Liputan6.com, Belfast - Mary Griffin asal Belfast, Irlandia Utara beserta putrinya, Sarah sangat memahami bahaya vape di kalangan anak muda. Apalagi Sarah baru-baru ini dirawat di ICU dan koma lantaran sebelumnya nge-vape.
Cerita kengerian vape, bermula dari Sarah Griffin yang bersiap-siap untuk tidur dan merasa tidak enak badan. Ia mulai batuk, tetapi sang ibu tidak menaruh curiga. Ia menganggap anaknya yang mempunyai riwayat asma itu mengalami dampak dari perubahan cuaca.
Advertisement
"Ketika besoknya saat saya sedang mengantar kakak-adiknya ke sekolah, dia menelepon dan berkata, 'Kembalilah ibu, aku tidak enak badan, aku takut'. Saya tiba di rumah, memberikan Sarah inhaler dan nebulisernya lagi dan dia tampak tenang," tutur Mary, dikutip dari situs Northern Ireland Chest Heart and Stroke, Sabtu (14/10/2023).
"Sempat saya pergi ke toko dan Sarah menelepon lagi, kali ini benar-benar kehabisan napas, hampir tidak bisa merangkai kalimat, berkata, 'Aku perlu dokter atau pergi ke rumah sakit'."
Paru-paru Terluka Parah
Suami Mary, segera membawa Sarah ke Royal Victoria Hospital. Perawat memeriksa tanda-tanda vital Sarah, dan kadar oksigennya sangat rendah. Sarah sangat panik dan ketakutan.
Ia dipasangkan oksigen dan terhubung dengan berbagai macam mesin. Ada staf medis di sekelilingnya yang memeriksanya dan mereka mengatakan bahwa harus masuk ICU karena kondisinya memburuk dengan cepat.
"Dokter menunjukkan hasil rontgen paru-paru Sarah dan menjelaskan bahwa salah satu paru-parunya terluka parah. Oleh karena itu, salah satu paru-parunya bekerja keras dan memperparah asmanya," lanjut Mary.
"Sarah juga mengalami infeksi, sehingga semuanya berdampak sangat besar pada tubuhnya, dengan sangat cepat. Ketika tiba di ICU, tim menangani Sarah selama 4,5 jam, sebelum akhirnya Sarah koma. Ada tabung, kabel, dan mesin di mana-mana, sungguh memilukan melihatnya seperti itu."
Mimpi Buruk yang Jadi Kenyataan
Melihat Sarah yang terkapar, Mary Griffin merasa tak berdaya. Itu adalah mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Sarah memiliki seorang kakak laki-laki dan dua adik laki-laki dan mencoba menjelaskan kepada mereka apa yang sedang terjadi sangatlah mengerikan.
"Mereka bertanya apakah Sarah akan meninggal? Dan saya berkata, 'Tentu saja tidak', tetapi dalam benak saya, saya merasa takut bahwa itu adalah kemungkinan yang nyata. Saya harus mencoba untuk tetap tenang, tetapi saya sudah tidak bisa berpikir jernih karena khawatir," imbuhnya.
"Saya tidak pernah berpikir hal seperti ini akan terjadi pada kami, tidak akan pernah terjadi."
Mesin untuk Bernapas
Tim medis menangani Sarah sepanjang waktu, tetapi itu adalah perjalanan yang sulit.
"Sarah menggunakan mesin untuk bernapas dan dia sangat tidak stabil. Sangat sulit bagi para dokter dan perawat jika mengatur kadar oksigennya, tekanan darahnya akan turun, atau jika mereka mengatur hal lain, salah satu tanda vitalnya akan bergerak ke arah yang salah," tutur Mary.
"Kemudian tim dokter mencoba membawa Sarah keluar dari koma dengan diinduksi. Saya harus membantu dan memegang tangan Sarah untuk mencoba menenangkannya agar para dokter dapat melakukan apa yang harus mereka lakukan. Saya sangat takut."
Advertisement
Sadar dari Koma
Akhirnya, Sarah lepas dari koma. Tim dokter mulai mencabut selang, mengurangi obat penenang, melepaskannya dari ventilator dan perlahan-lahan membawa Sarah kembali bernapas dengan normal.
Pada tahap itu, Mary Griffin berharap putrinya akan baik-baik saja, tetapi ia mempersiapkan diri bahwa mungkin akan berada di rumah sakit selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan.
"Syukurlah, hal itu tidak terjadi dan Sarah pulang ke rumah setelah beberapa hari. Dia adalah seorang pejuang dan benar-benar luar biasa dalam menjalani semuanya," ucap Mary.
Vaping Membuat Paru-paru Melemah
Setelah kondisi Sarah stabil, dokter menjelaskan kepada Mary apa yang telah terjadi dan seberapa besar risiko yang dihadapi putrinya.
Dokter menjelaskan bahwa jika Sarah tidak nge-vape, ia akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk melawan infeksi. Vaping telah membuat paru-parunya sangat lemah.
"Para dokter mengatakan, jika Sarah masuk rumah sakit lebih lambat, hasilnya akan sangat berbeda. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa saya pikirkan," kata Mary.
"Untungnya, Sarah sekarang sudah pulih di rumah, namun efek dari apa yang menimpanya akan berlangsung dalam jangka panjang. Ini merupakan pengalaman yang traumatis bagi Sarah. Baginya, berakhir di ICU adalah pengalaman yang menakutkan dan dia masih mencoba untuk memahami semuanya."