Liputan6.com, Jakarta - Tampaknya Gus Iqdam makin mendunia. Setelah sukses dalam muhibah ke Taiwan, dalam waktu dekat pemilik nama Muhammad Iqdam Kholid ini akan mengisi pengajian di Singapura.
Gus Iqdam bakal diundang jemaah nonmuslim ke Singapura untuk ngaji bersama dengan ribuan tenaga kerja Indonesia yang ada di sana.
Rencana undangan ini dilontarkan Ibu Enik, orang Indonesia yang ada di Singapura sejak 1995-an, yang kini bertempat tinggal di negara tersebut.
Bagaimana keseruan obrolan Gus Iqdam dan Bu Enik yang malam itu menghadiri sebuah acara pengajian Gus Iqdam, serta di dalamnya juga ada keharuan kisah perjuangan Bu Enik sampai sukses seperti ini yang tayang di akun TikTok @alfakirstnyel.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Gus Iqdam Sudah Terkenal di Singapura
Ternyata di Singapura nama Gus Iqdam sudah banyak yang mengenalnya, dari tayangan YouTube dan media sosial lainnya. Dari penuturan Bu Enik, karyawan-karyawannya di Singapura jika waktu libur terbiasa menonton YouTube yang menayangkan pengajian Gus Iqdam.
"Banyak sekali, so many yang mengenal Gus Iqdam di sana. Saat ini sedikitnya ada 280.000 tenaga kerja wanita di Singapura, semua kenal Gus Iqdam," ujarnya.
Bahkan dua asistennya setiap hari, bahkan saat sedang masak pun selalu menonton Gus Iqdam melalui tayangan YouTube.
"Dua asisten saya yang sudah lama ikut saya setiap hari nonton Gus Iqdam, saya juga dikasih tahu karyawan soal Gus Iqdam," ujarnya.
Dengan kisah tersebut, Gus Iqdam tergugah untuk menemui jemaahnya di Singapura tersebut. Gayung bersambut, Bu Enik yang datang bersama keluarganya itu, siap mengundang Gus Iqdam bahkan bersama tim hadrahnya, dan akomodasinya akan disiapkan Bu Enik ini.
Advertisement
Akomodasi untuk Gus Iqdam ke Singapura
"Kapan-kapan kita berangkat ke Singapura kita atur jadwalnya," kata Gus Iqdam.
Disambut dengan ceria oleh Bu enik. "Siap Gus, kita siapkan akomodasinya," ujar pengusaha yang memiliki dua putra ini.
"Oh siap, nanti kita berangkat pakai biaya sendiri saja, ning yo pantese," kaya Gus Iqdam, disambut tawa jemaah.
Perempuan Nonmuslim Ini Berikan Motivasi Penting
Dalam kesempatan tersebut Bu Enik, yang malam itu didampingi dua putra dan suaminya ini berkisah, ia beberapa hari di Indonesia. Kisah berangkatnya ke Singapura saat tahun 1995, awalnya karena kepentingan sekolah dan bekerja.
Karena berlatar belakang keluarga biasa bukan anak orang kaya, ia memiliki tekad baja, agar prestasinya bisa di atas rata-rata orang Indonesia yang sekolah di sana. Saat itu dolar Singapura jika dibandingkan dengan rupiah, satu dolar singapura Rp1.800, saat ini sudah diangka Rp11.400.
"Saya harus berhasil, lebih giat, daripada anak-anak orang kaya asal Indonesia yang sekolah di Singapura," ujarnya.
Ia bekerja, di sebuah perusahaan yang mendatangkan tenaga kerja dari Filipina, Myanmar, Indonesia dan Singapura. Lima tahun lalu ia pemegang saham terbesar dan menjadi pemilik perusahaan.
Kisah haru ia ceritakan, saat dirinya sebagai pemilik perusahaan memasang logo perusahaan jam 8 pagi waktu Singapura, jam 11 siang, ayahnya meninggal.
"Jadi saya ingin cerita, saya berfikir, saya tidak bisa membahagiakan orangtua. Tetapi, setidaknya saya berfikir positif Tuhan menginginkan ayah saya melihat saya pasang logo perusahaan. Jadi kehilangan orangtua harus tetap semangat dan tetap meneladani pesan orangtua," tandasnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement