Kemenkes Konfirmasi 1 Kasus Baru Cacar Monyet atau Mpox, Pasien Asal DKI Jakarta

1 kasus baru cacar monyet di Indonesia berasal dari DKI Jakarta

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Jan 2024, 15:32 WIB
Cacar Monyet atau Monkeypox atau Mpox di Indonesia Kasusnya Bertambah Satu Lagi. Pasien Cacar Monyet Nomor Dua Asal DKI Jakarta. (Ilustrasi: brgfx/Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengonfirmasi tambahan satu kasus baru cacar monyet atau mpox. Kasus terbaru berasal dari warga asal DKI Jakarta.

"Iya, ada satu kasus di DKI Jakarta," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi kepada Health Liputan6.com pada Senin malam, 16 Oktober 2023.

Nadia belum memberi penjelasan lebih lanjut terkait tambahan kasus baru cacar monyet.

Namun, Anggota Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kemenkes RI, Chita Septiawati, mengatakan, temuan kasus cacar monyet tersebut dilaporkan pada 14 Oktober 2023.

Pasien tersebut terkonfirmasi cacar monyet setelah melakukan serangkaian tes dengan hasil positif.

Adanya tambahan satu kasus ini berarti menjadi dua kasus cacar monyet di Indonesia.

"Sehingga sampai saat ini kita mempunyai dua kasus terkonfirmasi yang kebetulan keduanya ada di Jakarta," kata Chita dalam 'Sosialisasi Kewaspadan Monkeypox' secara daring di Jakarta, Senin, 16 Oktober 2023 mengutip Antara.

Sebelum muncul laporan kasus kedua, pertama kali Indonesia mengonfirmasi pertama kali cacar monyet pada 19 Agustus 2022.

Pada kasus cacar monyet pertama di Indonesia, pasien punya riwayat bepergian ke luar negeri meski tidak disebutkan dari negara mana.

Pihak Kemenkes hanya mengungkapkan bahwa pasien tersebut bepergian ke salah satu dari 89 negara yang saat itu sudah ada kasus monkeypox.

 


Upaya DKI Jakarta Cegah Penularan Cacar Monyet

Mengingat kembali ada satu kasus terkonfirmasi cacar monyet atau mpox dari DKI Jakarta, Dinas Kesehatan setempat kembali mengingatkan para tenaga kesehatan terus mampu meningkatkan kewaspadaan dan deteksi dini. 

"Jadi kepentingan kita bersama agar kita selalu dapat melakukan penemuan kasus, deteksi dini dan kewaspadaan yang terus-menerus," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes DKI Jakarta Dwi Oktavia dalam siniar 'Sosialisasi Kewaspadaan Monkeypox' di Jakarta, Senin.

Dwi juga mengatakan bahwa penting untuk menjaga pengetahuan tenaga kesehatan, termasuk dokter untuk memiliki pengetahuan akan suatu penyakit, termasuk yang baru masuk di Indonesia seperti cacar monyet. 

"Para dokter yang pertama kali menemukan pasien tentunya harus memiliki pengetahuan agar senantiasa waspada dengan penyakit yang masih banyak ditemukan dan juga mengantisipasi penyakit baru," lanjut Dwi mengutip Antara.

 


Kemampuan Laboratorium dan SDM dalam Ambil Sampel

Dwi juga mengatakan perlu ada sosialisasi mengenai cara berkoordinasi dan berkomunikasi antarnakes agar kasus yang merupakan potensi bisa ditindaklanjuti dengan cepat. Sehingga, bisa memutus rantai penularan di masyarakat.

Tak ketinggalan dari sisi fasilitas, perlu menyiapkan dukungan logistik dan menjaga kapasitas laboratorium.

"Mulai dari kemampuan pengambilan spesimen yang benar sampai dengan distribusi spesimen atau sampel ke laboratorium terpilih. Kemudian juga perlu menjaga laboratorium pemeriksa agar bisa melakukan pemeriksaan dengan cepat dan akurat," ujarnya.


Tentang Cacar Monyet atau Mpox

Informasi tentang cacar monyet atau monkeypox (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Virus cacar monyet sudah diketahui sejak 1958. Lalu, menginfeksi manusia pertama kali pada 1970 di Kongo. Kemudian, penyakit tersebut menyebar di beberapa wilayah Afrika terutama Afrika Barat dan Tengah.

Penyakit ini sempat menjadi wabah di Amerika Serikat pada 2003 dan Nigeria di 2017. Namun, sejak awal 2022, terdapat peningkatan drastis kasus cacar monyet di dunia yang dilaporkan dari 102 negara. Di tahun tersebut, Indonesia juga melaporkan satu kasus dari DKI Jakarta.

Mengingat ada stigmatisasi pada penyakit ini, WHO kemudian mengganti penyebutan istilah monkeypox menjadi mpox pada November 2022.

"Ketika wabah cacar monyet meluas pada awal tahun ini, bahasa rasis dan menstigmatisasi muncul secara daring, di tempat lain dan di beberapa komunitas yang diamati dan dilaporkan ke WHO," tulis WHO melalui keterangan pada laman resminya, Senin, 28 November 2022.

Pemilihan nama tersebut melibatkan berbagai pakar, negara dan juga masyarakat umum. Berdasarkan disksusi didapatkan istilah mpox yang merupakan istilah pilihan untuk menggantikan monkeypox.

 


Penularan Cacar Monyet

Penyakit cacar monyet merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus yang merupakan anggota genus Orthopoxvirus dari keluarga Poxviridae.

Cacar monyet merupakan penyakit menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Namun, bisa juga menular antar manusia. Penularan pada manusia terjadi karena kontak fisik yang dekat.

"Jika seseorang dengan cacar monyet memiliki luka di kulitnya dan kulitnya bergesekan dengan kulit orang lain, itu bisa menularkan penyakitnya. Semakin dekat kontak dan semakin lama durasi kontak, semakin besar kemungkinan penularan terjadi," kata pakar dari Johns Hopkins Center for Health Security in Baltimore, Amesh A Adalja.

Saat terinfeksi, masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari. Bahkan ada juga yang bisa 5 sampai 21 hari.

Lalu, muncul gejala yang terdiri dari dua tahapan. Pertama disebut dengan gejala awal. Gejala ini berlangsung satu sampai tiga hari dengan demam tinggi di atas 38 derajat Celsius.

"Kemudian sakit kepala yang luar biasa. Nah, serupa yang terjadi seperti cacar lain, yaitu adanya pembengkakan atau pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, lalu ke badan. Dari ketiak ke selangkangan," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohamad Syahril. 

Gejala pembesaran kelenjar getah bening terjadi pada fase awal dari satu sampai tiga hari setelah terinfeksi virus cacar monyet.

Kemudian gejala berlanjut ke fase erupsi yang merupakan paling infeksius. Ditandai dengan kemunculan ruam-ruam cacar di kulit, terutama di muka yang mulai menyebar ke tangan. Namun, bakal sembuh sendiri dalam waktu 3 minggu. 

"Dibutuhkan tiga minggu sampai ruam atau lesi hilang. Dan sebenarnya (cacar monyet) bisa sembuh sendiri ya dengan ditandai rontoknya ruam-ruam atau lesi-lesi tadi. Sebagian menimbulkan bekas seperti bopeng, tapi itu bisa sembuh sendiri," kata Syahril.

 

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)
Ilustrasi anak-anak rentan terkena cacar jika berkontak dengan orang terinfeksi. (Sumber foto: unsplash.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya