Liputan6.com, Semarang - Dalam waktu 10 tahun hutan bersertifikasi FSC meningkat dari 450.000 hektar menjadi 3 juta hektar. Di hilir, 450 industri manufaktur yang mengolah material berbasis hasil hutan yang bersertifikasi FSC.
FSC (Forest Stewardship Council) atau Dewan Pengelolaan Hutan adalah lembaga nirlaba yang fokus dalam isu pengelolaan hutan berkelanjutan.
Advertisement
Dalam 10 tahun terakhir FSC membangun jaringan kerjasama mulai dari lembaga pendidikan, perusahaan, juga media massa. FSC memperbaiki sistem sertifikasi dengan SPHN yang merupakan standar pengelolaan hutan yang mengadaptasi kondisi sosial budaya lokal.
Memperingati 10 tahun capaian, digelar FSC Sustainable Seminar dengan topik Aligning Designers and Furniture Industry To Support Green Market. Seminar dilangsungkan bertepatan dengan penyelenggaraan IFFINA Expo.
Dalam kesempatan ini, FSC memberikan penghargaan kepada beberapa organisasi yang mendukung pertumbuhan FSC selama 10 tahun melalui Penghargaan the Unsung Heroes.
PT. Tetra Pak Indonesia dan PT. IRCOMM Norton Capital mendukung program edukasi konsumen sejak 2015. Kemudian PT. Faber-Castell adalah perusahaan penghasil pensil yang menggunakan kayu dari hutan rakyat sejak 1995 sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pengelola hutan.
Ada pula PT. Karya Wahana Sentosa sejak 2019 mendistribusikan peralatan dapur kayu bersertifikasi FSC kepada retail di Indonesia sehingga makin banyak peralatan dapur dari hutan yang berkelanjutan.PT. Multi Kompetensi Solusi Bisnis juga mendapatkan penghargaan sebagai lembaga pelatihan yang telah mendorong 20 perusahaan mendapatkan sertifikasi FSC di Indonesia sejak 2021.
“Pada kesempatan ini kami ingin memberikan penghargaan kepada berberapa pemegang sertifikasi FSC dan pengguna trademark FSC yang banyak berpartisipasi dalam pertumbuhan FSC di Indonesia,” kata Indra Dewi, Manager Marketing dan Komunikasi FSC Indonesia.