Liputan6.com, Lampung - Kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung, di Kecamatan Teluk Betung Barat, Bandar Lampung sejak Jumat (13/10/2023) belum padam. Sudah seluas 5 hektare area hangus dilalap si jago merah.
Kepala Dinas Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Bandar Lampung, Anthony Irawan mengatakan bahwa luas lahan yang terbakar sudah ada sekitar 5 hektare dari 14 hektare yang ada.
"Api memang sudah tidak ada, hanya ada bara saja yang menimbulkan asap. Alhamdulillah ada perubahan positif di area TPA Bakung. Memang yang menjadi pekerjaan saat ini ya asapnya, bukan karena api. Karena bara ini berada di bawah lapisan tumpukan sampah," kata Anthony kepada wartawan, Senin (16/10/2023).
Baca Juga
Advertisement
Anthony menyampaikan, pihaknya mengalami beberapa kendala saat proses pemadaman berlangsung mulai dari akses hingga kekurangan armada alat berat atau excavator.
"Kita terkendala dengan kurangnya alat berat yang tersedia. Karena bara yang berada di lapisan sampah harus di gali terlebih dahulu oleh Excavator setelah itu disemprot oleh petugas pemadam," terang Anthony.
Rencananya pada Selasa (17/10), armada excavtor akan ditambah oleh pemerintah kota setempat, untuk menyelesaikan proses pemadaman.
"Saat ini memang di sana ada tiga excavator, namun yang membantu proses pemadaman hanya satu. Dua lainnya beroperasi untuk memindahkan sampah yang masuk ke TPA Bakung," imbuhnya.
Alat Berat Segera Ditambah
Jadi, rencananya pemerintah kota melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) setempat, akan menambahkan tiga armada alat berat.
Kemudian, selaian dari Damkarmat pihaknya juga dibantu dengan beberapa armada dari dinas dan pihak swasta terkait.
"Ada enam unit mobil pemadam kebaran yang dikerahkan, mobil suplay air dari pemadam ada tiga, dari DLH ada empat mobil suplay, dari BPD ada dua mobil suplay, Balai Kementrian PU ada dua mobil suplay, Pelindo satu mobil damkar dan satu mobil suplay, dari PDAM ada dua mobil suplay dan ada satu mobil ambulacen juga," katanya.
Kendala lain yang disampaikan Anthony bahwa ada spot api yang jauh berada di tengah tumpukan sampah sehingga tidak bisa diakses oleh mobil pemadam.
"Bahkan beberapa kali armada kita terperosok di TPA itu, meski disambung dengan selang juga tidak sampai pada ujung titik kebakaran karena cukup jauh, dengan begitu solusinya ya dibantu dengan excavator," terangnya.
Masalah kedua adalah asap yang ditimbulkan oleh sampah yang masih terbakar.
"Masalah asap ini sedikit mempengaruhi kinerja petugas pemadam saat melakukan upaya pemadaman, oleh karena itu kita butuh ambulance dan untuk personil kita minta untuk menghirup oksigen dari tenaga kesehatan, supaya tidak muncul masalah yang baru," imbuhnya.
Soal penyebab kebakaran, dia mengatakan bahwa dari pihak kepolisian nanti yang akan menyampaikan.
"Kalau itu dari pihak kepolisian, mereka juga sudah turun ke lokasi sejak dua hari yang lalu, dugaan awal sih ya karena puntung rokok yang pasti nanti dari pihak kepolisian yang menyampaikan," katanya.
Advertisement
Asap Tebal Berbau Tak Sedap
Sementara itu, warga setempat Sutikno (59), berharap proses pemadaman dipercepat, sehingga asap tebal tidak lagi menggangu.
"Udara sekitar sini tercemar sudah mulai kerasa engap, lebih-lebih kalau pagi sesak napas saya, di tambah sampah berbahaya untuk kesehatan warga sekitar sini," kata Sutikno.
Terlebih Sutikno mengatakan, saat ini musim kemarau sedang berlangsung warga mudah terserang penyakit.
"Harus segera dibenahi, apalagi ini musim kemarau, kebakaran dimana mana, kesehatan orang terancam, kebakaran lahan aja bahaya untuk kesehatan, apa lagi ini sampah yang terbakar," imbuhnya.