Liputan6.com, Jakarta Penyebaran penyakit cacar monyet atau Mpox, menurut epidemiolog Dicky Budiman, terbilang sulit dikendalikan. Hal ini dipengaruhi dengan adanya perilaku seks bebas sehingga dapat membuat kasus Mpox meningkat.
Dicky menjelaskan, karakteristik cacar monyet serupa dengan pola penyebaran penyakit HIV. Apalagi perilaku seks bebas yang juga meningkat di kalangan anak muda.
Advertisement
"Kalau kita merujuk, hampir mirip dengan pola-pola HIV dalam proses penyebarannya, sehingga sulit untuk dikendalikan, sulit untuk ditekan dan cenderung semakin meningkat seiring dengan pola perilaku seks bebas," jelasnya kepada Health Liputan6.com pada Selasa, 17 Oktober 2023.
"Atau seks berisiko yang menjadi tren di kalangan dewasa muda, anak-anak, remaja, baik kalangan perkotaan maupun di daerah."
Kasus Mpox Baru di DKI
Adanya temuan satu kasus Mpox di DKI Jakarta yang baru dilaporkan juga disorot Dicky. Ini menandakan adanya kelompok berisiko tertular penyakit ini, seperti gay dan lelaki suka lelaki.
"Ini sekali lagi membuktikan, bahwa kita memang juga tidak berbeda dengan negara pada umumnya di dunia, karena kelompok berisiko juga ada di kita," terangnya.
"Tentunya, peningkatan literasi menjadi penting, perilaku hidup bersih sehat di segala aspek menjadi sangat penting, antara lain adalah aspek perilaku seksual."
Penyebaran Transmisi Lokal
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat, kasus cacar monyet yang terdeteksi di DKI Jakarta merupakan transmisi lokal. Pasien yang bersangkutan tidak punya riwayat perjalanan luar negeri.
"Ini membuktikannya dengan transmisi lokal, karakteristik yang tadi saya sampaikan bahwa penyakit ini ya ketika kelompok berisikonya (gay dan lelaki suka lelaki) ada di situ, ya udah (bisa terinfeksi)," Dicky Budiman melanjutkan.
"Apalagi dengan stigma yang tinggi, mudah untuk menyebar. Dan termasuk yang sulit untuk dihilangkan."
Advertisement
Cek Riwayat Kontak Erat
Saat ini, Dinas Kesehatan DKI Jakarta masih menelusuri kasus cacar monyet terhadap enam hingga tujuh orang yang menjadi kontak erat dengan pasien.
Selain itu, pihak terkait juga tengah menelusuri adanya kemungkinan kasus Mpox tersebut ditularkan oleh pelaku perjalanan dalam negeri.
"Masih dicek apakah ada (penularan) dari kontak erat riwayat pelaku perjalanan dalam negeri," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi, Selasa (17/10/2023).
Pasien Masih Perawatan
Kondisi pasien cacar monyet, Nadia menuturkan, masih dalam upaya perawatan tim medis di salah satu ruma sakit di wilayah setempat.
"Pasien dirawat. Kondisinya baik, tapi memang ada demam dan lesi seperti keropeng, papula, vesikel lesi seperti cacar yang cukup banyak," ucapnya.
Penanganan Mpox Seperti Penyakit Biasa
Sebagai informasi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah tidak lagi mengkategorikan penyakit cacar monyet sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
"Jadi sudah merupakan penanganan penyakit biasa," terang Siti Nadia Tarmizi.
Kasus terbaru cacar monyet di Indonesia terdeteksi di Jakarta pada 14 Oktober 2023 telah dikonfirmasi oleh Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI.
Sebelumnya, pada 20 Agustus 2022 ditemukan kasus cacar monyet pertama di Indonesia.
Secara umum, kasus cacar monyet yang terkonfirmasi di seluruh dunia mencapai 90.618 kasus dengan angka kematian mencapai 517 kasus dari 115 negara.
Advertisement