Liputan6.com, Pasti - Petani di wilayah lereng Pegunungan Kendeng, terutama yang berada di Kabupaten Pati, dikenal selalu menggelar sedekah Bumi minimal setahun sekali. Itu bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen dan berharap lahan yang mereka garap selalu memberikan hasil panen melimpah.
Bahkan dalam kondisi sesulit apa pun, para petani Kendeng selalu menyisihkan rezeki mereka untuk menggelar sedekah Bumi. Sutrisno, salah satu petani di Desa Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati menegaskan sedekah Bumi selalu digelar minimal sekali dalam setahun.
Advertisement
"Sedekah bumi selalu ada meski hanya sesederhana mungkin," kata Sutrisno.
Meski sudah menggelar sedekah Bumi, petani di lereng Pegunungan Kendeng terkadang juga masih ketiban apes. Seperti pada 2022 lalu, sebagian petani gagal panen karena adanya serangan hama tikus.
"Tahun kemarin ada tikus bergerombol menyerang tanaman jagung. Jagung yang sudah mau dibeli orang bahkan tidak jadi dipanen karena sudah habis dimakan tikus," ungkap Sutrisno.
Mistis?
Sutrisno menduga tikus yang menyerang lahan petani di lereng Pegunungan Kendeng itu berkaitan dengan hal mistis. Sebagian petani menganggap jumlah tikus menyerang sangat tidak wajar.
“Kemungkinan mistis ya, ini tikusnya enggak takut manusia. Satu petak habis semalam. Tinggal janggel [tongkol jagung] tok. Tikus-tikus itu kayak migrasi. Terlalu banyak," papar Sutrisno.
Pria 36 tahun tersebut menduga tikus-tikus itu adalah serangan dari alam gaib karena ia dan para petani di lereng Pegunungan Kendeng tak mengetahui asal dan tujuan perginya para tikus setelah menghabisi jagung.
Terlepas dari kejadian tersebut, para petani tetap menggelar sedekah Bumi setiap tahunnya. Selain untuk berharap dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar hasil panen melimpah, sedekah Bumi juga merupakan wujud rasa syukur para petani di lereng Pegunungan Kendeng.
Advertisement