Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan cuaca cerah dan cerah berawan bakal mendominasi sebagian kota besar di Indonesia hari ini, Minggu (15/10/2023).
Meski mayoritas wilayah diprediksi cerah, ada sejumlah titik yang diselimuti asap, diguyur hujan ringan hingga sedang dan berpotensi diselingi petir. Hujan dengan intensitas sedang pagi ini terjadi di Kota Banda Aceh. Sementara, cuaca berasap menyelimuti wilayah Jambi hingga malam nanti.
Advertisement
Kota lainnya yang diselimuti asap pagi hari ini yaitu Banjarmasin, Palangkaraya, serta Palembang.
Siang nanti, hujan diperkirakan BMKG mengguyur wilayah Serang, Banjarmasin, Samarinda dan Kota Medan hingga malam hari, Manado, Manokwari, dan Ambon.
Beranjak malam, potensi hujan petir diprediksi BMKG melanda wilayah Pekanbaru, sementara Mamuju dan Palangkaraya terjadi hujan ringan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Banda Aceh | Hujan Sedang | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Denpasar | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Serang | Cerah Berawan | Hujan Sedang | Berawan |
Bengkulu | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Berawan |
Yogyakarta | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Jakarta Pusat | Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Gorontalo | Cerah Berawan | Cerah | Cerah |
Jambi | Asap | Asap | Asap |
Bandung | Cerah | Cerah Berawan | Berawan |
Semarang | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Surabaya | Cerah | Cerah | Cerah |
Pontianak | Berawan | Berawan | Cerah Berawan |
Banjarmasin | Asap | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Palangkaraya | Asap | Asap | Hujan Ringan |
Samarinda | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Tarakan | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Berawan |
Pangkal Pinang | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Cerah Berawan |
Tanjung Pinang | Cerah Berawan | Berawan | Cerah Berawan |
Bandar Lampung | Cerah | Cerah Berawan | Cerah |
Ambon | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Ternate | Cerah Berawan | Berawan | Cerah Berawan |
Mataram | Cerah Berawan | Berawan | Berawan |
Kupang | Cerah | Cerah | Cerah |
Kota Jayapura | Cerah Berawan | Cerah Berawan | Berawan |
Manokwari | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Pekanbaru | Kabut | Berawan | Hujan Petir |
Mamuju | Berawan | Berawan | Hujan Ringan |
Makassar | Cerah | Cerah | Berawan |
Kendari | Cerah | Cerah Berawan | Cerah |
Manado | Cerah | Hujan Ringan | Cerah Berawan |
Padang | Cerah Berawan | Berawan | Berawan Tebal |
Palembang | Asap | Asap | Cerah Berawan |
Medan | Cerah Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Cuaca Panas Landa Jakarta, Fenomena El Nino Diprediksi Bertahan Hingga Akhir 2023
Masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir ini tengah dilanda cuaca panas dan gerah. Adapun melansir dari Merdeka.com Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Jakarta cerah berawan.
Senior Forecaster BMKG Laode Nurdiansyah menyampaikan kepada wartawan pada Rabu (27/9/2023). Suhu udara maksimum di Jabodetabek terpantau mencapai suhu 36 hingga 37 derajat Celcius.
"Suhu udara maksimum di wilayah Jabodetabek terpantau mencapai 37-37 derajat Celcius. Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan normal terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti saat ini," ujarnya.
Selain itu ia juga mengungkapkan cuaca panas di Jakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari sinar matahari yang cukup optimal pada pagi hingga menjelang siang dan siang hari. Adapun faktor lainnya terkait minimnya pertumbuhan awan yang bisa mengurangi intensitas sinar matahari langsung ke bumi.
"Kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim turut memicu optimalnya pemanasan sinar matahari. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan awan dapat menghalangi sinar matahari langsung ke permukaan bumi," pungkasnya.
Saat ini para masyarakat Jakarta juga terpantau mulai menggunakan payung untuk menghindari panasnya terik matahari. Selain itu kondisi El Nino moderat dan IOD positif diprediksi terus bertahan hingga akhir tahun 2023.
Advertisement
Apa Itu Fenomena El Nino?
Melansir laman resmi BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Fenomena El Nino tersebut terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.
Jika suhu muka laut terus meningkat, maka meningkat pula potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Dampaknya, curah hujan akan semakin berkurang khususnya di wilayah Indonesia.
Sederhananya, El Nino merupakan fenomena yang memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum. Fenomena ini berpengaruh kuat terhadap iklim yang ada di Indonesia.
El Nino memberikan dampak serius terhadap kehidupan masyarakat. Dikutip dari laman jurnal "El Nino, La Nina dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Indonesia" karya Sani Safitri, El Nino adalah peristiwa penyimpangan suhu yang terjadi karena pemanasan global dan terganggunya keseimbangan iklim.
Pada saat-saat tertentu, air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur. Kemudian air laut yang panas akan menyusuri garis khatulistiwa (garis khayal yang membagi dua bumi) sampai ke pantai barat Amerika Selatan.
Bersamaan dengan itu, air laut panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah Selatan sampai pantai Per-Equador. Kemudian, terjadilah pertemuan antara air laut panas dari Indonesia dengan air laut panas dari Amerika Tengah.
Pertemuan itu mengumpulkan massa air laut panas dalam jumlah yang besar di daerah yang luas. Permukaan air laut yang panas itu kemudian menularkan panas ke udara yang berada di atasnya.
Oleh karena itu, angin yang berembus dari menuju ke Indonesia hanya membawa sedikit uap air akibat penularan panas tadi. Volume uap air hanya sedikit yang terbawa ke Indonesia maka terjadilah musim kemarau yang panjang.