sekitar 250 ribu ton jagung sepanjang 2023 ini.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut pemenuhan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebagai upaya perbaikan tata kelola jagung nasional. Menurutnya, ini jadi amanat dati Perpres 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah. Dalam pandangannya, pengelolaan CJP sangat dibutuhkan untuk membangun konektivitas hulu hilir yang kuat.
"Pemerintah melalui NFA menugaskan Perum Bulog untuk mengadakan 250 ribu ton jagung sepanjang tahun 2023 dengan stok akhir tahun minimal 60 ribu ton sebagaimana Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No. 03/HK.02.05/K/1/2023. Bulog akan bisa menjalankan fungsi stabilisasi sesuai penugasan manakala memiliki stok dalam bentuk cadangan jagung tersebut," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023).
Arief mengatakan, dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Bulog, pengelolaan CJP diharapkan dapat berjalan secara baik. Perum Bulog memiliki infrastruktur berupa sarana pengering jagung/Corn Drying Center (CDC) sebanyak 3 unit yang berada di lokasi sentra jagung di Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur dengan kapasitas silo masing-masing mencapai 9.000 ton.
Berdasarkan Prognosa Neraca Komoditas Jagung, perkiraan produksi jagung dalam negeri tahun 2023 mencapai 18,15 juta ton, dengan stok carry over dari tahun 2022 sebesar 3,08 juta ton. Sementara kebutuhan jagung sepanjang tahun 2023 diperkirakan sebanyak 16,98 juta ton, sehingga perkiraan neraca jagung terdapat surplus sekitar 5,08 juta ton.
Advertisement
Stok Jagung
Adapun stok jagung yang saat ini dikelola Bulog sebanyak 203 ton atau sekitar 0,08 persen dari target stok jagung nasional sesuai penugasan NFA sebanyak 250 ribu ton sepanjang tahun 2023.
"Prioritas utamanya kita mendorong produksi jagung dalam negeri untuk diserap oleh Bulog. CDC yang dimiliki Bulog harus dimaksimalkan untuk menyimpan cadangan jagung ini, sehingga pada saat dibutuhkan, pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menstabilkan pasokan dan harga jagung. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan stabilitas harga telur ayam dan daging ayam di mana struktur biaya pokok produksi salah satunya berasal dari komponen biaya pakan dari jagung," paparnya.