Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan satu kasus cacar monyet atau Mpox baru yang terdeteksi di DKI Jakarta. Temuan kasus ini merupakan kasus kedua yang terkonfirmasi di Indonesia yang sebelumnya ditemukan pada Agustus 2022.
Epidemiolog Dicky Budiman menanggapi kasus Mpox yang kembali terdeteksi di Indonesia pada Oktober 2023 ini. Menurutnya, ada jeda yang kurang lebih satu tahun setelah temuan kasus yang pertama kali.
Advertisement
"Ini bukan hal yang mengagetkan dan juga semakin menguatkan, bahwa kecenderungan penyakit Mpox ini akan jadi epidemi, bukan pandemi ya. Tapi yang akan menyebar secara silent (diam-diam) kecenderungannya," jelas Dicky kepada Health Liputan6.com pada Selasa, 17 Oktober 2023.
"Karena dengan stigma yang kuat sekali, ini memperkuat data dari gelombang yang memang 99 persen ditemukan kasus ini menyebar di kelompok pria yang memiliki perilaku berisiko tinggi, yaitu gay atau lelaki suka lelaki dan melakukan hubungan seksual."
Menyebar di Kelompok yang Tertutup
Salah satunya, pengaruh kontak fisik yang membuat para gay dan lelaki suka lelaki ini sangat berisiko.
"Untuk diketahui Mpox ini menular sejak gejala pertama muncul itu bisa berlangsung sampai 3 minggu kurang lebih," lanjut Dicky.
"Selain itu, ini harus menjadi peringatan serius, bahwa kecenderungan penyakit cacar monyet seperti ini silent, artinya, menyebar di kelompoknya memang tertutup."
Sulit Diberantas
Dicky Budiman menilai penyakti cacar monyet yang diam-diam menular dan menyebar ini menjadi sulit diberantas.
"Kecenderungannya lagi ya akan relatif sulit untuk diberantas," ucapnya.
Risiko Kelompok Masyarakat Umum Terpapar Kecil
Di sisi lain, Dicky menekankan, masyarakat tidak perlu membuat panik. Sebab, risiko untuk terpapar Mpox bagi masyarakat pada kecil sekali.
"Amat sangat kecil. Lalu, proses penularannya juga lambat ya, lambat sekali, artinya tidak mudah walaupun bagi orang yang kontak erat dekat dengan pasien penderita, tanpa proteksi ini juga mudah terpapar," tegasnya.
"Dan yang perlu juga diketahui, tanpa adanya perilaku berisiko seperti yang tadi saya sebutkan (gay dan lelaki suka lelaki), tentu ini akan menjauhkan dari risiko itu."
Advertisement
Dampak Serius bagi Orang yang Gangguan Imunitas
Penyakit cacar monyet sendiri pada umumnya bisa pulih dan angka kematian yang relatif kecil, sehingga dalam 4 minggu pasien bisa pulih.
Akan tetapi, pada kelompok yang rentan dengan gangguan imunitas, misalnya penderita HIV akan sangat berdampak serius.
"Tentunya, ini dalam konteks mitigasi pencegahan ya Pemerintahan harus juga menggunakan jalur mekanisme ataupun strategi dan relatif sama dengan pengendalian penyakit HIV, yang saat ini juga masih epidemi, menjadi penyakit yang menyebar di Indonesia pada kelompok yang kurang lebih sama," Dicky Budiman menambahkan.
Kasus Mpox Dilaporkan pada 14 Oktober 2023
Sebelumnya, Anggota Tim Kerja Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kemenkes RI Chita Septiawati, mengatakan, temuan kasus cacar monyet tersebut dilaporkan pada 14 Oktober 2023.
Pasien tersebut terkonfirmasi cacar monyet setelah melakukan serangkaian tes dengan hasil positif. Adanya tambahan satu kasus ini berarti menjadi dua kasus cacar monyet di Indonesia.
"Sehingga sampai saat ini kita mempunyai dua kasus terkonfirmasi yang kebetulan keduanya ada di Jakarta," kata Chita dalam 'Sosialisasi Kewaspadan Monkeypox' di Jakarta, Senin, 16 Oktober 2023.
Kasus Transmisi Lokal
Mpox yang terdeteksi di Jakarta kali ini merupakan transmisi lokal. Pasien tidak punya riwayat perjalanan luar negeri.
"Pasien tidak ada riwayat perjalanan luar negeri. Iya (transmisi) lokal," ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, Selasa (17/10/2023).
Saat ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih menelusuri kasus cacar monyet terhadap enam hingga tujuh orang yang menjadi kontak erat dengan pasien. Selain itu, pihak terkait juga tengah menelusuri adanya kemungkinan kasus tersebut ditularkan oleh pelaku perjalanan dalam negeri.
Advertisement