Buku Pinjaman Baru Dikembalikan ke Perpustakaan 90 Tahun Kemudian, Hanya Kena Denda Rp78 Ribu

Buku berjudul "Youth and Two Other Stories" karya Joseph Conrad yang diterbitkan pada tahun 1925 ditemukan di Virginia dan dikembalikan ke Perpustakaan Umum Larchmont 90 tahun kemudian.

oleh Farel Gerald diperbarui 15 Okt 2023, 07:00 WIB
Buku “Youth and Two Other Stories” oleh Joseph Conrad yang diterbitkan pada tahun 1925. (sumber: Laman resmi Larchmont Public Library)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, sebuah buku yang sudah melewati batas pengembalian selama 90 tahun dikembalikan ke Perpustakaan Umum Larchmont, yang terletak di pinggiran kota New York, Inggris. Meskipun buku tersebut terlambat dikembalikan selama hampir satu abad, denda yang harus dibayarkan akibat keterlambatannya hanya 5 dolar AS atau sekitar Rp78 ribu.

Dilansir dari NY Post pada Kamis, 12 Oktober 2023, buku yang berjudul "Youth and Two Other Stories" karya Joseph Conra yang diterbitkan pada 1925 ini ditemukan di Virginia dan dikembalikan ke perpustakaan tepat sebelum tanggal 11 Oktober 2023. Hampir satu abad buku tersebut terakhir kali diperiksa pada tahun 1933.

Joanie Morgan, warga Virginia yang menemukan buku tersebut di antara barang-barang kepemilikan ayah tirinya, menghubungi Perpustakaan Umum Larchmont untuk memberitahukan temuannya. Pustakawan Larchmont, Caroline Cunningham, mengatakan kepada The Post bahwa Joanie mengembalikan buku tersebut pada akhir September 2023 setelah menghubungi perpustakaan pada bulan Juli 2023.

Kabar ini tentunya mengagetkan staf perpustakaan. Cunningham mengungkapkan kejutannya, bahkan sempat bertanya-tanya apakah Morgan menelepon perpustakaan yang tepat karena ada sebuah perpustakaan dengan nama yang sama di Virginia.

Namun, semuanya menjadi jelas ketika terungkap bahwa pria yang meminjam buku tersebut, Jimmie Ellis, adalah mantan penduduk desa Larchmont. "Ellis, yang memiliki kedekatan dengan perpustakaan karena rumahnya hanya berjarak dua blok, dikenal sebagai penulis dan pembaca yang rajin," ucap Cunningham.


Denda Rp78 Ribu Paling Maksimal

Ilustrasi buku, cerpen, novel (sumber: pixabay)

Surat yang dikirim oleh Morgan ke perpustakaan dan dikutip oleh Patch menjelaskan bahwa Ellis, seorang eksekutif periklanan yang meninggal pada 1978, meminta anak-anaknya untuk rajin membaca. Menurut unggahan di akun Facebook resmi perpustakaan tersebut, setiap hari buku lewat dari tanggal pengembalian, pelanggan akan dikenakan denda sebesar Rp280 perak.

Namun, ada batas atas untuk denda ini, yaitu Rp78 ribu. Jika buku tersebut belum juga kembali ke rak perpustakaan setelah 30 hari, perpustakaan akan menganggap buku tersebut sebagai 'hilang'.

Konsekuensinya, pelanggan akan dikenakan biaya yang setara dengan harga buku tersebut saat pertama kali dibeli. Akan tetapi, jika suatu saat buku tersebut dikembalikan, biaya penggantian buku akan dimaafkan dan yang dikenakan hanyalah denda maksimum sebesar Rp78 ribu tersebut.

Meskipun buku yang dikembalikan oleh Joanie Morgan tidak mencantumkan biaya keterlambatan dengan harga demikian di dalamnya, petugas perpustakaan tampak bersikap lembut. Caroline Cunningham, yang bekerja di departemen referensi, mengungkapkan bahwa buku tersebut bahkan sudah dihapus dari daftar koleksi perpustakaan Larchmont beberapa dekade yang lalu.

"Buku tersebut tidak akan beredar lagi di antara pelanggan. Sebaliknya, buku tersebut mungkin akan disimpan sebagai kenangan dari cerita unik ini," ungkap Cunningham.


Sebagai Pelajaran Penting

Ilustrasi buku. ©2022 Merdeka.com/pixabay

Satu hal yang menarik dari buku tersebut adalah adanya stempel yang menandakan waktu buku itu diperiksa masuk dan keluar perpustakaan. Ini adalah bukti dari sistem peminjaman manual yang pernah digunakan perpustakaan sebelum teknologi komputer dan digital memudahkan proses peminjaman.

Cunningham, yang ternyata juga merupakan penduduk asli Larchmont, berpendapat bahwa kejadian ini bisa dijadikan pelajaran bagi mereka yang sering terlambat mengembalikan buku. Ia mengingatkan bahwa masih ada banyak buku lain yang hilang, terutama dari daftar bacaan saat liburan musim panas para siswa.

Bicara mengenai buku, ternyata manfaat membaca buku ada banyak. Beragam studi menunjukkan anak yang suka membaca buku cenderung lebih baik dalam memecahkan masalah, dibanding anak yang tidak membaca.

Lalu, berdasarkan hasil survei terhadap 1.500 orangtua dan 500 guru di Amerika menunjukkan bahwa 91 persen anak-anak berusia 5--12 tahun yang gemar membaca lebih bahagia dibandingkan anak-anak yang tidak gemar membaca (36 persen).

Demikian pula, 92 persen yang sering membaca lebih aktif secara fisik dibandingkan mereka yang tidak (40 persen) seperti mengutip The New York Post, lapor kanal Health Liputan6.com per 30 Agustus 2023. 

 


5 Manfaat Anak Gemar Membaca Buku

Natasha Rizki bacakan buku untuk anak (Instagram/natasharizkynew)

1. Kecintaan Terhadap Cerita

Anak yang gemar membaca cenderung punya minat besar terhadap sebuah cerita. Seperti mereka punya rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu seperti 

2. Eksplor Diri Dengan Membaca

Ketika anak menemukan cerita yang menyenangkan di bukunya, maka mereka mencoba karakter seperti tokoh favorit di buku tersebut. Dengan begitu anak mencari ketertarikannya sendiri melalui buku.

3. Menambah Kosakata

Kosakata anak-anak yang rajin dibacakan buku dan membaca buku lebih tinggi dibandingkan yang tidak. 

4. Meningkatkan Imajinasi

Peneliti menunjukkan bahwa area otak anak ini menjadi aktif ketika seseorang membacakannya. Artinya, ketika anak gemar membaca dan mendengarkan cerita, membuat anak berimajinasi dengan pikirannya sendiri. Sehingga dengan berimajinasi anak menjadi terasah kreativitasnya

5. Mengenali Karakter

Anak yang membaca akan mencoba mengamati orang di sekitarnya dengan berbekal tokoh karakter-karakter dari yang mereka baca. Dengan begini anak mempunyai keterampilan sosial yang memadai berdasarkan ilmu pengetahuannya.

Berikut beberapa cara agar anak gemar membaca buku:

  • Contohkan perilakudenda membaca yang baik
  • Ajak anak membaca buku sebelum tidur
  • Ajak anak berkunjung ke perpustakaan 
  • Baca buku yang mereka suka
  • Buat pojok baca di rumah
  • Beri pemahaman kepada anak, bahwa buku adalah jendela dunia
  • Ajak anak membaca bersama teman
  • Usahakan berpergian tetap membawa buku
Buku populer di Indonesia dari masa ke masa sudah berkembang sebelum era kemerdekaan. (Dok: Liputan6.com/Trie Yasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya