McDonalds Israel Diboikot Gara-Gara Sumbang 4.000 Makanan Lebih ke Tentara Israel, Muslim Dunia Serukan Boikot McD

McDonalds Israel menghadapi seruan boikot, gara-garanya cabang makanan cepat saji di negara itu mulai memberikan makanan gratis kepada Israel Defense Forces (IDF) atau tentara Israel setelah pecahnya perang Israel vs Hamas. Seruan Muslim dunia memboikot McD mengemuka.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 15 Okt 2023, 12:36 WIB
Ilustrasi McDonald's diboikot akibat memberikan makanan kepada tentara Israel. (Image by Mateusz Śliwa from Pixabay)

Liputan6.com, Tel Aviv - McDonalds Israel menghadapi seruan boikot, gara-garanya cabang makanan cepat saji di negara itu mulai memberikan makanan gratis kepada Israel Defense Forces (IDF) atau tentara Israel setelah pecahnya perang Israel vs Hamas.

"McDonald's menyediakan makanan gratis untuk IDF, (pasukan militer Israel). Kita harus berpegang pada prinsip-prinsip kita dan mengambil tindakan yang sejalan dengan keyakinan kita. Mari kita boikot McDonalds karena mendukung perusahaan yang terlibat dalam konflik adalah hal yang salah, terutama jika menyangkut hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah," kritik salah satu pengguna X (sebelumnya Twitter) terkait aksi waralaba milik Israel itu, seperti dikutip dari News Week, Minggu (15/10/2023).

Poster kritik tersebut juga berbunyi: "Mari kita tingkatkan kesadaran dan dorong akuntabilitas dari merek-merek ini. Ingat, suara dan tindakan setiap individu dapat membuat perbedaan dalam membentuk dunia yang lebih adil."

Dalam serangkaian postingan Instagram pekan ini, McDonald's Israel mengatakan pihaknya menyumbangkan ribuan makanan gratis kepada tentara Pasukan Pertahanan Israel serta rumah sakit.

Dalam keterangan di salah satu postingan, diterjemahkan oleh Instagram, McDonald's Israel menulis, "Update bahwa kemarin kami telah menyumbangkan 4.000 makanan ke rumah sakit dan unit militer, kami bermaksud untuk menyumbangkan ribuan makanan setiap hari kepada tentara di lapangan dan di daerah wajib militer, dan ini lebih dari sekadar diskon bagi tentara yang datang ke restoran. Kami membuka 5 restoran yang buka hanya untuk tujuan ini."

 

 


Seruan Boikot McDonalds di Pakistan

Ilustrasi McDonald's diboikot akibat memberikan makanan kepada tentara Israel. (AFP/Justin Sullivan)

Di X, seorang pengguna bernama Attockonians menulis: "Pakistan yang terhormat, Ayo BOYCOTT McDonalds. Sebarkan sebanyak yang Anda bisa."

Pengguna X @NoOnesX_ menulis, "Jika McDonalds memberikan makanan gratis kepada Angkatan Pertahanan Israel dan bukan kepada mereka yang [terkena dampak] di Gaza, maka saya pikir seluruh Muslim di seluruh dunia harus memboikot McDonalds."

Dan pengguna X, Hassaan Bokhari berkata, "Boikot McDonalds! Semua gerai McDonalds di Pakistan harus diambil tindakan untuk mendukung Palestina."

Di Instagram, beberapa komentator keluar untuk mendukung McDonald's Israel. "Manusia adalah emas! Kerja bagus untuk kalian! Pekerjaan suci," tulis seseorang.

"Bagus sekali McDonald's Israel," kata yang lain seraya mendukung restoran cepat saji di Israel itu.


Perang Sejak Sabtu 7 Oktober, 2.700 Korban Jiwa di Kedua Kubu Israel-Gaza

Perang Hamas-Israel pecah pada akhir pekan lalu. Serangan Hamas dilakukan secara tidak terduga. (MAHMUD HAMS/AFP)

Pertempuran melawan Hamas dimulai setelah kelompok militan tersebut melancarkan serangan mendadak ke Israel akhir pekan lalu tepatnya Sabtu 7 Oktober. Lebih dari 2.700 korban telah dikonfirmasi di kedua sisi, menurut Associated Press.

Setelah Hamas menyerang Israel dengan rudal dan menyerang pesawat tempur Sabtu lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang "berperang". Serangan udara terus dilancarkan terhadap Jalur Gaza, dan invasi Israel ke wilayah tersebut dianggap mungkin terjadi.

Israel juga memutus pasokan makanan, bahan bakar, dan listrik ke Gaza, tempat Hamas diyakini menyandera warga Israel.

Menteri Energi Israel Israel Katz mengatakan dalam sebuah postingan yang diterjemahkan di X, "Tidak ada saklar listrik yang akan dinyalakan, tidak ada hidran air yang akan dibuka dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai para korban penculikan Israel dikembalikan ke rumah mereka. Kemanusiaan untuk kemanusiaan. Dan tidak ada seorang pun yang akan mengajarkan kami moral."


Israel Beri Waktu 6 Jam bagi Warga Utara Gaza untuk Mengungsi ke Selatan

Bola api meletus saat Israel membombardir Kota Gaza, Palestina, Senin (9/10/2023). Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza dan memutus pasokan air karena terus mengebom sasaran-sasaran di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya sebagai tanggapan atas serangan mendadak Hamas yang disamakan dengan serangan 9/11. (MOHAMMED ABED/AFP)

Adapun sebelumnya Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan batas waktu enam jam bagi warga utara Gaza untuk melarikan diri ke selatan melalui rute-rute yang telah ditentukan.

IDF mengumumkan pada Sabtu (14/10/2023), mereka akan mengizinkan warga Gaza pindah ke selatan demi keselamatan mereka melalui rute-rute tertentu di Gaza dari pukul 10.00 hingga 16.00 waktu setempat. Demikian pernyataan yang dibagikan oleh juru bicara IDF Avishay Adraee di X alias Twitter.

Tidak jelas seberapa luas pesan tersebut diterima warga setempat mengingat pemadaman listrik dan internet sebagai akibat dari blokade total Gaza.

Ketika ditanya oleh CNN bagaimana waktu enam jam ini dikomunikasikan kepada warga di Gaza, juru bicara IDF Mayor Doron Spielman mengatakan bahwa semua orang di Kota Gaza sekarang tahu persis apa yang terjadi.

"Mereka diberitahu dalam bahasa Arab, dalam berbagai bahasa di setiap platform yang tersedia, baik platform elektronik maupun non-elektronik. Semua orang di Kota Gaza tahu bahwa mereka harus melewati Wadi Gaza," ujar Spielman, seperti dilansir CNN.

Spielman mengonfirmasi bahwa IDF telah menyebarkan selebaran yang memberi informasi kepada masyarakat di Gaza tentang pengumuman IDF. Namun, seorang pejabat PBB, paramedis, dan jurnalis di lapangan yang ditanya terkait hal ini semuanya tidak mengetahui peringatan terbaru.

Di tengah evakuasi yang sedang berlangsung dari utara Gaza, Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mengaku telah menerima batas waktu yang direvisi, yaitu pukul 16.00 waktu setempat untuk memindahkan pasien dan staf dari Rumah Sakit Al-Quds di Kota Gaza. Meski demikian, mereka menegaskan bahwa mereka tidak dapat mengevakuasi rumah sakit dan rumah sakit tersebut diwajibkan berdasarkan mandat kemanusiaan untuk terus memberikan layanan kepada orang sakit dan terluka.

Sambungannya klik di sini...

Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya