Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menjelaskan beberapa upaya dalam mencegah hoaks isu pemilu. Mereka berharap bisa menciptakan informasi media yang positif sebagai salah satu tujuan Bawaslu.
Hal ini disampaikan Anggota Bawaslu Lolly Suhenty. Ia menyebut beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan bekerjasama dengan lembaga lain dan juga mengembangkan budaya literasi digital.
Advertisement
"Kami menggandeng Kementerian Kominfo serta BSSN di Satgas Cyber Patrol media sosial. Keterbatasan standar pemberitaan hoaks pemilu Bawaslu membuat kami harus berkolaborasi dengan Kementerian dan lembaga yang berwenang," ujar Lolly dilansir laman Bawaslu.
"Kami juga membangun komunitas digital pengawasan partisipatif yang disebut 'Jarimu Awasi Pemilu," katanya menambahkan.
Lebih lanjut, Lolly menegaskan, Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) tematik menjadi tolok ukur Bawaslu dalam memitigasi dan mencegah terjadinya hoaks pada kampanye media sosial pemilu 2024.
"IKP secara tematis membahas kampanye media sosial yang akan dilakukan Bawaslu nanti, untuk mengukur dampaknya bagaimana penyebarannya dan siapa pelakunya, hal ini akan membantu Bawaslu dalam melakukan pencegahan yang tepat sasaran," ujarnya.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement