Penguatan USD Bikin Rupiah Ditutup Loyo Hari Ini 16 Oktober 2023

Indeks dolar Amerika Serikat atau USD kembali menguat di awal pekan ini pada Senin, 16 Oktober 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Okt 2023, 16:14 WIB
Petugas menghitung pecahan 100 dolar AS di jasa penukaran uang, Melawai, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Nilai tukar rupiah tembus Rp15.236 per dolar AS pukul 10.41 WIB pada perdagangan Rabu (28/9/2022). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat atau USD kembali menguat di awal pekan ini pada Senin, 16 Oktober 2023.

“Indeks dolar AS turun sekitar 0,1% di perdagangan Asia pada hari Senin, dan terjadi aksi ambil untung. Namun lonjakan permintaan terhadap aset-aset safe haven, setelah perang Israel-Hamas, membuat greenback tetap mendekati level tertingginya dalam 10 bulan,” kata Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis pada Senin (16/10/2023). Para pejabat AS melihat skenario kemungkinan merambatnya konflik Israel-Hamas tidak mungkin terjadi.

Di tengah konflik, muang Israel, shekel stabil pada hari Senin setelah mencatat penurunan hampir 4 persen terhadap dolar selama dua minggu terakhir.

“Dolar AS juga terdorong oleh ekspektasi kenaikan suku bunga AS, karena data terbaru menunjukkan inflasi konsumen dan sentimen tetap kuat. Fokus minggu ini juga tertuju pada serangkaian pembicara Federal Reserve, serta data ekonomi AS lainnya,” ungkap Ibrahim.

Suku bunga AS juga diperkirakan akan tetap lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama, hal ini memungkinkan tekanan pada pasar Asia karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan yang berisiko rendah semakin menyempit.

Sedangkan di Tiongkok, serangkaian indikator ekonomi utama negara itu akan dirilis, data produk domestik bruto kuartal ketiga akan dirilis akhir pekan ini.

“Angka tersebut diperkirakan akan menunjukkan berlanjutnya pelemahan pertumbuhan ekonomi Tiongkok, karena aktivitas bisnis tetap lemah meskipun langkah-langkah anti-COVID telah dicabut pada awal tahun,” jelas Ibrahim. Selain itu, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) juga diprediksi akan memutuskan suku bunga pinjaman utama pekan ini, meskipun perubahan tampaknya tidak mungkin terjadi setelah PBOC mempertahankan suku bunga pinjaman jangka menengah tidak berubah.

Rupiah melemah pada Senin 16 Oktober 2023

Rupiah ditutup melemah 39 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 50 point dilevel 15.721 dari penutupan sebelumnya di level 15.682.

Sedangkan untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan bahwa Rupiah akan fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.710- 15.770.

 


Kinerja PMI

Teller menunjukkan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (10/7/2019). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan di perdagangan pasar spot hari ini di angka Rp 14.125. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ibrahim membahas data dari Bank Indonesia (BI) yang mengungkapkan bahwa kinerja lapangan usaha industry pengelolaan pada kuartal III 2023 meningkat.

“Bahkan, BI mengungkapkan kinerja tersebut berada pada fase ekspansi. Hal tersebut tecermin dari PMI-BI kuartal III 2023 sebesar 52,93 persen yang lebih tinggi dari 52,39 persen pada kuartal sebelumnya,” paparnya Peningkatan tersebut terjadi pada beberapa komponen pembentuk PMI-BI terutama volume produksi dan volume persediaan barang jadi.

Sementara itu, volume total pesanan juga tetap berada dalam fase ekspansi.

Ibrahim menyebut, hal ini membuktikan bahwa masalah geopolitik yang terjadin saat ini kecil berdampak terhadap kinerja lapangan usaha, industry dan pengelolaan. Berdasarkan sub lapangan usaha, peningkatan terjadi pada mayoritas sub lapangan usaha.

Sedangkan indeks tertinggi terjadi pada industri alat angkutan, industri mesin dan perlengkapan, serta industri barang galian bukan logam. Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan lapangan usaha industri pengolahan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) Bank Indonesia yang juga berada pada fase ekspansi.

Prakiraan Kinerja Industri Pengolahan di Kuartal IV 2023 Adapun kinerja lapangan usaha industri pengolahan di kuartal IV yang tecermin dari PMI-BI, diprakirakan kuat dengan indeks 52,25 persen dan masih berada pada fase ekspansi.

“Berdasarkan komponen pembentuknya, mayoritas komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, diikuti Volume Persediaan Barang Jadi dan Volume Total Pesanan,” turup Ibrahim.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya