Liputan6.com, Jakarta - Toyota Jepang akan memperpanjang penghentian produksi sebagian di Jepang menyusul terjadinya ledakan di pabrik pemasoknya. Pengumuman ini merupakan yang terbaru dari serangkaian masalah yang menyoroti masalah terkait dengan sistem manufaktur di produsen mobil terbesar di dunia tersebut.
Dilansir Nikkei Asia, Toyota telah menghentikan 10 jalur produksi di enam pabrik di Jepang tengah karena mengalami kesulitan mendapatkan pegas yang digunakan untuk suspensi dan suku cadang mobil lainnya.
Advertisement
Toyota akan menutup jalur produksi yang terkena dampak hingga dan telah memutuskan untuk menghentikan operasi di pabrik lain di wilayah tersebut selain enam pabrik, katanya. Belum diketahui kapan pabrik-pabrik tersebut akan kembali beroperasi.
Kecelakaan tersebut terjadi pada Senin 16 Oktober sore di pabrik Chuo Spring Co. di kota Toyota, prefektur Aichi. Dua pekerja pria menjadi korban dari kecelakaan ini, satu berusia 30-an dan satu lagi berusia 40-an, terluka dan satu dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, menurut Chuo Spring.
Ledakan tersebut terjadi di tungku pengeringan pabrik yang mendinginkan baja panas dan penyebab ledakan tersebut masih diselidiki, kata Chuo Spring.
Toyota dikenal dengan manufaktur just-in-time yang bertujuan untuk memproduksi mobil dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi permintaan tanpa kelebihan atau kekurangan setiap saat.
Produksi Toyota Land Cruiser dan RAV4 Terdampak
Sistem seperti ini sangat hemat biaya tetapi rentan terhadap penghentian produksi ketika keadaan darurat terjadi karena produsen mobil hanya memiliki jumlah suku cadang yang terbatas untuk dirakit pada waktu tertentu.
Toyota memiliki 14 pabrik perakitan di seluruh Jepang yang memproduksi mobil untuk pasar domestik dan luar negeri, jalur yang terkena dampak termasuk jalur yang merakit kendaraan SUV Land Cruiser dan RAV4.
Masalah ini merupakan yang terbaru dari serangkaian masalah produksi yang dialami Toyota dalam beberapa tahun terakhir, produksi di 14 pabriknya di Jepang terhenti pada bulan Maret tahun lalu setelah salah satu pemasoknya mengalami serangan siber. Produksi domestiknya berhenti lagi pada bulan Agustus tahun ini karena adanya kesalahan dalam sistem pemesanan suku cadang.
Advertisement