Liputan6.com, Jakarta - Sensasi perjalanan dengan mesin waktu akan dirasakan ketika Anda menginjakkan kaki di Defensa Coffee Outpost. Kedai kopi yang berlokasi di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini menawarkan pengalaman minum kopi dikelilingi barang antik dan berbagai pajangan bertema perjuangan Indonesia saat masa kolonial.
Pemilik kedai kopi, Erian Agit Setiavani menjelaskan nama kedainya diambil dari bahasa Spanyol, Defensa, yang berarti pertahanan. "Kita menamakan Defensa Coffee Outpost bukan Coffee Shop, karena kita ingin menciptakan nuansa seperti pos pertahanan ketika pengunjung datang," ungkap Erian saat ditemui Liputan6.com di Defensa Coffee Outpost, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu, 15 Oktober 2023.
Advertisement
Erian mendirikan kedai kopi itu bersama suaminya, Arie Setya Yudha. Pemilihan interior lawas itu berangkat dari hobi mengoleksi barang antik. Pasangan itu juga sangat menyukai sejarah, khususnya tentang perjuangan Indonesia.
Sebelum membuka kedai kopi, Erian dan Arie telah memiliki bisnis pengadaan barang militer dan perlengkapan taktis di Jogja, yakni PT Molay Satrya Indonesia. Mereka kemudian ingin membuka kantor cabang di Jakarta.
Saat mendapatkan tempat di Jalan Wijaya I, pasangan tersebut merasa sayang apabila ruangan yang cukup besar ini hanya digunakan sebagai kantor. Mereka pun terpikir untuk membuat kedai kopi.
Karena harga furniture kustom cukup mahal, ia menyiasati hal tersebut dengan mengakuisisi barang-barang antik yang direstorasi. "Memang barang antik dari segi kualitas tidak perlu diragukan lagi, barang yang sudah lama saja masih memiliki kualitas yang baik. Kita hanya memperbaiki bagian yang mudah untuk diperbaiki," Erian mengungkapkan.
Berbagai Pajangan dengan Tema Kolonialisme
Untuk melengkapi tema kolonial, kedai kopi ini memajang berbagai pernak-pernik senjata. Pajangan tersebut berupa seragam, senjata, ataupun pernak pernik asli dari seluruh dunia, seperti Australia, Swiss, dan daerah lainnya. Boneka yang ada di belakang bar table juga merupakan merchandise resmi dari Tentara Australia.
Senjata-senjata dan helm yang dipajang dalam kedai kopi ini berupa bayonet dari perang dunia kedua yang dimiliki oleh tentara sekutu, pedang Angkatan Laut Indonesia dari 1970an, dan senjata VOC abad ke-19.
Seluruh koleksi dikumpulkan Erian dan Arie ketika mendirikan Molay. Erian berharap pajangan itu bisa menambah pengetahuan para pengunjung kedai tentang barang-barang yang berhubungan dengan militer maupun kepolisian.
Di area utama juga dipajang sejumlah lukisan bertemakan perjuangan Indonesia. Pertama ada lukisan Tony Amboro, yaitu tokoh pendiri Polisi Air dan Udara. Lukisan ini menceritakan tentang perjalanannya ketika menempuh pendidikan di Rusia. Pelukisnya sendiri tidak diketahui, namun keaslian lukisan tersebut dapat divalidasi karena ia langsung mengakuisisi lukisan tersebut dari keluarga Tony Amboro.
"Saat kita akuisisi memang kondisinya kurang baik, sehingga kita memanggil jasa restorasi untuk memperbaiki lukisan tersebut," jelasnya.
Advertisement
Menu Favorit Defensa Coffee Outpost
Ada pula lukisan Peristiwa Hotel Yamato, yang terjadi pada 19 September 1944, atau yang pada waktu itu disebut Hotel Oranje. Karya pelukis M. Yatim itu menceritakan tentang aksi pemuda Surabaya yang merobek bendera Belanda yang semula berwarna merah, putih, dan biru, menjadi merah putih untuk menegaskan kemerdekaan Indonesia yang ketika itu belum diakui oleh Belanda.
Selain interiornya, kedai kopi ini juga menawarkan berbagai hidangan spesial yang juga menjadi favorit pengunjung. Kedai kopi ini menawarkan minuman yang berupa kopi dan non-kopi, beserta pastry.
Untuk menu minuman kopi favorit, Erian menyebutkan Defensa Latte, yaitu kopi dengan cita rasa yang mirip dengan Irish Coffee, kopi khas Irlandia. Minuman ini menggunakan esens irish cream untuk menambah cita rasa kopi khas Irlandia.
Erian mengungkapkan bahwa untuk seluruh menu kopi di kedainya menggunakan biji kopi lokal Mandailing yang ditanam di daerah Gunung Vulkanik Leuser, Sumatera Utara. Biji kopi ini memiliki cita rasa cukup kuat, namun tetap nyaman di lambung dan aman untuk pengunjung yang pencernaannya cukup sensitif.
Untuk menu non-kopi yang banyak dipesan yaitu menu Malahayati. Itu adalah lemongrass tea citrus, yang dinamai dengan nama pahlawan wanita Indonesia Malahayati. Sedangkan, menu pastry favorit adalah Bomboloni Lotus.
Lokasi dan Kapasitas Pengunjung
Ke depan, Defensa Coffee Outpost juga akan membuka Gunslinger's Hop (GSH) di lantai 2 kedai tersebut, yang merupakan resto & lounge. Kedai kopi ini juga berencana untuk membuka outlet di Yogyakarta, yang merupakan kota kelahiran bisnis pertamanya, dan juga akan menghadirkan beberapa ruangan VIP untuk pengunjung.
Defensa Coffee Outpost terdiri dari beberapa ruang, ruang utama yang merupakan ruangan non smoking cukup untuk 12 pengunjung, indoor non-smoking area 9 pengunjung, outdoor smoking area 15 pengunjung, sehingga kedai ini cukup untuk menampung sejumlah 36 orang pada keseluruhan ruangan.
Saat jam kerja, pengunjung dapat mengakses Showroom Molay di lantai 2 yang maksimal bisa diisi delapan orang. Di lantai 2 pengunjung dapat melihat berbagai koleksi barang-barang yang dijual oleh PT Molay Satrya Indonesia dan juga berbagai barang antik yang bisa langsung ditawar jika pengunjung merasa tertarik.
Defensa Coffee Outpost buka setiap dari pukul 8 pagi hingga 10 malam. Kedai kopi ini berlokasi di Jalan Wijaya I No.73, RT.10/RW.1, Petogogan, Kec. Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Advertisement