Marak Hoaks Jelang Pemilu 2024, Ini Ancaman Allah Bagi Pelakunya

Jelang Pemilu 2024 publik seringkali dihebohkan dengan munculnya berita hoaks. Berita hoaks merupakan berita bohong yang sengaja dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2023, 20:30 WIB
Ilustrasi hoaks

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Pemilu 2024 publik seringkali dihebohkan dengan munculnya berita hoaks. Hoaks merupakan berita bohong yang sengaja dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk maksud tertentu.

Saat ini, platform media sosial sangat efektif sebagai sarana penyebaran hoaks.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menjelaskan beberapa upaya dalam mencegah hoaks isu pemilu. Mereka berharap bisa menciptakan informasi media yang positif sebagai salah satu tujuan Bawaslu.

Bawaslu menggandeng berbagai pihak untuk menangkal hoaks dan mengembangkan budaya literasi digital.

Sejalan dengan itu, Islam sangat mengecam pelaku yang membuat dan menyebarkan hoaks. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan ancaman Allah bagi pelakunya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Berita Hoaks Produk Orang Munafik

Ilustrasi Pencegahan Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Al-Qur’an menegaskan bahwa berita hoaks atau bohong itu merupakan produk orang-orang munafik dan orang-orang yang hatinya terdapat penyakit. Tujuannya tiada lain agar niat jahat mereka tercapai. Firman Allah SWT:

 لَئِنْ لَمْ يَنْتَهِ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْمُرْجِفُونَ فِي الْمَدِينَةِ لَنُغْرِيَنَّكَ بِهِمْ ثُمَّ لَا يُجَاوِرُونَكَ فِيهَا إِلا قَلِيلا .مَلْعُونِينَ أَيْنَمَا ثُقِفُوا أُخِذُوا وَقُتِّلُوا تَقْتِيلا .

"Sesungguhnya jika tidak berhenti orang-orang munafik, orang- orang yang berpenyakit dalam hatinya dan orang-orang yang menyebarkan kabar bohong di Madinah (dari menyakitimu), niscaya Kami perintahkan kamu (untuk memerangi) mereka, kemudian mereka tidak menjadi tetanggamu (di Madinah) melainkan dalam waktu yang sebentar, dalam keadaan terlaknat. Dimana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya" (QS. al-Ahzab  : 60-61).

Oleh sebab itu, di era digital sangat mudah dan cepat sekali berita hoaks ini tersebar ditengah-tengah masyarakat, maka sebagai muslim seyogyanya jangan mudah percaya begitu saja dengan berita-berita yang tersebar, baik dari mulut ke mulut ataupun melalui platform digital.

Kita harus meneliti dengan seksama kebenaran berita yang muncul. Dalam bahasa agama, memeriksa atau meneliti berita yang datang kita kenal dengan istilah tabayyun. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu" (QS.al-Hujurat  : 6)


Ancaman Allah Bagi Pelaku dan yang Menyebarkannya

Ilustrasi Penggunaan Media Sosial Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Allah sangat mengecam perilaku ini, termasuk juga yang ikut menyebarkannya. Berikut ini ancaman Allah SWT atas pelaku yang membuat berita hoaks dan yang ikut menyebarkannya.

1.  Mendapatkan Dosa Besar

Ketika menerima atau mendengar berita bohong (hoax) dan menyebarkannya, terkadang kita menganggapnya sebagai hal yang kecil atau biasa, padahal itu di sisi Allah SWT adalah perkara besar, sebagaimana firman Allah SWT,

إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ ﴿١٥﴾

"(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga dan kamu menganggap sesuatu yang ringan saja. Padahal dia di sisi Allah adalah besar" (QS. an-Nuur  : 15).

Adapun bagi mereka yang menyebarkan berita hoax tanpa menyadari bahwa berita itu bohong, maka Allah SWT telah memperingatkan kita dalam surat al-Isra ayat 36 ,

2. Dimintai Pertanggungjawaban Di Akhirat

وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا 

”Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggunganjawabannya".

Maka dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam komunikasi verbal maupun tulisan melalui media sosial, sikap tabayyun harus senantiasa kita utamakan, sebelum mengambil kesimpulan apalagi tindakan. Dengan demikian, salah paham, perselisihan dan pertengkaran, bisa kita jauhkan dalam kehidupan, sehingga rahmat Allah senantiasa melingkupi kehidupan kita.

3. Ditimpa Azab yang Besar

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.” (QS. An-Nur [24]: 14).

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa pelaku dan yang menyebarkan berita bohong termasuk kategori orang munafik yang mendapat ancaman yang sangat berat dan besar dari Allah SWT. Kalau saja bukan karena rahmat dan karunia Allah, niscaya akan ditimpakan kepada mereka azab yang besar.

Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya