Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Penyelidikan terhadap sumber api dalam peristiwa kebakaran pabrik peleburan smelter nikel di Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mulai dilakukan jajaran Polda Kaltim.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Yusuf Sutejo menerangkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri Cabang Surabaya untuk melakukan olah tempat kejadian. Rencananya, olah tempat kejadian akan dilangsungkan pada Jumat (13/10/2023).
Advertisement
"Dari Puslabfor Mabes Polri akan datang ke sana untuk melakukan pemeriksaan dan olah TKP (tempat kejadian perkara)," sebut Yusuf, Kamis (12/10/2023).
Mengenai situasi terkini, Yusuf membeberkan, sampai dengan Kamis siang, suhu di bangunan pabrik yang terbakar masih terlalu tinggi. Meski dalam pemantauan menggunakan drone, sudah tidak lagi terlihat titik api.
Kepolisian menempatkan sejumlah personel untuk memastikan lokasi steril dari jangkauan pekerja maupun masyarakat sekitar, sekaligus memantau perkembangan situasi di lapangan.
"Operasional pabrik seluruhnya dihentikan sementara, sampai situasi benar-benar aman untuk juga petugas kita bisa melakukan penyelidikan," sambungnya.
Dijelaskan pula, peristiwa bermula ketika muncul percikan api di bagian pabrik mixer batubara pada Rabu (11/10/2023) sekira pukul 17.30 Wita.
Pabrik ini merupakan instrumen yang berfungsi mengaduk batubara untuk diteruskan ke bagian tungku pembakaran. Lokasinya terpisah dengan bangunan utama pabrik.
Pabrik smelter nikel yang dikelola PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) itu baru diresmikan pada September 2023 lalu.
"Sebenarnya saat itu kegiatan pabrik masih dalam uji coba ya," ucap Yusuf dengan penekanan.
Kemudian, mengetahui adanya percikan api, dua pekerja berusaha untuk melakukan pemadaman. Menurut laporan yang diterima, dua pekerja tersebut berasal dari China, masing-masing berinisial CW (40) dan JL (49).
Satu WNA China Tewas Terbakar
Di tengah upaya memadamkan api, tiba-tiba terjadi ledakan sehingga api membesar dan merambat ke bagian bangunan lainnya, termasuk menyambar kedua pekerja tersebut.
Lebih lanjut Yusuf menguraikan, kondisi JL saat ini masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit AW Syahranie, Samarinda akibat mengalami luka bakar sekitar 70 persen. Sedangkan CW dinyatakan meninggal dunia, sehingga kini dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Balikpapan untuk otopsi.
"Nah, penyebab ledakan ini juga akan kita selidiki," lanjutnya.
Dalam prosesnya, Polda Kaltim telah meminta keterangan tak kurang dari lima orang saksi. Mereka antara lain petugas keamanan pabrik, pekerja dan manajemen.
"Pemeriksaan lebih mendetail akan kami upayakan setelah situasi membaik, karena sebagian besar pekerja masih mengalami trauma," demikian Yusuf.
Untuk diketahui, pabrik smelter nikel ini belum sebulan diresmikan Gubernur Kaltim, Isran Noor. Perusahaan pengelola smelter nikel itu yakni PT Kalimantan Ferro Industri (KFI), dan merupakan pabrik smelter nikel pertama di Kaltim.
Didirikan pada 26 November 2021, KFI resmi berdiri setelah UU No 03 tahun 2020 tentang Perubahan atas UU No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
KFI menandatangani kontrak Perjanjian jual-beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PLN Persero sebesar 800MW pada tanggal 31 Desember 2021 yang menjadi milestone utama pembangunan projek ini berjalan.
Dengan penggunaan listrik full dari PLN, KFI tidak membangun Pembangkit Tenaga Listriknya sendiri dan lingkungan sekitar KFI akan lebih terjaga.
Dari awal peletakan batu pertama pada 25 Januari 2022, KFI sekurangnya telah menggelontorkan dana investasi sebesar Rp 5 Triliun sampai saat ini.
Di mana pelaporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) pada quartal 2-2023 yang tercatat kemarin berjumlah Rp 2,7 triliun.
Terkait dengan penggunaan tenaga kerja lokal, sedikitnya ada 1.700 tenaga lokal telah bekerja di KFI, dan perekrutan masih aktif berjalan dengan melampaui 6 Kelurahan dan 2 Kecamatan di sekitar Palaran dan Samarinda Kota.
Adapun tenaga kerja asing berjumlah kurang dari 250, dengan fokus pembangunan pabrik, dan menyisakan managerial level setelah pabrik beroperasi.
PT KFI saat ini telah memiliki Surat Keterangan Kelayakan Lingkungan (SKKL) dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
PT KFI mulai melakukan penyambungan listrik GI PLN pada tanggal 30 Agustus 2023, sekaligus menandai commissioning tahap pertama.
PT KFI juga memperkenalkan teknologi RKEF baru yang lebih ramah lingkungan, mengingat sebenarnya hanya 2 (dua) line yang baru bisa beroperasi dari 18 (delapan belas) line yang akan didirikan.
Advertisement