Liputan6.com, Jakarta Frankfurt Book Fair (FBF) secara terang-terangan mendukung Israel dalam Perang Hamas dan Israel yang masih berkecamuk hingga kini. Hal tersebut diungkap oleh penyelenggara Frankfurt Book Fair yakni Frankfurter Buchmesse melalui media sosial resminya.
"Kami ingin membuat suara Yahudi dan Israel terdengar, khususnya dalam pameran buku. Teror melawan Israel melawan nilai-nilai penyelenggaraan Frankfurter Buchmesse yang kami junjung. Frankfurter Buchmesse bersolidaritas di sisi Israel," tulis Direktur Frankfurter Buchmesse, Juergen Boos.
Advertisement
Dalam pernyataan tersebut, Juergen secara tegas mengutuk perang Hamas melawan Israel. "Dan kami merasa ngeri. Pikiran kami bersama para korban, keluarga mereka, dan semua orang yang terkena dampak perang ini, orang-orang yang menderita karena perang ini," ungkapnya.
Dia melanjutkan, "Perang dan teror melawan Israel bertentangan dengan semua nilai yang dijunjung Frankfurter Buchmesse. Frankfurter Buchmesse selalu tentang kemanusiaan, fokusnya selalu pada wacana damai dan demokratis. Kemanusiaan ini sekali lagi telah dihancurkan oleh serangan terhadap Israel oleh teroris Hamas."
Usai pernyataan tegas pro-Israel dan Yahudi, Juergen Boos mengatakan konser yang bakal dibawakan oleh penyanyi Liraz dan Rita dari Israel juga tidak dapat digelar.
Pihak Frankfurt Book Fair pun membuat sejumlah program untuk menyuarakan dukungan terhadap Israel. FBF bersama perwakilan komunitas Yahudi di Jerman Meron Mendel, penulis Lizzie Doron yang tinggal di Tel Aviv dan Berlin, serta bakal menggelar acara Out of Concern for Israel yang berlangsung di Paviliun Frankfurt.
Pernyataan IKAPI dan penulis Indonesia
Terkait keberpihakan terhadap Israel tersebut, Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) ikut ambil suara. Dalam pernyataan resminya, IKAPI mengatakan bahwa "IKAPI menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada tahun ini, mengecam pembatalan pemberian penghargaan kepada penulis Palestina, serta membatalkan keikutsertaan dalam kegiatan Frankfurt Book Fair 2023, urung hadir dalam acara pembukaan, serta meniadakan sejumlah acara."
Hal ini diamini oleh para penulis Indonesia yang turut memprotes keberpihakan penyelenggara Frankfurt Book Fair terhadap Israel. Penulis Eka Kurniawan misalnya, ia meminta agar delegasi Indonesia yang bakal memajang buku-buku ke FBF agar membatalkannya.
"Saya harap delegasi Indonesia yang mau ke FBF mending batalin juga, deh" cuit sang penulis.
Novelis Okky Madasari bahkan tidak tanggung-tanggung, menyerukan untuk memboikot Frankfurt Book Fair.
"Pernyataan dan posisi yang begitu memalukan yang dibuat oleh Bucmesse (penyelenggara FBF)," tulisnya.
Sementara Intan Paramaditha, novelis Sihir Perempuan juga secara tegas menunjukkan dirinya berada di sisi Palestina.
"Saya pernah berpartisipasi dalam demonstrasi, mendukung gerakan BDS, menarik diri dari komite yang bekerja sama dengan festival yang didanai Israel, memprotes lembaga saya karena memberikan platform penelitian yang bermanfaat bagi negara Israel. Meskipun hal ini tidak ada bandingannya dengan apa yang telah dialami oleh orang-orang Palestina," tegasnya.
Advertisement
Penampakan Warga Gaza Rela Antre Demi Air Usai Akses Diblokade Israel
Badan Pengungsi PBB untuk Palestina mengatakan air kini menjadi “masalah hidup dan mati” bagi orang-orang di Jalur Gaza setelah Israel menghentikan pasokan air.
Dalam foto yang diambil oleh AFP menunjukkan warga Gaza rela antre demi mendapatkan pasokan air bersih, dikutip dari laman Al Jazeera, Senin (16/10/2023).
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan bahwa lebih dari dua juta orang kini berada dalam risiko karena kehabisan air.
"Ini sudah menjadi masalah hidup dan mati. Ini adalah suatu keharusan. Bahan bakar harus dikirim sekarang ke Gaza agar air tersedia bagi dua juta orang," kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini.
Tidak ada pasokan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza selama seminggu ini, menurut badan tersebut.
Air bersih hampir habis di Jalur Gaza karena pabrik air dan jaringan air umum berhenti berfungsi.
Setelah Turunkan Bendera Israel, Warga Muslim dan Non Muslim Sheffield Kembali Lakukan Demo di Balai Kota
Setelah peristiwa penurunan bendera Israel di Gedung Sheffield City Hall pada Selasa (10/10/2023) lalu, warga Sheffield, United Kingdom, kembali menggelar aksi protes terhadap Israel.
Kegiatan bertajuk 'Justice for the Palestinians' digelar pada hari Sabtu 14 Oktober di depan Gedung Sheffield City Hall. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sheffield Palestine Coalition Against Israeli Apartheid dan Sheffield Trade Union Council.
BACA JUGA:19 Orang Warga Prancis Tewas dalam Serangan Hamas di IsraelUndangan kegiatan ini disebar melalui sosial media, seperti whatsapp group komunitas. Acara ini sedianya dimulai pukul 12 siang waktu setempat.
Santi Rismadani, karyawan Biofarma yang saat ini sedang bermukim di Sheffield, melaporkan bahwa pelataran City Hall sudah ramai sejak pukul 10 pagi. Hal ini menunjukkan antusiasme dan solidaritas warga Sheffield terhadap Palestina.
Advertisement