Liputan6.com, Jakarta - Google kini menghadirkan fitur terbaru yang memungkinkan pengguna untuk menghasilkan gambar secara langsung di Google Images. Disampaikan melalui Google Blog, Senin (16/10/2023), fitur ini menggunakan bantuan kecerdasan buatan (AI).
Misalnya, jika kamu mencari inspirasi untuk dekorasi meja Halloween atau ide rumah anjing yang menyeramkan, kamu dapat mengetikkannya dalam bilah pencarian dan meminta Google menghasilkan gambar berdasarkan permintaan tersebut.
Advertisement
Keistimewaan dari fitur ini adalah pengguna dapat mengaktifkan Google Lens pada gambar yang dihasilkan untuk mencari produk dunia nyata yang mirip dengan apa yang ditampilkan oleh AI Generatif ini.
Namun, perlu diingat bahwa untuk menggunakan fitur ini, pengguna harus mendaftar ke Google Labs dan memilih program SGE.
Selain itu, fitur pembuatan gambar AI baru hanya tersedia di Amerika Serikat, dalam aplikasi berbahasa Inggris, dan untuk pengguna yang berusia di atas 18 tahun.
Meskipun fitur ini menawarkan kemudahan, ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Pengguna akan diblokir untuk membuat gambar fotorealistik wajah manusia, serta gambar orang terkenal.
Google juga menerapkan sistem SynthID yang dikembangkan oleh DeepMind untuk memberikan watermark metadata yang tidak dapat dideteksi secara visual.
Watermark ini memberikan informasi tentang siapa yang membuat gambar dan kapan gambar itu dibuat.
Fitur-fitur baru ini dapat diakses melalui tab Labs di aplikasi Google di iOS dan Android, serta di desktop Chrome untuk pengguna tertentu.
Meskipun fitur ini sedang diperkenalkan hari ini, akan diperluas ke lebih banyak pengguna dalam beberapa pekan ke depan.
Inilah upaya terbaru Google untuk mengendalikan penyalahgunaan teknologi AI Generatif dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih terkendali.
Cara Google Pangkas Waktu Lampu Merah Pakai AI
Beralih dari topik sebelumnya, Google kini berinovasi dengan AI agar dapat mengurangi kendaraan berhenti di lampu merah hingga 30%, serta meminimalkan polusi di persimpangan sekitar 10%.
Proyek Green Light, yang telah menjalin kemitraan dengan 12 kota di seluruh dunia, memberikan rekomendasi waktu di sebanyak 70 persimpangan yang berbeda.
Ini ditawarkan secara cuma-cuma melalui antarmuka web kecil saat ini.
Google berpendapat bahwa perubahan dapat diimplementasikan dengan cepat, dalam waktu lima menit, dengan menggunakan sistem manajemen kota yang sudah ada.
Salah satu unsur kunci keberhasilan proyek ini adalah data.
Teknisi lalu lintas kota sebelumnya tidak memiliki akses ke data komprehensif yang Google miliki, terutama karena perusahaan memiliki banyak perangkat Android dan sistem navigasi di kendaraan yang selalu terhubung online, terus-menerus melaporkan lokasi dan data lalu lintas.
Menariknya, di Indonesia sendiri sudah menerapkan proyek green ligth ini di Jakarta. Berikut selengkapnya Liputan6.com merangkum teknologi canggih lalu lintas melansir dari berbagai sumber, Jumat (13/10/2023).
Advertisement
Kurangi Waktu Lampu Merah Gunakan AI dan Maps
Google telah membangun sistem yang menggunakan data AI dan Maps untuk membuat model untuk setiap persimpangan, sinyal, dan pola lalu lintas.
Model ini diperluas untuk mencakup persimpangan lain di wilayah yang sama, sehingga semua aspek dapat selaras dan menjaga arus lalu lintas tetap lancar.
Dengan alat ini, ribuan persimpangan dapat dianalisis dan dimodelkan secara bersamaan. Tujuannya adalah mengembangkan gambaran menyeluruh tentang lalu lintas di seluruh kota, yang dapat diuji secara virtual, dengan harapan memberikan proyek green light kepada sebanyak mungkin pengemudi.
Hal ini diharapkan akan menghemat waktu, mengurangi konsumsi bahan bakar, dan meminimalkan emisi gas rumah kaca.
"Angka-angka awal menunjukkan potensi pengurangan penghentian hingga 30% dan pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 10%. Tentu saja, dampak emisi ini terjadi di persimpangan tertentu, bukan di seluruh kota. Namun, langkah serius seperti ini berpotensi mengubah permainan,” dikutip dari Google Research.
Cara Kerja Google Pangkas Waktu Lampu Merah di Jakarta
Melansir dari NTMC Polri, sebanyak 20 persimpangan di Jakarta kini menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) pada lampu merah. Lokasinya tersebar dari Jakarta Utara hingga Selatan.
Kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Google Inc. menandatangani MoU proyek "Green Light" pada November 2022 lalu.
Menariknya, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mengadopsi teknologi ini, yang sebelumnya telah berhasil mengurangi kemacetan hingga 20% di India.
Teknisnya, Google menganalisis situasi di persimpangan padat dan memberikan masukan kepada pihak berwenang untuk mengatur ulang lampu lalu lintas.
Data dari Google digunakan untuk menentukan durasi lampu hijau yang optimal berdasarkan volume kendaraan. Lampu hijau diprioritaskan di jalur yang lebih padat, meminimalkan kemacetan.
Teknologi AI akan terus menganalisis volume lalu lintas dan merekomendasikan durasi lampu hijau yang paling efisien di masing-masing persimpangan, yang akan diimplementasikan oleh pihak berwenang.
Diharapkan teknologi ini dapat membantu mengurai kemacetan di persimpangan Jakarta.
Advertisement