Nilai Historis Makanan Tradisional Tiliaya yang Mempererat Hubungan Manusia

Makanan tersebut yakni kue Tiliaya. Warisan makanan tradisional ini merupakan bagian dari siklus tradisi dalam budaya masyarakat serambi madinah.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 17 Okt 2023, 04:00 WIB
Tili aya makanan khas Gorontalo (Foto: Cookpad)

Liputan6.com, Gorontalo - Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki warisan budaya dan seni tradisi lokal. Bukti dari warisan budaya tersebut masih dapat kita jumpai pada warisan makanan tradisional yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.

Makanan tersebut yakni kue Tiliaya. Warisan makanan tradisional ini merupakan bagian dari siklus tradisi dalam budaya masyarakat serambi madinah.

Tiliaya merupakan salah satu jenis makanan tradisional Gorontalo yang melegenda. Konon, keberadaan kue tersebut sudah ada sejak zaman penjajahan.

Bahkan, kue tersebut kini menjadi warisan turun-temurun di Gorontalo. Olahan kuliner ini hanya bisa dijumpai pada upacara-upacara adat, atau ritual-ritual keagamaan tertentu.

Tiliaya dikenal dengan camilan atau kue lokal khas daerah. Cara pembuatan tiliaya terbilang cukup mudah. Cukup menyediakan bahan-bahannya yaitu gula merah, telur, dan santan.

Setelah bahan lengkap, mulailah dengan mengiris tipis-tipis gula merah. Kemudian campur gula merah dengan telur dan santan sesuai porsinya, lalu aduk hingga rata.

Setelah tercampur rata, adonan kemudian kukus selama 30 menit di wadah yang panas. Setelah itu, kue tiliaya sudah bisa disajikan dengan menambahkan potongan daun pandan di atasnya.

"Tiliaya bukan bagian dari makanan pokok, namun makanan ini masuk dalam warisan budaya yang penyajiannya hanya dapat ditemui di acara atau ritual tertentu," kata Abdul Demolawa, salah satu pemangku adat Gorontalo.

Menurut Abdul, jika olahan kuliner Tiliaya sendiri banyak dijumpai ketika ada ritual dua aruwa yang artinya doa arwah. Selain di doa arwah, kue tersebut juga bisanyanya muncul pada acara besar keagamaan.

"Biasanya saat dilakukan doa arwah kue Tiliaya disajikan. Begitupun di acara keagamaan Islam," ungkapnya.


Nilai Historis

Makanan tradisional Tiliaya ada hubungannya dengan identitas daerah Gorontalo. Makanan ini telah diwariskan dari generasi ke generasi. Tiliaya sudah dianggap sebuah tradisi, karena pada awalnya makanan memiliki peran pada berbagai ritual maupun upacara adat. 

Tidak hanya sekadar untuk dikonsumsi tetapi menjadi media dalam menjalin hubungan antara manusia dengan Tuhan atau roh leluhur hingga hubungan manusia dengan alam.

"Oleh sebab itu, makanan dalam tatanan suatu masyarakat tidak hanya tentang hakikat masalah kebutuhan individu semata, tetapi memiliki peran yang berhubungan dengan masyarakat di sekitarnya," ujar Abdul.

Definisi lain dari makanan Tiliaya adalah produk yang dikonsumsi yang dikaitkan dengan perayaan dan atau musim tertentu. Sejak dahulu masyarakat Gorontalo memegang erat budaya yang menjadi kearifan lokal.

"Semisal musim panen melimpah, kue tiliaya banyak ditemui di jamuan ritual atau sesajen," imbuhnya

"Falsafah hidup yang selalu menjadi ciri khas budaya dan selalu dipegang oleh masyarakat Gorontalo adalah 'Adat Bersendikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah," ia menandaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya