Liputan6.com, Jakarta Direktur Eksekutif Voxpol Center Research Consulting Pangi Syarwi Chaniago menyebutkan, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra bisa menjadi jalan tengah untuk memecah kebuntuan penentuan bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto.
Pangi menyebut ada beberapa alasan Yusril layak menjadi bakal cawapres, di antaranya berpengalaman panjang dalam pemerintahan, dan juga ahli di bidang hukum dan pakar tata negara.
Advertisement
"Lemahnya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi merupakan pekerjaan rumah yang masih tersisa dari pemerintahan saat ini, sebagaimana tercermin dalam data survei Voxpol Center," kata Pangi dalam keterangannya, Jumat (13/10/2023).
Berdasar data Voxpol Center Bulan Agustus 2023, menunjukkan bahwa 62,6% dari publik Indonesia menilai bahwa pemerintahan saat ini cenderung dianggap tidak lepas dari praktik-praktik korupsi.
“Dalam konteks ini, Yusril Ihza Mahendra menjadi semakin relevan dan sangat dibutuhkan untuk mengatasi problem pekerjaan tersisa masalah penegakan hukum dan agenda pemberantasan korupsi di Indonesia,” kata Pangi.
Dengan demikian, menurut Pangi, Prabowo-Yusril akan menjadi pasangan yang saling melengkapi.
“Paket komplementer di mana Prabowo akan lebih fokus kepada persoalan pertahanan dan keamanan serta persoalan hubungan luar negeri, sementara Yusril bisa fokus terkait upaya pemerintah dalam melanjutkan agenda penegakan hukum dan pemberantasan korupsi,“ kata Pangi.
Selain itu, kata Pangi, Yusril adalah sosok senior dalam dunia politik dan pemerintahan dan juga memiliki reputasi bersih.
“Yusril Ihza Mahendra adalah pilihan yang sangat menarik berkat integritasnya sebagai tokoh senior yang terbukti bersih dan bebas dari praktek korupsi, serta rekam jejak karier cemerlangnya,” kata Pangi.
Pemilih Muslim
Pangi menyatakan, Yusril juga berpotensi meraih dukungan luas dari berbagai segmen pemilih, khususnya pemilih muslim moderat.
“Pemilih muslim moderat merupakan kekuatan besar di Indonesia dan Yusril dengan pandangan moderatnya memiliki potensi untuk memenangkan hati dan simpati dukungan dari segmen pemilih ini,” jelasnya.
Alasan lainnya, Pangi menyebut Yusril mungkin diperlukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah ia tidak lagi menjabat sebagai presiden.
“Yusril dapat menjadi “perisai hukum” yang efektif bagi mantan presiden untuk mengakhiri pemerintahannya dengan “soft landing” dan khusnul khotimah dalam karir politiknya,” pungkasnya.
Advertisement
Survei Indikator Politik: Yusril Figur Bacawapres KIM Paling Berpengalaman
Hasil survei Indikator Politik Indonesia yang dirilis Sabtu (30/9/2023) menunjukkan elektabilitas bakal calon presiden (bacapres) yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto unggul signifikan di Jawa Barat (Jabar) dan Banten ketimbang Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Di Jabar, elektabilitas Prabowo mencapai raihan tertinggi sebesar 45,7 persen. Kemudian disusul Anies dengan 25,4 persen dan Ganjar 24 persen.
Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi, di Jabar Prabowo unggul telak. Sementara di Banten, Prabowo juga unggul meski keunggulannya tidak signifikan melawan Anies. Ganjar tertinggal. Prabowo meraih 38,6 persen, Anies 33,1 persen, dan Ganjar 22,9 persen.
Hasil survei juga menunjukkan sejumlah nama yang pantas mendampingi bacapres Prabowo. Berdasarkan hasil survei, Yusril Ihza Mahendra masuk radar sebagai sepuluh nama calon wakil presiden (cawapres) yang pantas mendampingi Prabowo. Hasil survei Indikator memperlihatkan di antara bacapres lainnya, Yusril merupakan figur bacawapres paling berpengalaman serta dinilai paling cerdas dan pintar.
Sosok Profesional
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS), Nyarwi Ahmad yang menyebut, Prof Yusril adalah profesional serta birokrat teruji sejak era Orde baru (Orba) hingga era Reformasi. Dengan demikian Yusril cukup kenyang asam garam perpolitikan Tanah Air.
"Profesor Yusril saat ini ketua umum partai politik yang bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju," papar Nyarwi, di Jakarta, Sabtu (30/9/2023).
Nyarwi menambahkan, Presiden Joko Widodo punya efek dalam menentukan siapakah cawapres Prabowo. Karena, itu adalah keputusan level elit. Dan, Jokowi adalah pimpinan di lingkar ketua umum parpol koalisi pemerintah.
"Ingat, Jokowi memiliki posisi sebagai ketua dari para ketua umum parpol yang saat ini mendukung pemerintahan. Termasuk Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra," paparnya.
Advertisement