Alterasi Indonesia Tidak Yakin Pemilu 2024 Akan Memunculkan Disintegrasi, Ini Alasannya

Direktur Atmawidya Alterasi Indonesia Titok Hariyanto mengatakan, pihaknya tidak yakin Pemilu 2024 akan menimbulkan disintegrasi bangsa. Menurutnya, disintegrasi hanya bisa terjadi oleh kekuatan solid yang terorganisir dalam memperjuangkan tuntutannya, dan itu hanya dimiliki oleh militer.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2023, 07:08 WIB
Diskusi publik "Pemilu 2024: Antara Demokrasi dan Tantangan Disintegrasi" di Adiputra Space, Sleman, Yogyakarta pada Minggu (15/10/2023). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Atmawidya Alterasi Indonesia Titok Hariyanto mengatakan, pihaknya tidak yakin Pemilu 2024 akan menimbulkan disintegrasi bangsa. Menurutnya, disintegrasi hanya bisa terjadi oleh kekuatan solid yang terorganisir dalam memperjuangkan tuntutannya, dan itu hanya dimiliki oleh militer.

Menurut Titok, semua elemen masyarakat di Indonesia setuju bahwa Pemilu merupakan momentum kontestasi lima tahunan.

“Semua sepakat menggunakan  Pemilu sebagai ruang kontestasi. Tidak ada yang menolak, semua menerima pemilu. Jadi bisa jadi tidak ada (disintegrasi),” kata Titok pada acara diskusi publik "Pemilu 2024: Antara Demokrasi dan Tantangan Disintegrasi" di Adiputra Space, Sleman, Yogyakarta pada Minggu (15/10/2023).

Terkait adanya dugaan intervensi asing yang memanfaatkan LSM-LSM lokal untuk menciptakan narasi-narasi provokatif dan propaganda politik yang memecah belah, Titok mengaku tidak khawatir akan berdampak secara signifikan terhadap Pemilu 2024.

“Saya nggak yakin LSM bisa membuat satu desain yang kemudian membuat politik kita buyar, membuat disintegrasi,” tegas Titok.

Titok mendorong agar Pemilu 2024 dipenuhi dengan partarungan ide dan gagasan. Publik, katanya, perlu memanfaatkan momentum Pemilu ini untuk mengangkat berbagai persoalan yang dialami masyarakat. Sehingga, katanya, para kontestan tidak hanya berbicara soal kalah dan menang.

“Kita perlu mempolitisasi Pemilu dengan gagasan. Caranya? Kita minta siapapun yang mau jadi pejabat publik kita tantang dengan gagasan atau persoalan yang di masyarakat. Bagaimana dia menyelesaikan pertanian yang semakin sempit, bagaimana isu pendidikan, lapangan pekerjaan. Itu yang harus dihidupkan untuk dijawab oleh calon,” ujarnya.

“Jadi tidak lagi bicara ini potensi kalah atau menang karena survei, tetapi menyodorkan masalah untuk diselesaikan,” lanjutnya.

Titok sepakat bahwa Pemilu 2024 harus berjalan secara damai dan aman dengan memunculkan ide dan gagasan secara bebas.

“Momentum pemilu ini saya mau mengajak merayakan demokrasi yaitu dengan memunculkan ide-ide perbaikan secara bebas, bukan semata-mata nyoblos bebas, tapi bagaimana problem dari bawah ini keangkat dan terkomunikasikan ke atas dan jadi inspirasi dari calon pejabat terpilih nanti dalam bentuk kebijakan,” ucapnya.


Pemilu Sarana Integrasi Bangsa

Ilustrasi Kampanye. (Freepik/Rawpixel)

Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yogyakarta Tri Mulatsih menegaskan pihaknya berkomitmen menjadikan Pemilu 2024 sebagai sarana integrasi bangsa, bukan disintegrasi.

“Pemilu 2024 ini kita sepakat bahwa ini tidak untuk perpecahan. Artinya pemilu 2024 ini kita upayakan menjadi agenda integrasi bangsa. Akan menjadi sarana integrasi bangsa. Sarana yang akan semakin memperkuat integrasi kita,” katanya.

Tri mengatakan, seberapa pun besarnya perbedaan pilihan politik, tetap harus mengutamakan persatuan. Ia mengajak anak muda untuk tidak mudah terpancing dengan provokasi atau propaganda politik yang dapat memecah belah.

“Persatuan itu adalah yang utama. Perbedaan itu sudah ada dari dulu. Jangan sampe pemilu ini jadi alat perbedaan itu semakin besar. Tetapi harus kita pahami bersama bahwa perbedaan itulah akan menyatukan kita siapapun pemimpin yang lahir pada 14 Februari 2024 nanti,” ujarnya.

Ia menegaskan pihaknya akan selalu mengedapankan integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara Pemilu.

Namun demikian, lanjutnya, kesuksesan Pemilu 2024 tidak lepas dari peran semua pihak. Ia mengajak anak muda untuk bisa berperan menetralkan suasana politik yang mengancam perpecahan.

“Kita harus bisa mewaranai pemilu ini tidak menjadi pemicu perbedaan, perpecahan tapi bagaimana sebagai generasi muda ikut mendinginkan suasana, menetralkan suasana,” imbau Tri.

Infografis Ada 204 Juta Lebih DPT di Pemilu 2024. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya