YouTube Hadirkan Animasi pada Tombol Like dan Subsrcibe, Apa Fungsinya?

YouTube hadirkan animasi untuk tombol Like dan Subscribe, content creator hanya perlu menyebutkan kata "Like" dan "Subscribe", YouTube akan menambahkan isyarat visual pada kedua tombol tersebut.

oleh Mustika Rani Hendriyanti diperbarui 21 Okt 2023, 18:00 WIB
Logo YouTube. (Doc: Google)

Liputan6.com, Jakarta - Like dan Subscribe pastinya sudah tidak asing lagi bagi para pengguna YouTube, baik content creator maupun penonton video. Dan baru-baru ini, YouTube meluncurkan perubahan baru pada dua fitur tersebut.

Diberitakan The Verge, Sabtu (21/10/2023), aplikasi streaming video ini menghadirkan animasi untuk tombol Like dan Subscribe. Cara kerja dari pembaruan ini, ketika content creator menyebutkan kata "Like" dan "Subscribe", YouTube akan menambahkan isyarat visual pada kedua tombol tersebut.

Isyarat ini tentunya untuk mengarahkan penonton konten untuk menekan tombol Like dan/atau Subscribe. Disebutkan BBC, ketika tombol tersebut ditekan, maka akan muncul "kilauan lucu" pada tombol.

Kendati demikian, hadirnya pembaruan ini memunculkan kekhawatiran akan adanya orang-orang iseng yang memanfaatkannya secara berlebihan. Misalnya, membuat video berdurasi cukup panjang hanya untuk mengatakan "Like" dan/atau "Subscribe" agar memunculkan kedua tombol tersebut dianimasikan.

Namun menurut juru bicara YouTube Allison Toh, ada beberapa batasan pada fitur tersebut untuk mencegah orang melakukan hal semacam itu.

Sebab, animasi hanya akan terpicu tiga kali per video, dan tidak akan muncul lebih dari sekali dalam jangka waktu tiga menit.

Pembaruan animasi dari YouTube ini telah ditemukan oleh beberapa pengguna sebagai bagian dari pengujian pada September 2023. Dan secara resmi diumumkan dengan fitur lain yang telah dikabarkan atau dipratinjau.

Masih belum diketahui apakah produk-produk tersebut akan disukai oleh pengguna. Adapun fitur tersebut mencakup: more animations, rotating coments, 2X playback, name that tune, dan stable volume.


YouTube Minta Pengguna Nonaktifkan Adblock dan Aplikasi Sejenis

Ilustrasi: layanan AdBlock Plus yang kontroversial (sumber: youtube.com)

Masih soal aplikasi streaming video ini, YouTube mulai mengambil tindakan terhadap pengguna yang menggunakan ekstension Adblock atau aplikasi sejenis di platform berbagi video tersebut.

Sejumlah pengguna YouTube pakai adblock dan lainnya mendapati tontonan mereka setop di awal, dilanjutkan dengan pesan pop-up bertuliskan, "Ad blockers are not allowed on YouTube."

YouTube beralasan, pelarangan adblock dan lainnya ini untuk pendukung para kreator konten dan bisa mendukung mereka dengan berlangganan YouTube Premium.

"Jika Anda memblokir iklan YouTube, Anda melanggar Persyaratan Layanan YouTube. Jika menggunakan pemblokir iklan, kami akan meminta Anda untuk mengizinkan iklan di YouTube atau mendaftar ke YouTube Premium." tulis YouTube di laman Bantuan atau Help.

"Jika Anda terus menggunakan pemblokir iklan, kami mungkin memblokir pemutaran video Anda," kata YouTube. Dengan ini, pengguna tidak bisa menonton video tersebut. Bukan akun YouTube diblokir.

Meski begitu, pengguna yang tidak ingin berlangganan YouTube Premium atau tidak menonaktifkan adblock dapat mengeklik simbol [X] di jendela kanan atas pesan pop-up tersebut.

 


Alasan Pengguna Menggunakan Adblock

Logo YouTube (Photo by Christian Wiediger on Unsplash)

Sejak kemunculan pesan pop-up ini, berbagai keluhan tentang tindakan YouTube ramai bermunculan di media sosial.

Banyak orang mengatakan, mereka menggunakan pemblokir iklan semacam Adblock untuk membatasi pelacak dan skrip penggangu privasi lainnya.

Informasi, Adblock adalah salah satu aplikasi populer dengan lebih dari 200 juta pengguna aktif.

Aplikasi ini berfungsi untuk memblokir iklan yang muncul di berbagai situs web, termasuk layanan video milik Google ini.

Dengan menggunakan Adblock, pengguna bisa menikmati konten tanpa gangguan iklan, menghabiskan kuota, atau berbahaya.

Namun, bagi YouTube, Adblock adalah musuh besar. Pasalnya, perusahaan mendapatkan sebagian besar pendapatannya dari iklan ditampilkan di unggahan video-video para kreator.

Jika pengguna memblokir iklan di YouTube tersebut, maka mereka akan kehilangan pendapatan seharusnya diperoleh dari pengiklan.


Pengguna Microsoft Edge Kena Blokir YouTube karena Menggunakan Mode Strict

Logo Baru Microsoft Edge

Di samping itu, belum lama ini, YouTube dilaporkan telah memblokir pengguna Microsoft Edge yang menggunakan pengaturan privasi online "Strict" pada browser mereka.

Di sini, pengaturan privasi online "Strict" pada peramban Edge tidak sama dengan menggunakan pemblokir iklan. Pengaturan ini pada dasarnya memblokir pelacak, yang membuat website tidak memiliki banyak informasi pengguna.

Hal ini mirip dari kampanye anti adblock Google yang memungkinkan YouTube mendeteksi pengguna yang menggunakan pemblokir iklan, dan menolak untuk menampilkan konten apapun kepada mereka.

Jadi, ketika Google gagal mendapatkan data pribadimu, YouTube tidak dapat menayangkan iklan yang ditargetkan oleh pengiklan. Karenanya, pengguna peramban Edge yang mengaktifkan fitur “Strict” akan terbaca sebagai pengguna yang diblokir.

Tetapi Google tampaknya masih mengembangkan kemampuan ini. Karena menurut laporan GizChina, dikutip Senin (16/10/2023), terdapat beberapa pengguna yang tetap bisa menonton video di YouTube meskipun menyalakan mode “Strict” di Edge mereka.

Jika kamu mengaktifkan pengaturan "Strict" di Microsoft Edge dan diblokir oleh YouTube, satu-satunya cara untuk membuka blokir adalah dengan menyesuaikan settingan.

Kamu dapat menggunakan mode "Balanced" dan menikmati video di YouTube lagi. Hal ini dikarenakan mode ini menawarkan keamanan privasi tetapi tidak sampai memblokir pelacak.

Infografis Geger Akun Penyebar Hoaks di YouTube. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya