Miliki Rambut yang Unik, Wanita Ini Akui Tak Temukan Sekolah Untuk Putranya

Jadi model cilik dengan rambutnya yang unik, sang ibu akui dirinya kesusahan mencari sekolah untuk putranya.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 16 Okt 2023, 07:45 WIB
Jadi model cilik dengan rambutnya yang unik, sang ibu akui dirinya kesusahan mencari sekolah untuk putranya. Sumber: IG: @faroukjames & brightside

Liputan6.com, Jakarta Setiap sekolah memiliki peraturan dan regulasi yang harus diikuti oleh siswa, dan seringkali juga oleh orang tua mereka. Terlepas dari keperluan sebenarnya, hal ini merupakan bagian integral dari kehidupan sekolah.

Namun dalam banyak kasus, peraturan-peraturan ini dapat menjadi kendala bagi siswa yang memiliki ciri-ciri atau keunikan tertentu. Contohnya adalah kisah Farouk James, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang terkenal di media sosial, karena rambutnya yang panjang dan khas.

Dia dan ibunya Bonnie, menghadapi tantangan untuk menemukan sekolah yang dapat menerima keunikannya. Perlu diketahui, bahwa banyak sekolah di Inggris memiliki peraturan ketat tentang panjang rambut siswa. 

Bagi Bonnie, ini adalah masalah yang dianggapnya tidak adil. Rambut Farouk adalah ciri alaminya, belum pernah diwarnai atau diatur sedikit pun. Bonnie percaya bahwa jika Farouk adalah seorang gadis, sekolah mungkin tidak akan menyinggung panjang rambutnya, dan ini adalah contoh nyata dari diskriminasi gender.

Berikut ini Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber, tentang kisah wanita yang sulit menemukan sekolah untuk anaknya, Senin (16/10/2023). 

 

 


Miliki Rambut Unik

Jadi model cilik dengan rambutnya yang unik, sang ibu akui dirinya kesusahan mencari sekolah untuk putranya. Sumber: IG: @faroukjames & brightside

Farouk James adalah seorang anak laki-laki berusia 11 tahun, yang dikenal di media sosial karena gaya rambutnya yang unik. Ibu dari Farouk kemudian berjuang untuk menemukan sekolah, yang menerima keunikannya.

Farouk James adalah seorang model cilik, yang telah terkenal di dunia mode sejak usianya baru 11 tahun. Dengan lebih dari 250.000 pengikut di Instagram, ia telah mencuri perhatian banyak orang dengan rambutnya yang panjang dan indah.

Namun, mencari sekolah yang cocok bagi Farouk bukanlah tugas yang mudah. Banyak sekolah di Inggris memiliki peraturan ketat, mengenai panjang rambut siswa, dan karena rambut Farouk yang panjang, sekolah sering kali menyarankan agar ia memotongnya sebelum bisa kembali ke kelas.

 


Wanita Ini Susah Mencari Sekolah untuk Putranya

Jadi model cilik dengan rambutnya yang unik, sang ibu akui dirinya kesusahan mencari sekolah untuk putranya. Sumber: IG: @faroukjames & brightside

Bagi Bonnie yaitu ibu Farouk, ini adalah sebuah masalah yang dianggapnya tidak adil. Rambut putranya adalah ciri alami yang belum pernah diwarnai atau ditata. Bonnie percaya bahwa jika Farouk adalah seorang gadis, sekolah tidak akan mempersoalkan panjang rambutnya, dan ini merupakan contoh jelas diskriminasi berdasarkan gender.

Bonnie sebelumnya telah menghadapi situasi serupa, ketika mendaftarkan kakak laki-laki Farouk di sekolah. Panjang rambutnya selalu menjadi topik diskusi, dan ia berharap bahwa kebijakan sekolah akan berubah seiring berjalannya waktu, terutama setelah putra sulungnya yang kini berusia 23 tahun dianggap memiliki rambut yang "terlalu pendek."

 


Menentang Peraturan Sekolah

Jadi model cilik dengan rambutnya yang unik, sang ibu akui dirinya kesusahan mencari sekolah untuk putranya. Sumber: IG: @faroukjames & brightside

Namun, wanita ini kemudian menemukan bahwa banyak sekolah, masih mempertahankan peraturan mengenai penampilan yang kaku dan tidak berubah. Hal ini berarti bahwa Farouk akan diharuskan memotong rambutnya jika ingin bersekolah, suatu pilihan yang sangat tidak disukai oleh Bonnie.

Sebagai respons terhadap situasi ini, Bonnie memulai kampanye viral untuk menggalang dukungan dalam upaya menciptakan perubahan. Ia mendapatkan dukungan dari orang tua lain, yang menghadapi masalah serupa.

Bonnie dan putranya berkomitmen, untuk menentang peraturan sekolah yang terasa sewenang-wenang ini, dan berusaha menciptakan perubahan yang signifikan.

Bonnie berkata, "Kami membentuk tim yang kami sebut Generasi Mane. Kami akan berjuang untuk mengubah peraturan ini, dan perjuangan ini tidak hanya terbatas pada Inggris, melainkan juga berskala global."

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya