Intip Perkembangan Proyek Salak Binary Milik Barito Renewables Energy

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menyebutkan, Proyek Salak Binary dengan penambahan kapasitas sebesar 15 MW (gross) sudah mencapai milestone penting.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 18 Okt 2023, 18:03 WIB
PT Barito Renewables Energy Tbk melalui anak usahanya, Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR) berkomitmen untuk mengembangkan usaha yakni Proyek Salak Binary. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) melalui anak usahanya, Star Energy Group Holdings Pte Ltd (STAR) berkomitmen untuk mengembangkan usaha yakni Proyek Salak Binary.

Mengutip keterbukaan informasi, dikutip Rabu (18/10/2023), Perseroan menargetkan commercial operation date pada akhir 2023. 

Direktur dan Corporate Secretary Barito Renewables Energy Merly menuturkan, Proyek Salak Binary dengan penambahan kapasitas sebesar 15MW (gross) sudah mencapai milestone penting yaitu mechanical completion pada 3 Oktober 2023 dengan total kemajuan mencapai 95,26 persen. 

"Tahap penyelesalan berikutnya untuk mencapai COD adalah koneksi ke jaringan dan Komisioning yang ditargetkan di sekitar akhir tahun 2023," kata dia dalam keterbukaan informasi.

Menurut ia, terdapat penambahan kapasitas atas unit pembangkit yang sudah beroperasi saat ini dengan melakukan proyek retrofit menggunakan teknologi mutakhir dan menambah kapasitas peralatan penunjang. 

"Saat ini STAR telah memulai proyek retrofit di lapangan Salak yang akan menambah kapasitas sebesar 7,2MW dan direncanakan akan mulai beroperasi di akhir tahun 2025," imbuhnya. 

Perseroan melalui STAR tetap berkomitmen untukmelakukan eksplorasi panas bumi di dua area di Indonesia yaitu, di Hamiding (Maluku Utara) dan Sekincau Selatan (Lampung). Saat ini, STAR sedang melakukan Penugasan Survei Pendahuluan dan Esplorasi Panas Bumi (PSPE) di dua area esplorasi tersebut.

Selain itu, Barito Renewables Energy melalui STAR juga tetap aktif mencari prospek pengembangan usaha melalui akuisisi atas perusahaan energi baru dan terbarukan baik di dalam negeri dan di luar negeri.

 

 


Harga Terus Meroket, Apakah Saham BREN Masih Layak Dibeli?

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya diberitakan, saham emiten pendatang baru, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) terus mengalami lonjakan harga hari demi hari semenjak resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober 2023. 

Pada penutupan perdagangan Selasa, 17 Oktober 2023, saham BREN berada di level Rp 3.430 per saham dan sudah memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 458,89 triliun. Berkaca pada posisi harga terkini, bagaimana prospek saham BREN pada sisa tahun ini?

Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM menuturkan, valuasi BREN saat ini sudah tergolong premium dibandingkan dengan emiten pengembang panas bumi lainnya yang juga baru menggelar public offering (IPO) yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). 

Meski begitu, secara umum BREN memiliki prospek bisnis yang menjanjikan mengingat kebutuhan pembangkit berbasis energi terbarukan bakal terus meningkat pada masa depan.

"Industri energi terbarukan punya prospek positif ke depannya seiring dengan pengurangan energi fosil dan emisi karbon," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (18/10/2023).

Lantaran BREN bergerak di bidang panas bumi, penjualan listrik dan uap panas bumi serta pendapatan sewa pembangkit akan menjadi andalan bagi emiten tersebut dalam menggenjot kinerja keuangannya.

Kendati demikian, para investor tetap harus hati-hati ketika hendak berinvestasi saham BREN di tengah tren lonjakan harga saham emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu tersebut. 

"Mungkin strategi menunggu diskon atau koreksi bisa menjadi pilihan untuk investor," ujar dia.

Senada, Pengamat Pasar Modal Desmond Wira menilai, valuasi saham BREN kini sudah terlalu mahal. Alhasil, investor mesti mewaspadai potensi koreksi harga saham BREN yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

"Sebab, investor yang sudah punya saham BREN bisa saja melakukan profit taking," ujar dia.


Selain Geothermal, Barito Renewables Energy Ingin Kembangkan Teknologi Terbarukan Usai IPO

Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Pada hari ini, IHSG melemah pada penutupan sesi pertama menyusul perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya diberitakan, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) resmi mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini menandai momentum penting dalam perjalanan perusahaan untuk mendukung masa depan energi hijau dan berkelanjutan Indonesia.

CEO Barito Renewables Hendra Soetjipto Tan mengatakan, IPO Barito Renewables akan membawa BREN tidak hanya terbatas pada industri geothermal tetapi juga menuju ke teknologi terbarukan lainnya, dengan didukung oleh keunggulan operasional yang kuat. 

Ia juga berharap BREN akan menarik mitra, investor, dan bakat baru dalam upaya perusahaan untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah dan bersih.

"BREN sangat bangga bisa turut berpartisipasi dalam menyediakan solusi energi bersih dan baru terbarukan di Indonesia. Semoga hasil kerja kami ini bisa membuat langit dan udara di Indonesia ini khususnya Kota Jakarta bisa segera bebas dari polusi dan menjadi biru kembali," ujar dia dalam konferensi pers, Senin (9/10/2023).

Tak hanya itu, Barito Renewables Energy juga mengucapkan terima kasih kepada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang selama ini telah menjadi mitra penting bagi BREN dalam mengantarkan energi bersih untuk Indonesia.

"Tidak lupa kami ucap banyak terima kasih atas dukungan dari seluruh pemangku kepentingan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Atas dukungannya hingga terlaksananya IPO ini,” kata dia


Pemain Utama Energi Baru Terbarukan

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebagai salah satu pemain utama energi terbarukan di Indonesia, IPO BREN akan menetapkan patokan baru untuk valuasi perusahaan energi terbarukan dan harapannya akan mendorong lebih banyak perusahaan energi terbarukan untuk mencatatkan diri di pasar modal Indonesia. BREN bangga menjadi pelopor dalam menyediakan solusi energi bersih dan terbarukan yang sejalan dengan tujuan keberlanjutan global.

Sementara itu, CEO Barito Pacific dan Komisaris Utama Barito Renewables Agus Salim Pangestu mengatakan, pihaknya bangga mengumumkan Barito Renewables sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini menegaskan komitmen perusahaan yang teguh untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam upayanya menuju transisi energi yang berkelanjutan. 

"Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada mitra dan investor berharga kami atas kepercayaan mereka kepada kami dan tekad kuat kami untuk mencapai tujuan nol emisi," ujar dia.

Sebagai informasi, Barito Renewables menawarkan 4.015.000.000 saham dengan harga Rp 780 per saham, berhasil mengumpulkan total Rp 3,13 triliun dengan oversubscription sebesar 135,2 kali.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya