Cuaca Indonesia Hari Ini Minggu 15 Oktober 2023: Sebagian Wilayah Dominan Cerah dan Cerah Berawan

BMKG memprakirakan potensi hujan petir melanda wilayah Pekanbaru malam nanti. Sementara, Kota Jambi diselimuti cuaca berasap.

oleh Maria Flora diperbarui 17 Okt 2023, 06:13 WIB
Kereta melintas saat cuaca cerah di kota Jakarta, Selasa (1/12/2020). Kota Jakarta dengan langit biru menambah keindahan hutan beton. BMKG bahwa kualitas udara Jakarta jadi baik dalam dua minggu ini, Jakarta mengalami hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan cuaca cerah dan cerah berawan bakal mendominasi sebagian kota besar di Indonesia hari ini, Minggu (15/10/2023). 

Meski mayoritas wilayah diprediksi cerah, ada sejumlah titik yang diselimuti asap, diguyur hujan ringan hingga sedang dan berpotensi diselingi petir. Hujan dengan intensitas sedang pagi ini terjadi di Kota Banda Aceh. Sementara, cuaca berasap menyelimuti wilayah Jambi hingga malam nanti.

Kota lainnya yang diselimuti asap pagi hari ini yaitu Banjarmasin, Palangkaraya, serta Palembang. 

Siang nanti, hujan diperkirakan BMKG mengguyur wilayah Serang, Banjarmasin, Samarinda dan Kota Medan hingga malam hari, Manado, Manokwari, dan Ambon. 

Beranjak malam, potensi hujan petir diprediksi BMKG melanda wilayah Pekanbaru, sementara Mamuju dan Palangkaraya terjadi hujan ringan. 

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota   Pagi  Siang  Malam
 Banda Aceh  Hujan Sedang  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Hujan Sedang  Berawan
 Bengkulu  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Yogyakarta  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat  Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Gorontalo  Cerah Berawan  Cerah  Cerah
Jambi Asap Asap Asap
Bandung Cerah Cerah Berawan Berawan
Semarang Cerah Berawan Berawan Berawan
Surabaya Cerah Cerah Cerah
Pontianak Berawan Berawan Cerah Berawan
Banjarmasin Asap Hujan Ringan Hujan Ringan
Palangkaraya Asap Asap Hujan Ringan
Samarinda Berawan Hujan Ringan Hujan Ringan
Tarakan Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Pangkal Pinang Cerah Berawan Cerah Berawan Cerah Berawan
Tanjung Pinang Cerah Berawan Berawan Cerah Berawan
Bandar Lampung Cerah Cerah Berawan Cerah
Ambon Berawan Hujan Ringan Berawan
Ternate Cerah Berawan Berawan Cerah Berawan
Mataram Cerah Berawan Berawan Berawan
Kupang Cerah Cerah Cerah
Kota Jayapura Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Manokwari Berawan Hujan Ringan Berawan
Pekanbaru Kabut Berawan Hujan Petir
Mamuju Berawan Berawan Hujan Ringan
Makassar Cerah Cerah Berawan
Kendari Cerah Cerah Berawan Cerah
Manado Cerah Hujan Ringan Cerah Berawan
Padang  Cerah Berawan Berawan Berawan Tebal
 Palembang  Asap  Asap  Cerah Berawan
 Medan  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Hujan Ringan

Cuaca Panas Landa Jakarta, Fenomena El Nino Diprediksi Bertahan Hingga Akhir 2023

Warga menggunakan payung untuk menghidari paparan sinar matahari saat jalan di kawasan Bundara Hi, Jakarta, Jumat (14/4/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir ini tengah dilanda cuaca panas dan gerah. Adapun melansir dari Merdeka.com Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Jakarta cerah berawan.

Senior Forecaster BMKG Laode Nurdiansyah menyampaikan kepada wartawan pada Rabu (27/9/2023). Suhu udara maksimum di Jabodetabek terpantau mencapai suhu 36 hingga 37 derajat Celcius.

"Suhu udara maksimum di wilayah Jabodetabek terpantau mencapai 37-37 derajat Celcius. Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan normal terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti saat ini," ujarnya.

Selain itu ia juga mengungkapkan cuaca panas di Jakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari sinar matahari yang cukup optimal pada pagi hingga menjelang siang dan siang hari. Adapun faktor lainnya terkait minimnya pertumbuhan awan yang bisa mengurangi intensitas sinar matahari langsung ke bumi.

"Kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim turut memicu optimalnya pemanasan sinar matahari. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan awan dapat menghalangi sinar matahari langsung ke permukaan bumi," pungkasnya.

Saat ini para masyarakat Jakarta juga terpantau mulai menggunakan payung untuk menghindari panasnya terik matahari. Selain itu kondisi El Nino moderat dan IOD positif diprediksi terus bertahan hingga akhir tahun 2023. 


Apa Itu Fenomena El Nino?

Pejalan kaki mengenakan payung untuk menghindari panas matahari di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (26/9/2023). (merdeka.com/Imam Buhori)

Melansir laman resmi BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Fenomena El Nino tersebut terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Jika suhu muka laut terus meningkat, maka meningkat pula potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Dampaknya, curah hujan akan semakin berkurang khususnya di wilayah Indonesia.  

Sederhananya, El Nino merupakan fenomena yang memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum. Fenomena ini berpengaruh kuat terhadap iklim yang ada di Indonesia.

El Nino memberikan dampak serius terhadap kehidupan masyarakat. Dikutip dari laman jurnal "El Nino, La Nina dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Indonesia" karya Sani Safitri, El Nino adalah peristiwa penyimpangan suhu yang terjadi karena pemanasan global dan terganggunya keseimbangan iklim.

Pada saat-saat tertentu, air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur. Kemudian air laut yang panas akan menyusuri garis khatulistiwa (garis khayal yang membagi dua bumi) sampai ke pantai barat Amerika Selatan.

Bersamaan dengan itu, air laut panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah Selatan sampai pantai Per-Equador. Kemudian, terjadilah pertemuan antara air laut panas dari Indonesia dengan air laut panas dari Amerika Tengah.

Pertemuan itu mengumpulkan massa air laut panas dalam jumlah yang besar di daerah yang luas. Permukaan air laut yang panas itu kemudian menularkan panas ke udara yang berada di atasnya.

Oleh karena itu, angin yang berembus dari menuju ke Indonesia hanya membawa sedikit uap air akibat penularan panas tadi. Volume uap air hanya sedikit yang terbawa ke Indonesia maka terjadilah musim kemarau yang panjang.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya