Liputan6.com, Singapura Pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) atau AI, tak cuma sebatas pada pengguna individu saja, tetapi sudah sampai ke tingkat industri atau perusahaan.
Tak sebatas penggunaan chatbot, AI generatif atau Generative AI, kini sudah sampai ke berbagai bidang lain mulai dari tugas-tugas seperti membantu virtual meeting, pembuatan konten, hingga keamanan siber.
Advertisement
"Kami percaya AI generatif punya kemampuan untuk mengurangi tugas-tugas rutin yang dilakukan orang-orang," kata Darryl McKinnon, Director, Asia Pacific, Google Workspace di kantor Google Singapura, Selasa (17/10/2023).
Menurut McKinnon, tugas-tugas rutin seperti membuat jadwal, mengatur data, menulis dokumen dari nol, bisa dikurangi hingga 60 sampai 70 persen dari waktu pekerja setiap harinya.
"Kami tidak ingin menggantikan manusia, yang kami lakukan sebenarnya adalah membantu manusia mengganti tugas-tugas rutin mereka, membuat mereka jadi lebih fokus pada pekerjaan yang kreatif atau lebih penting," ujarnya di Google Cloud Gen AI SEA Media Summit.
"Membuat jadwal itu menghabiskan banyak waktu kan? Membuat tujuan, buat catatan, tulis ulang catatan, berpikir mulai dari mana, menulis email terima kasih, semua menghabiskan waktu," pungkasnya.
Google pun mengungkapkan layanan seperti Google Workspace pun juga telah memiliki alat-alat AI generatif yang ditujukan untuk membantu industri menjalankan bisnisnya dan meningkatkan produktivitas.
Alat seperti Duet AI pun dinilai dapat mengurangi masalah semacam ini. Dirilis melalui layanan Google Workspace for Enterprise pada Agustus lalu, teknologi ini diklaim sudah dipakai satu juta pengguna.
Duet AI
Duet AI di Google Workspace sendiri dapat membantu pengguna menulis di Gmail dan Docs, melakukan proofreading, melakukan merapikan Sheets, memvisualisasikan Slides, hingga dukungan untuk Google Meet.
Di Google Meet, pengguna Duet AI dapat meningkatkan kualitas suara dan tampilan, menggunakan terjemahan langsung, hingga membuat gambar latar, yang semuanya memakai bantuan kecerdasan buatan generatif.
Selain itu, Google juga menyediakan Vertex AI, di mana developer dapat membuat model mereka sendiri dan aplikasi yang ditenagai oleh kecerdasan buatan dengan data perusahaan.
Google sendiri juga memiliki lebih dari 100 large foundation models, yang sesuai dengan fungsinya masing-masing, termasuk di antaranya merupakan model first party mereka.
Sebut saja Imagen, yang merupakan foundation model teks ke gambar, yang membuat perusahaan dapat membuat dan menyesuaikan gambar tingkat studio dalam skala besar untuk kebutuhan bisnis.
Kemudian ada Chirp, yang dapat membantu organisasi lebih terlibat secara inklusif dengan pelanggan, dalam bahasa lokal dengan teks dan bantuan suara.
Lalu yang cukup naik daun beberapa waktu lalu adalah Med-PaLM 2 untuk tenaga atau perusahaan kesehatan, serta Sec-PaLM 2 untuk keamanan siber.
Advertisement
Penerapan AI Generatif di Bidang Kesehatan
Mitesh Agarwal, Managing Director, Solutions and Technology, Asia Pacific, Google Cloud memberikan contoh sederhana bagaimana Med-PaLM 2 dapat membantu seseorang "menerjemahkan" tulisan dokter.
Di sini, Med-PaLM 2 dapat mengenalinya dengan pengenalan gambar. Menurut Agarwal, ini akan sangat membantu agar lebih tepat dan akurat dalam menentukan obat atau resep apa yang dibutuhkan pasien.
"Satu huruf kecil bisa membuat perbedaan, Anda bisa saja membuat diagnosis atau obat yang salah," kata Agarwal dalam acara yang sama. "Ingatlah akurasi sangat penting karena nyawa manusia adalah taruhannya."
Mitesh juga memastikan bahwa penerapan teknologi-teknologi Google Cloud ini juga memastikan "nol kebocoran data" atau "zero data leakage."
"Jadi model-model kami, benar-benar mutlak, tidak melatih model kami memakai data pengguna," tegasnya, di mana menurutnya, produk-produk untuk perusahaan, berbeda dan terpisah dari produk Google untuk consumer.