Ditawarkan ke Arab dan Singapura, Investor Asing Kebagian 49% Saham di Bandara Kertajati

Proses negosiasi untuk penjualan Bandara Kertajati saat ini masih tertutup.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Okt 2023, 17:24 WIB
Bandara Kertajati diprediksi capai puncak keramaian ketika Tol Cisumdawu selesai dibangun. (Dok. Liputan6.com/Dyra Daniera)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menawarkan pelepasan saham Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati atau Bandara Kertajati kepada investor asing. Tak hanya memiliki saham, nantinya investor dari Arab Saudi, India hingga Singapura bisa ikut mengelola Bandara Kertajati.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, proses negosiasi untuk penjualan Bandara Kertajati saat ini masih tertutup. Namun, investor sekaligus pengelola bandara dari luar negeri tersebut nantinya bisa menguasai pemilikan saham hingga 49 persen.

"Tapi yang penting interest mereka untuk masuk tuh, boleh. Dalam syarat daripada kepemilikan, mereka bisa sampai 49 persen. Jadi AP II, Pemda nanti jadi 51 persen. Yang asing bisa sampai 49 (persen)," jelas Budi Karya Sumadi di Bandara Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Rabu (18/10/2023).

Pada kesempatan terpisah di tempat yang sama, Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin membenarkan jika investor asing nantinya bisa menguasai hampir separuh dari Bandara Kertajati.

"Artinya kemudian ruang itu masih bisa dimiliki sampai dengan 49 persen. Kalaupun itu sampai dengannya berapa lama dan pada saat seperti apa prosesnya, itu tergantung dinamika korporasi aja. Tapi mereka sudah masuk dengan entry point ngambil porsi dari sebagian dari saham portepel," terangnya.

Secara porsi, Awaluddin menjelaskan, AP II selaku badan usaha bandar udara (BUBU) saat ini memegang 25 persen pemilikan saham Bandara Kertajati. Sementara mayoritasnya dipegang oleh PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau PT BIJB.

 


Harapan ke Investor

Bandara Kertajati. (Dok. Kemenag)

Nantinya, investor asing bakal meraup porsi saham mayoritas milik PT BIJB tersebut, maksimal 49 persen. Jika skenario itu terjadi, asing akan jadi pemegang dominan, disusul BIJB dan AP II.

"Nah, konsep ini kemudian disenergikan, bagaimana BIJB yang kepemilikannya majority di Pemerintah Provinsi, kemudian berangsur-angsur untuk mengurangi porsi itu. Jadi yang dilakukan, pelepasan sebagian dari saham portepelnya, dari BIJB kepada mitra strategis tadi," imbuh Awaluddin.

Awaluddin mengutarakan, AP II nantinya akan berkolaborasi dengan investor asing yang turut bakal jadi pengelola Bandara Kertajati.

"Harapannya, karena mitra yang baru ini nanti yang kita harapkan di bawah airport operator, dia kan punya jejaring, network, capabilities, termasuk sumber daya keuangan dan lain sebagainya. Sehingga porsi AP II juga tidak sendiri," tuturnya.

"Kalau sendiri kan risikonya sendiri, bebannya sendiri. Sehingga ada sharing risiko, sharing benefit, dan juga sharing terhadap pengelolaan operasi bandaranya," pungkas Awaluddin.

Infografis Bandara Kertajati (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya