Ikuti Jejak China, Kini Rusia Tangguhkan Impor Makanan Laut Jepang

Rusia menangguhkan semua impor makanan laut Jepang terkait pelepasan air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak oleh Tokyo.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Okt 2023, 09:45 WIB
Industri perikanan Jepang khawatir hal itu akan menghancurkan reputasi makanan laut negara itu, dan kelompok-kelompok di Korea Selatan dan China juga telah menyuarakan keprihatinannya.(AP Photo/Hiro Komae)

Liputan6.com, Jakarta - Kini Rusia mengikuti jejak sekutunya, China. Pada Senin (16/10) Rusia menangguhkan semua impor makanan laut Jepang terkait pelepasan air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak oleh Tokyo.

Jepang sebelumnya mengkritik tajam invasi Rusia terhadap Ukraina, sedangkan hubungan Tokyo dengan Beijing -- yang kini memperdalam hubungan dengan Moskow -- memburuk, dikutip dari laman VOA Indonesia, Selasa (16/10/2023).

Rosselkhoznadzor, badan di Rusia yang bertanggung jawab meregulasi produk-produk pertanian, mengatakan bergabung dengan langkah-langkah pembatasan sementara China terhadap impor ikan dan produk-produk makanan laut dari Jepang mulai 16 Oktober 2023" sebagai "langkah pencegahan."

Badan itu mengatakan bahwa pembatasan tersebut akan berlaku "hingga informasi lengkap yang diperlukan untuk mengukuhkan keamanan produk makanan laut … tersedia."

Pemerintah Jepang, yang menyebut larangan oleh China itu bersifat politis dan tidak ilmiah, belum mengomentari langkah Rusia.

Pada tahun 2011, tiga reaktor di fasilitas PLTN Daiichi Fukushima di Jepang Timur Laut hancur setelah gempa bumi dahsyat dan tsunami yang menewaskan sekitar 18 ribu orang.

Dua belas tahun kemudian, pada bulan Agustus, Jepang mulai melepaskan air terkontaminasi yang telah diolah dari PLTN tersebut ke Samudra Pasifik.

China menanggapinya dengan melarang semua impor makanan laut Jepang terkait pelepasan limbah itu yang dianggapnya "egois" dan "tidak bertanggung jawab", seraya menuduh Jepang memperlakukan laut seperti "saluran pembuangan."


Jepang Sebut Langkahnya Sudah Tepat

Pemandangan dari udara ini menunjukkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi di Fukushima, Jepang, Kamis (24/8/2023). Operator PLTN Fukushima Daiichi, Tokyo Electric Power Company Holdings TEPCO mulai melepaskan gelombang pertama air radioaktif yang telah diolah ke Samudera Pasifik. (Kyodo News via AP)

Jepang menegaskan bahwa kegiatan itu aman, pandangan yang didukung oleh Badan Energi Atom Internasional.

Satu tim dari badan pengawas nuklir PBB tersebut – yang mencakup seorang ilmuwan China – dijadwalkan mengambil sampel air dan ikan dari dekat lokasi itu pekan ini.

Beijing mengatakan Tokyo belum membuktikan otentisitas dan keakuratan data air limbah nuklir, serta bahwa pelepasan air limbah itu ke laut tidak berbahaya bagi lingkungan laut dan kesehatan manusia.

Sebelum larangan itu, China adalah pasar terbesar Jepang untuk ikan, dengan nilai ekspor lebih dari US$500 juta pada tahun 2022.

Pemerintah Jepang telah menjanjikan bantuan tambahan untuk sektor perikanan, sambil berupaya meningkatkan ekspor ke Eropa dan tempat-tempat lainnya.

Rusia bukan pasar yang begitu penting bagi Jepang yang mengekspor produk-produk hasil laut bernilai sekitar US$1,7 juta pada tahun 2022.

 


Jepang Didukung Amerika Serikat

Kekhawatiran warga dunia mulai terasa ketika Jepang memutuskan untuk membuang limbah nuklir ke lautan. Tokyo mengklaim bahwa itu aman dan sudah sesuai prosedur dan aturan internasional. (Kyodo News via AP)

Rusia justru mengekspor makanan laut yang lebih banyak, bernilai US$1,04 miliar, ke Jepang.

Tetapi penangguhan ini secara simbolis penting karena China dan Rusia semakin dekat tidak lama setelah perang di Ukraina.

Sekutu dekat Jepang, AS, telah mengemukakan alasan mendukung Tokyo, dengan duta besar AS untuk Jepang menyantap ikan dari Fukushima di depan umum.

Jepang melarang impor kayu dan vodka Rusia setelah invasi ke Ukraina, tetapi produk-produk kelautan dikecualikan.

Infografis Kunjungan Kenegaraan Kaisar Jepang Naruhito ke Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya