Cuaca Besok Minggu 15 Oktober 2023: Awan Tebal Selimuti DKI Jakarta Pagi Hari

Sementara itu, cuaca cerah berawan mendominasi langit di ketiga kota penyangga Jakarta, pada Minggu pagi, yakni Depok, Bekasi, Bogor terkecuali Tangerang.

oleh Maria Flora diperbarui 14 Okt 2023, 10:14 WIB
Pemandangan Kota di salah satu sudut Jakarta diselimuti awan hitam dikarenakan cuaca mendung, Rabu (11/12/2019). Meski belum memasuki puncak musim hujan, BMKG mengimbau masyarakat tetap mewaspadai potensi banjir sejak masa transisi saat ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Awan tebal menyelimuti seluruh wilayah DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu, pada Minggu pagi, 15 Oktober 2023. Lewat peringatan dini cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengungkap ada potensi hujan angin yang bakal terjadi di malam hari. 

Ada pun wilayah tersebut dilaporkan BMKG terjadi disebagian wilayah Jakarta Timur. 

"Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat yang dapat terjadi di sebagian wilayah Jaktim pada malam hari," info BMKG diperingatan dini cuaca besok, Minggu.

Sementara itu, cuaca cerah berawan mendominasi langit di ketiga kota penyangga Jakarta, pada Minggu pagi, yakni Depok, Bekasi, Bogor terkecuali Tangerang. Memasuki siang hari, hujan intensitas ringan turun disebagian wilayah.

Kembali BMKG melaporkan potensi hujan lebat untuk sebagian wilayah Bogor pada siang hingga malam.

"Waspada potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang pada skala lokal dan durasi singkat pada siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kab Sukabumi, Kab dan Kota Bogor," ungkap BMKG. 

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang  Malam
 Jakarta Barat  Berawan Tebal  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat  Berawan Tebal  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan  Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Timur  Berawan Tebal  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Utara  Berawan Tebal  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu  Berawan Tebal  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
Depok Cerah Berawan Hujan Ringan Berawan
Bogor  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Tangerang  Berawan  Berawan  Berawan

Cuaca Panas Landa Jakarta, Fenomena El Nino Diprediksi Bertahan Hingga Akhir 2023

Warga beraktivitas menggunakan payung saat suhu udara mencapai 35 derajat Celcius di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) Event

Masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir ini tengah dilanda cuaca panas dan gerah. Adapun melansir dari Merdeka.com Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Jakarta cerah berawan.

Senior Forecaster BMKG Laode Nurdiansyah menyampaikan kepada wartawan pada Rabu (27/9/2023). Suhu udara maksimum di Jabodetabek terpantau mencapai suhu 36 hingga 37 derajat Celcius.

"Suhu udara maksimum di wilayah Jabodetabek terpantau mencapai 37-37 derajat Celcius. Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan normal terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti saat ini," ujarnya.

Selain itu ia juga mengungkapkan cuaca panas di Jakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari sinar matahari yang cukup optimal pada pagi hingga menjelang siang dan siang hari. Adapun faktor lainnya terkait minimnya pertumbuhan awan yang bisa mengurangi intensitas sinar matahari langsung ke bumi.

"Kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim turut memicu optimalnya pemanasan sinar matahari. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan awan dapat menghalangi sinar matahari langsung ke permukaan bumi," pungkasnya.

Saat ini para masyarakat Jakarta juga terpantau mulai menggunakan payung untuk menghindari panasnya terik matahari. Selain itu kondisi El Nino moderat dan IOD positif diprediksi terus bertahan hingga akhir tahun 2023. 


Apa Itu Fenomena El Nino?

Hasil Monitoring ENSO Dasarian II September 2023 menunjukkan indeks ENSO (+1.65), sedangkan IOD sebesar (+1.26). (merdeka.com/Imam Buhori)

Melansir laman resmi BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Fenomena El Nino tersebut terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Jika suhu muka laut terus meningkat, maka meningkat pula potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Dampaknya, curah hujan akan semakin berkurang khususnya di wilayah Indonesia.  

Sederhananya, El Nino merupakan fenomena yang memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum. Fenomena ini berpengaruh kuat terhadap iklim yang ada di Indonesia.

El Nino memberikan dampak serius terhadap kehidupan masyarakat. Dikutip dari laman jurnal "El Nino, La Nina dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Indonesia" karya Sani Safitri, El Nino adalah peristiwa penyimpangan suhu yang terjadi karena pemanasan global dan terganggunya keseimbangan iklim.

Pada saat-saat tertentu, air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur. Kemudian air laut yang panas akan menyusuri garis khatulistiwa (garis khayal yang membagi dua bumi) sampai ke pantai barat Amerika Selatan.

Bersamaan dengan itu, air laut panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah Selatan sampai pantai Per-Equador. Kemudian, terjadilah pertemuan antara air laut panas dari Indonesia dengan air laut panas dari Amerika Tengah.

Pertemuan itu mengumpulkan massa air laut panas dalam jumlah yang besar di daerah yang luas. Permukaan air laut yang panas itu kemudian menularkan panas ke udara yang berada di atasnya.

Oleh karena itu, angin yang berembus dari menuju ke Indonesia hanya membawa sedikit uap air akibat penularan panas tadi. Volume uap air hanya sedikit yang terbawa ke Indonesia maka terjadilah musim kemarau yang panjang.

Infografis Pencegahan dan Bahaya Mengintai Akibat Cuaca Panas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya